Pendapatan daerah; Minimnya Partisipasi Agenda Politik terselubung;

66 Hasil Akhir Konsesnsus Masalah Solusi untuk antisipasi

4. UU Penyelengaraan pemerintah daerah;

 Lobi Politik oleh berbagai elemen yang berkepentingan dan advokasi untuk mendorong percepatan Penyusunan Peraturan Pendukung UU Pemerintah Daerah.

5. Pendapatan daerah;

 Pemberlakuan desentralisasi fiscal dan mendorong pemerintahan daerah untuk meLSMptimalkan kemampuannya dalam menggali potensi Sumber-sumber penda- patan asli daerah berupa: pajak daerah, retribusi daerah, laba usaha milik daerah dan pendapatan lain yang sah.  Pemerintah memberikan dana transfer yang dapat dikelola daerah dalam pembiayaan penyeleng- garaan pemerintahan daerah dan mendukung program-program yang bersifat berkelanjutan untuk memperkuat rekonomian daerah.

6. Minimnya Partisipasi

Masyarakat;  Melakukan penyuluhan dan empower comunity agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif  memberi ruang kepada LSM dan LSM agar ikut berpartisipasi aktif sebagai social control.

7. Agenda Politik terselubung;

 Penerapan good govrnance meliputi; a Penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan; b Penegakan disiplin dan pembangunan kultur birokrasi yang berbasis etika; c Penerapan asas profesionalisme yang berbasis kompetensi dan integritas dalam rekrutmen dan promosi; d Pemberian imbalan yang sesuai kinerja dan kontribusi masing- masing organisasi dan personil yang bekerja dilingkungan pemerintahan.  Lakukan pemantauan terhadap kinerja pemerintah daerah, berikan insentif bagi kinerja yang bagus dan sediakan bantuan teknis untuk daerah yang tertinggal. 67 Dari hasil uraian diatas maka Kapasitas manajemen daerah merupakan permasalahan utama yang perlu diantisipasi dalam penyelenggaraan desentralisasi. Pandangan Joao Cancio Freitas Desen dan Ex mentri Pendidikan dan Kebudayaan Timor Leste menunjukan bahwa kapasitas daerah di Timor Leste belum memadai karena masih terbatasnya aparatur pemerintahan daerah sehingga diperlukan pelatihan kepada aparatur melalui: penilaian penguatan kapasitas; merancang program peningkatan kapasitas serta strategi pengembangan; melakukan program pelatihan dan evaluasi hasil kegiatan. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan terhadap kinerja pemerintah daerah. Selanjutnya, masalah yang patut diantisipasi dalam penyelenggaraan desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah ialah SDM. Pandangan Camilo Ximenes Almmeida Dosen Fisipol, focal dalam isu Desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah, Lukus Medis Sarmento Dosen Fisipol, focal dalam isu Desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah dan DomiLSMs Henrique Dosen Fisipol, focal dalam isu Desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah menunjukan bahwa minimnya SDM dapat dilihat dari kualitas untuk mengisi posisi strategis dalam pemerintahan, sehingga perlu dirancang strategi pengembangan SDM berdasarkan hasil penilaian yang berorientasi pada kebutuhan pemerintah daerah untuk posisi teknis yang masih minim,lebih lanjut isu Urbanisasi, perpindahan penduduk ke kota berdampak pada menumpuknya SDM di Pusat sementara daerah Municipal mengalami kekurangan SDM yang diperlukan guna mengisi posisi-posisi teknis yang strategis dalam pelaksanaan desentralisasi kedepannya.Selain itu, Infrastruktur fisik menjadi permasalahan yang perlu diantisipasi. Pandangan Amelia C De Araujo Andrade, L.CG., MAP Dosen UNPAZ dan dan Eurico Celestinho Dos Reis Dosen UNTL Fkultas Ilmu sosial yang menunjukan bahwa potensi untuk merealisasikan desentralisasi akan lambat dan memakan waktu cukup banyak akibat minimnya fasilitas atau infrastruktur penunjang di daerah pada masa transisi atau persiapan desentralisasi. Sehingga perlu dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur fisik dasar yang masuk dalam kategori 68 prioritas pada tahap pra kondisi guna mempermudah proses pelaksanaan desentralisasi di Timor Leste. Hukum dan kebijakan dapat menjadi penyangga keberhasilan pelaksanaan desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah. Pandangan Jaime Maia menunjukan bahwa undang-undang penyelenggaraan daerah dapat menjadi masalah yang menghambat desentralisasi oleh sebab itu perlu dirancang dasar hukum dan kebijakan yang mampu mengikat dan mengatur berbagai aspek penyelenggaraan desentralisasi pemerintah daerah. Oleh sebab itu, lobi politik oleh berbagai elemen yang berkepentingan serta advokasi percepatan penyusunan peraturan pendukung desentralisasi diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi pemerintahan. Disisi lain, pendapatan daerah juga berpotensi menimbulkan masalah yang patut diperhatikan dalam proses penyelenggaraan desentralisasi. Pandangan Silverster Sufa menunjukan bahwa potensi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan tinggi, akibat minimnya sumber daya alam dan minimnya potensi ekonomi lainnya sebagai sumber pendapatan daerah di sejumlah daerah. Dengan demikian, pemberlakuan desentralisasi fiskal harus dilakukan dengan mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah berupa : pajak daerah, retribusi daerah, laba usaha milik daerah dna pendapatan lainnya. Selain itu, pemerintah dapat memberikan biaya transfer yang dapat dikelola untuk pembiayaan penyelenggaraan desentralisasi dan program berkelanjutan