tahun 1986 sampai tahun 1990 dan yang kedua pada masa KH Naf’an yaitu pada tahun 2008 dan yang terakhir pada mas KH Ghozi Harun pada tahun
2012. Dalam proses renovasi masjid dan pondok pesantren biaya pembangunan ditanggung oleh masyarakat kauman lor dan dari donatur-
donatur setempat, sedangkan dalam proses pengerjaannya masyarakat sekitar dibantu oleh tukang bangunan sehingga pembangunan masjid dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dengan demikian maka peran masyarakat sangat penting dalam perkembangan pondok pesantren Al-Falah.
C. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren Al-Falah
Pada masa kepengasuhan KH Masrur pada tahun 1980 struktur keorganisasian belum tertulis, namun berdasarkan pada kesadaran masing-
masing orang. Untuk mengetahui siapa pengasuh yang paling tinggi berdasarkan pada pesan Kyai terdahulu. Sekarang struktur keorganisasian
lebih mudah dipahami dan cara kerjanya juga berdasarkan pada bagian apa yang mereka jabat saat ini. Sebelum dijelaskan struktur organisasi
kepengurusannya, maka terlebih dahulu akan dijelaskan tentang dasar dan tujuan pondok pesantren ini merupakan beberapa kriteria secara eksplisit oleh
para sesepuh pondok pesantren Al-Falah kepada penerus-penerusnya. a.
Dasar-dasar yang ditetapkan oleh pondok pesantren Al-Falah Pondok pesantren Al-Falah berdiri berazazkan Pancasila dan undang-
undang dasar 1945. Dan selain itu pondok pesantren Al-Falah didirikan yaitu untuk mewujudkan manusia yang sejati yang berdasarkan pada ajaran Islam.
b. Tujuan yang ditetapkan oleh pondok pesantren Al-Falah
Pondok pesantren Al-Falah didirikan berdasarkan tujuan untuk meningkatkan keimanan, kecerdasan dan ketrampilan dan kesejahteraan umat
Islam berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist. Struktur organisasi pada masa sekarang lebih mendetail dalam setiap pembagian tugasnya. Struktur
organisasi pesantren sangat penting dalam rangka mengantarkan kemajuan organisasi. Pesantren berperan untuk membantu dalam rangka pembelajaran
perilaku keorganisasian yang berkaitan dengan memotifasi kreativitas. Maka dengan demikian sruktur keorganisasian mempunyai peran yang yang cukup
penting dalam memajukan pondok pesantren. Selain itu organisasi adalah wadah dalam membentuk dan mempelajari
kepemimpinan dan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Organisasi merupakan
sarana belajar,
bagaimana berpikir,
bertindak, dan
mengembangkan potensi diri, baik hard skill maupun soft skill. Pada pondok pesantren yang menganut sistem asrama, otoritas lebih merata, artinya
beberapa keputusan didelegasikan atau dipercayakan ke beberapa unit. Seperti kegiatan-kegiatan santri di dalam asrama atau pondok. Kegiatan-kegiatan
santri dalam pondok dikoordinir dalam satuan organisasi santri. Organisasi santri ini sengaja dibentuk oleh Pesantren sebagai media pembelajaran,
pendidikan dan pelatihan santri dalam usaha untuk memiliki jiwa kepemimpinan. Dari berbagai kegiatan organisasi santri secara tidak langsung
akan belajar makna demokrasi dan politik agar nantinya siap bila sudah harus terjun ke masyarakat. Biasanya dalam organisasi ini juga dimulai dari proses
pemilihan ketua, para calon ketua diminta untuk memberikan visi dan misi
apabila mereka terpilih nanti. Sama halnya pada pemilihan capres dan cawapres yang yang ada di Indonesia. Dan apabila salah satu calon ketua
tersebut telah terpilih biasanya mereka membentuk kebijakan-kebijakan baru yang harus ditaati oleh para anggota-anggotanya KH. Ghozi Harun, 28-07-
2012. Tantangan untuk menjadi seorang pemimpin organisasi santri adalah
diberinya kesempatan oleh Pesantren untuk memompa kepemimpinan yang mana segala peraturan yang telah disepakati dalam pembahasan program kerja
harus bisa ditegakkan tidak hanya pada teman-temannya saja yang diurus namun juga pada diri mereka sendiri dan teman-teman sepengurusan.
Beragamnya problem yang mewarnai masa kepengurusan menjadikan mereka dewasa dalam berpikir dan mengasah jiwa kepemimpinan. Kepengurusan
yang mereka jalankan selama 24 jam, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk belajar bagaimana mengatur waktu untuk santri yang diurus dengan
mengurus diri sendiri, karena mereka sendiri statusnya juga sebagai seorang santri.
Tentunya untuk menjadi seorang pemimpin pada suatu organisasi akan menjadikan pengalaman bagi pemimpin tersebut juga bagi teman-teman yang
lain. Untuk kepengurusan pondok pesantren tentnya berbeda dengan organisasi yang dijalankan para santri. Strukutur organisasi yang dijalankan
pondok pesantren menjadi tanggung jawab para kyai dan pengasuh pondok pesantren tersebut. Dibawah dijelaskan struktur keorganisasian yang di
jalankan di pondok pesantren Al-Falah
Struktur Organisasi
Sumber: Akta notaris Ahmad Dimyati, SH NO 181. Kauman Lor, RT 03RW 01, kecamatan Pabelan-Kabupaten Semarang.
D. Sistem Pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-Falah