31
Tuhan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan keberhasilan
dalam menghadapi ujian sekolah adalah siswa itu sendiri.
Apabila seorang
siswa dapat
mempersiapkan dirinya
dengan baik
dalam menghadapi ujian sekolah, maka hasil yang akan
diperoleh juga baik.
2.3.4 Faktor-faktor yang Mendukung Prestasi Belajar Siswa
Syah 2008:132-139 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1 Faktor Internal faktor yang ada dalam diri
siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. 2 Faktor Eksternal faktor dari luar siswa,
yakni kondisi lingkungan yang ada di sekitar siswa. 3 Faktor Pendekatan Belajar approach to
learning, yakni
strategi dan
metode yang
digunakan siswa ysng merupsksn upaya belajar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
Menurut Purwanto
2006:112, faktor - faktor yang menyebabkan prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua
factor: 1 Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, yang
termasuk faktor individual antara lain: faktor kecerdasan, motivasi, kematanganpertumbuhan, ,
latihan, dan faktor pribadi. 2 Faktor di luar individu yang disebut faktor sosial, yang termasuk
faktor sosial adalah keluarga, guru dan metode
32
mengajarnya, alat peraga, lingkungan belajar dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi s.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui
bahwa faktor-
faktor yang
dapat menyebabkan prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: 1 Faktor internal, yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa itu sendiri yang
dapat berupa kemandirian belajar, motivasi, bakat, minat belajar, kebiasaan belajar, kepandaian,
kesehatan, sikap, dan faktor pribadi lainnya. 2 Faktor eksternal, yaitu faktor di luar diri siswa itu
sendiri. Faktor ini dapat berupa sarana dan prasarana, lingkungan belajar siswa, metode
pembelajaran, guru, media pembelajaran, sumber belajar dan lain - lainnya. Pada faktor internal,
minat belajar siswa mempunyai peran yang sangat penting. Karena dengan memiliki minat belajar,
seorang siswa akan tumbuh motivasi belajarnya, sehingga kemandirian belajarnya akan muncul
pada dirinya. Menurut Belly 2006:4, Minat adalah suatu
keinginan yang muncul setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan
dengan kebutuhannya. Sedangkan belajar Menurut Slavin dalam Anni, 2014 merupakan proses
kemampuan yang berasal dari pengalaman. Dari teori tersebut dapat dijelaskan bahwa minat
belajar adalah keinginan untuk memperoleh kemampuan setelah melalui rangkaian tahapan
pengalaman melihat,
mengamati, dan
membandingkan. Minat belajar pada diri siswa
33
perlu ditumbuhkan. Karena dengan adanya minat belajar, seorang siswa dapat tumbuh motivasi,
kemandirian belajar,
kebiasaan belajar
dan perubahan sikap yang mendukung ke arah prestasi
belajar yang lebih baik. Menurut Mujiman 2007:1, kemandirian
belajar adalah sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang
didorong oleh keinginan untuk menguasai sesuatu kemampuan yang telah dimiliki. Ahmadi 2004
menyatakan kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri pada orang
lain. Sedangkan Tirtaraharja 2005 berpendapat kemandirian
belajar adalah
aktivitas yang
berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab
dari diri pembelajar. Menurut teori tersebut, dapat dipahami bahwa kemandirian belajar adalah
kegiatan belajar siswa yang didorong atas kemauan sendiri untuk dapat menguasai kompetensi yang
sedang dipelajari. Semakin kuat kemauan belajar seorang siswa maka hasil prestasi belajarnya akan
maksimal. Sartain
dalam Purwanto,
2006:28 berpendapat bahwa lingkungan meliputi semua
kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara- cara
tertentu menyebabkan
tingkah laku,
pertumbuhan dan
perkembangan. Menurut
Dalyono 2005:129 lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar
individu baik yang bersifat fisiologis, psikologis,
34
maupun bersifat sosio-kultural. Patty dalam Baharuddin,
2007:68 menyatakan
bahwa lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi
individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan
bermain, dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-
perasaan yang
dialami, cita-cita,
persoalan- persoalan
yang dihadapi
dan sebagainya.
Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar
adalah Semua yang ada di sekitar siswa yang menyebabkan keberhasilan siswa dalam menguasai
kompetensi yang sedang dipelajari. Lingkungan belajar yang kondusif akan membuat suasana
belajar yang menyenangkan dan harapana dari ini adalah pencapaian hasil prestasi belajar juga akan
maksimal.
2.4 Diagram Fishbone