dalam memperkuat perekonomian daerah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan desentralisasi menjadi sangat penting untuk meLSMptimalkan fungsi pemerintahan. Pandangan Benezato Riberio Dosen Unpaz Fakultas Fisipol yang menunjukan bahwa potensi gagalnya mencapai tujuan desentralisasi ialah banyaknya program pemerintah yang tidak tepat sasaran dan tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat karena minimnya partisipasi masyarakat, minimnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat, serta minimnya pemberdayaan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif termasuk lemahnya Lembaga Swadaya 69 Masyarakat LSM dan media lokal. Oleh sebab itu, penting untuk dilakukan penyuluhan atau upaya mendorong masyarakat lokal dalam berpartisipasi aktif serta memberikan ruang kepada LSM untuk ikut berpartisipasi aktif sebagai pengendali sosial. Disisi lain, permasalahan yang timbul akibat agenda politik juga berpotensi menghambat penyelenggaraan. Pandangan Amelia C. De Araujo Andrade dosen Unpaz menunjukan bahwa potensi gagalnya desentralisasi akibat banyak program pemerintah yang tidak tepat sasaran disebabkan oleh elit politik yang mengabaikan agenda pembangunan sebenarnya dan mengutamakan agenda politik atau kepentingan pribadi. Oleh sebab itu, perlu diterapkan tatakelola yang baik good governance yakni penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan kebijakan; penegakan disiplin dan membangun budaya birokrasi yang beretika; menerapkan asa profesionalisme yang berbasis kompetensi dan integritas dalam penerimaan pegawai dan promosi; memberikan imbalan yang sesuai dengan kinerja dan kontribusi masing-masing organisasi dan pegawai yang bekerja di lingkungan pemerintahan. Selain itu, dapat dilakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah, memberikan insentif bagi yang berprestasi dan menyediakan bantuan bagi pegawai di daerah tertinggal. Secara umum, persepsi akademisi menunjukan bahwa hanya beberapa masalah yang disepakati untuk diantisipasi yaitu masalah kapasitas manajemen daerah; sumber daya manusia; infrastruktur fisik; UU penyelenggaraan pemerintah daerah; pendapatan daerah; partisipasi masyarakat; dan agenda politik. Sedangkan masalah yang berdasarkan persepsi akademisi tidak diprioritaskan ialah masalah kebijakan fiskal; sektor swasta; penyalahgunaan wewenang; kelembagaan; perbankan; pembagian wilayah pusat administratif; partisipasi masyarakat; monitoring dan evaluasi; dan blueprint. Masalah yang paling penting untuk di antisipasi berdasarkan skala prioritas adalah sebagai berikut : pertama, kapasitas manajemen daerah; kedua, sumber daya manusia; ketiga, infrastruktur; keempat, UU penyelenggaraan pemerintah daerah; kelima, pendapatan daerah; dan keenam, agenda politik. Dengan demikian berdasarkan persepsi 70 akademisi, kapasitas manajemen daerah menjadi prioritas dalam mengantisipasi masalah penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Persepsi Pengusaha Hasil capaian konsensus bersama kelompok Pengusaha dalam menentukan Potensi Masalah dan antisipasi yang dianggap perlu untuk menghindari gagalnya implementasi desentralisasi di Timor Leste. Tabel 5.9. Konsensus Masalah Daftar Konsesnsus Prioritas masalahIsu Solusi untuk mengantisipasi 1. Sumber Daya Manusia SDM; Kapasitas manajemen daerah saat ini belum memadai dan minimnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang tersedia merupakan suatu masalah yang berdampak pada terhambatnya pelaksanaan pembangunan daerah di berbagai sektor.  Identifikasi kebutuhan are kapasitas yang perlu dikembangkan dan Pelatihan terhadap aparat pemerintah yang sudah ada di masing-masing daerah.  melakukan mapping asesment untuk mengidentifikasi SDM yang tersedia di masing-masing daerah dan melakukan Investment SDM sesuai area prioritas tiap-tiap daerah.

2. Infrastruktur Fisik;

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengantisipasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah: studi kasus pra kondisi desentralisasi di Timor Leste T2 092014901 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengantisipasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah: studi kasus pra kondisi desentralisasi di Timor Leste T2 092014901 BAB II

0 0 23

T2 092014901 BAB III

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengantisipasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah: studi kasus pra kondisi desentralisasi di Timor Leste T2 092014901 BAB IV

0 3 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengantisipasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah: studi kasus pra kondisi desentralisasi di Timor Leste T2 092014901 BAB VI

0 0 2

T2 092014901 Daftar Pustaka

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengantisipasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah: studi kasus pra kondisi desentralisasi di Timor Leste

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Adaptasi Budaya Para Ekspatriat di Timor Leste T2 912010015 BAB V

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Culture Shock dan Adaptasi Budaya Mahasiswa Timor Leste di Universitas Kristen Satya Wacana T2 912013013 BAB V

0 0 5

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kerjasama Bilateral Indonesia dan Timor Leste dalam Pembangunan Ekonomi di Timor Leste T1 BAB V

0 0 37