131
A. KURIKULUM
Kurikulum bagaikan paru-paru pendidikan, kalau baik paru-parunya baik pulalah tubuhnya. Kurikulum pendidikan di masa depan harus kurikulum yang
er ajah I do esia. Kurikulu ya g erakar udaya a gsa. Na u kurikulu yang berakar pada budaya bangsa tidak berarti bahwa kurikulum harus bersifat
eksklusif. Hal ini bertentangan dengan realitas globalisasi. Oleh karena itu, kurikulum yang berakar pada budaya bangsa harus pula memahami globalisasi
yang dapat dikaji berdasarakan perspektif kurikuler dan perspektif reformasi. Pembaharuan kurikulum pendidikan nasional harus didasarkan pada paradigma
peranan pendidikan dalam pembangunan nasional yang tepat, sesuai dengan realitas masyarakat dan kultur bangsa sendiri. Penyelenggaraan pendidikan di
masa depanl harus semakin lebih mementingkan aspek moral atau karakter. Penekanan terhadap moral dipandang perlu karena dengan sikap kreatif dan
profesional saja bangsa ini akan hancur, hal ini dapat dilihat pada keterpurukan moral para wakil rakyat yang korupsi sampai trilyunan rupiah.
B. PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Pemerintah harus menggratiskan biaya pendidikan di semua jenjang pendidikan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pemenuhan segala
keperluan sarana dan prasarana yang menunjang terhadap keberlangsungan proses pendidikan. Menurut McKinsey Global Institute USA mengatakan,
Indonesia berpotensi menjadi negara maju pada 2030 Kompas.Com, 13112012. Sebelumnya, masih menurut McKinsey Global Institute 2012,
lembaga ini memproyeksikan Indonesia akan menjadi kekuatan nomor 7 di dunia pada tahun 2025 Detik.com, 26082013. Pemerintah melalui pihak terkait
harus lebih tegas dalam menangani terhadap penyimpangan-penyimpangan yang ada, terutama terhadap pembiayaan pendidikan dan proses pendidikan
baik mulai dari perencanaan, kegiatan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjutnya. Walaupun, sekarang anggaran pendidikan sudah 20 lebih tetapi
132
penggunaannya belum efektif dan efisien. Banyak ditemukan berbagai kebocoran diberbagai lini.
C. PENDIDIK