Tugas - Tugas Perkembangan Remaja

58

E. Kerangka Berfikir

Self esteem merupakan sebuah penilaian seseorang terhadap dirinya yang mempengaruhi citra diri ideal yang diinginkan. Setiap individu menginginkan untuk dihargai, dihormati, dan diakui keberadaannya sebagai manusia. Individu yang memiliki self esteem yang positif merasa nyaman dengan keadaan dirinya, sebaliknya individu yang memiliki self esteem negatif akan merasa tidak nyaman dengan dirinya dan pandangan orang lain terhadap dirinya, dalam hal ini seseorang rela melakukan apa saja asalkan individu tersebut merasa dihormati dan diakui keberadaanya oleh lingkungannya. Self esteem yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Misalnya seorang remaja yang memiliki self esteem yang cukup positif, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan. Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki self esteem yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan self esteem yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal- hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran- 59 pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki self esteem negatif inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan berharga, mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang seolah-olah, membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul membeli hal-hal yang tidak perlu dan berlebihan sehingga dalam pandangan remaja tersebut, setelah dia membeli barang-barang yang dianggapnya mewah dan jarang orang yang mampu membeli, maka remaja tersebut berkeyakinan diakui dan diperhatikan oleh teman- temannya. Menurut Tambunan 2001 perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak sehat. Mulai dari pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan etika.