47 Gambar 4. Histrogram Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar
Berdasarkan distribusi frekuensi data variabel motivasi belajar, maka dapat ditentukan distribusi kecenderungan skor variabel motivasi belajar yang
dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Kecenderungan Skor Tingkat Motivasi Belajar
Interval Kelas Kategori Frekuensi
Persentase
X ≥67
Sangat Tinggi 7
7,52 61
≤X67 Tinggi
28 30,10
55X61 Cukup
28 30,10
49X ≤55
Rendah 21
22,58 X
≤49 Sangat Rendah
9 9,67
Jumlah 93
100,00 Dari Tabel 11 diperoleh hasil bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas
XI Jurusan Teknik Pemesinan yang memiliki kategori sangat tinggi sebanyak 7 siswa, kategori tinggi sebanyak 28 siswa, kategori cukup sebanyak 28 siswa,
kategori rendah 21 siswa dan sangat rendah 9 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan
SMK Negeri 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup.
3. Variabel Prestasi Belajar Praktik Kejuruan
5 10
15 20
25
F r
e k
u e
n s
i
MOTIVASI BELAJAR
45 – 48 49 – 52
53 – 56 57 – 60
61 – 64 65 – 68
69 – 72
48 Dari hasil penelitian dan perhitungan yag telah dilakukan, diperoleh skor
terendah 75 dan skor tertinggi 88 dengan rata-rata Mean sebesar 80,651, Median Md sebesar 80, Modus Mo sebesar 79,5 serta Standar Deviasi SD
sebesar 2,6873. Banyaknya jumlah kelas interval adalah 7 dan interval kelasnya adalah 1,9. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi dari variabel motivasi belajar
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Praktik Kejuruan
No. Interval
Frekuensi Persentase
1 75–76,9
6 6,45
2 77–78,9
17 18,27
3 79–80,9
33 35,48
4 81–82,9
19 20,43
5 83–84,9
10 10,75
6 85–86,9
6 6,45
7 87–88,9
2 2,15
Jumlah
93 100,00
Hasil distribusi data variabel prestasi belajar praktik kejuruan yang disajikan pada Tabel 12 dapat digambarkan dalam histogram yang bisa dilihat
pada Gambar 5.
49 Gambar 5. Histrogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Praktik Kejuruan
Berdasarkan distribusi frekuensi data dari variabel prestasi belajar praktik kejuruan siswa, maka dapat ditentukan distribusi kecenderungan skor dari
variabel prestasi belajar praktik kejuruan siswa yang bisa dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Distribusi Kecenderungan Skor Prestasi Belajar Praktik Kejuruan
Interval Kelas Kategori
Frekuensi Persentase
X ≥84,68
Sangat Tinggi 8
8,60 81,99
≤X84,68 Tinggi
23 24,73
79,30X81,99 Cukup
36 38,70
76,62X ≤79,30
Rendah 23
24,73 X
≤76,62 Sangat Rendah
3 3,22
Jumlah
93 100,00
Dari Tabel 13 diperoleh hasil bahwa prestasi belajar praktik kejuruan siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Negeri 3 Yogyakarta yang
masuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 8 siswa, kategori tinggi sebanyak 23 siswa, kategori cukup sebanyak 36 siswa, kategori rendah 23 siswa dan
5 10
15 20
25 30
35
F r
e k
u e
n s
i
PRESTASI BELAJAR PRAKTIK KEJURUAN
75 – 76,9 77 – 78,9
79 – 80,9 81 – 82,9
50 kategori sangat rendah 3 siswa. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa, prestasi
belajar praktik kejuruan siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup.
B. Pengujian Prasyarat Analisis