55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini akan mendiskripsikan tingkat kedisiplinan
peserta didik di MIN Jejeran tanpa melakukan perbandingan hasil antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain. Lokasi penelitian dilakukan di
MIN Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 4A, 5C dan 6A jumlah 73 responden dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya kemudian diolah untuk mengetahui tingkat kedisiplinan peserta didik di MIN Jejeran dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN Jejeran yang beralamatkan di jalan imogiri timur km 7, Wonokromo, Pleret, Bantul. Madrasah Ibtidaiyah Negeri
ini terletak di lingkungan masyarakat yang berbasis pondok pesantren dengan kultur religiusitas yang cukup tinggi yaitu Desa Wonokromo Kecamatan Pleret
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. MIN Jejeran atau sering disebut MINejer ini didirikan pada tahun 1928 oleh Kyai dan Ulama KH.
Muhyiddin, KH. Rindwan dan KH. Hisyiam yang pada awal mulanya bernama Madrasah Diniyah Salafiyah. Luas tanah MIN Jejeran 2485 m² dan luas
bangunan 956 m².
56
Pada saat terjadinya gempa pada 27 mei 2006, MIN Jejeran berada pada titik nol. Semua bangunan roboh dan hancur selain itu banyak peserta didik
yang keluar dari sekolah tersebut. Tercatat 40 anak pindah ke sekolah lain karena dianggap lebih aman dari bahaya gempa. Kemudian pihak MIN
merencanakan pembangunan dengan membumikan nilai religious dan peran serta masyarakat wali murid dengan visi yaitu Terwujudnya warga Madrasah
Religius, Berprestasi, Cerdas sebagai Penyelamat Lingkungan Hidup, Modern, Sehat Ramah anak dan siaga Bencana.
Pada tahun 2011, MIN mendapat juara lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional dan lomba sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. Strategi pihak
sekolah untuk memenangkan lomba tersebut dengan melaksanakan pendidikan kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas, melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat PHBS, mengolah sampah kerjasama dengan perajin sampah, menanam pohon dan memelihara ikan bersama Dinas Pertanian, serta
memelihara lingkungan bersama Badan Lingkungan Hidup. Selain itu pihak sekolah juga member pelajaran monolitik dari kelas 1 sampai kelas 6.
Monolitik yaitu pelajaran lingkungan hidup, seperti bagaimana meletakkan sampah organik, kertas, serta bagaimana mengolah sampah. Upaya yang
lainnya yaitu pihak sekolah membuat Green House yang pembangunannya bekerja sama dengan Merapi Farma, yang mungkin satu-satunya yang memiliki
di tingkat SD di DIY. Green House tersebut dibuat dari paranet yang tertutup rapat untuk menghindarkan hama, yang berisi 115 jenis obat tanaman dan
57
setiap tanaman terdapat katalog, mula dari nama hingga fungsinya sehingga peserta didik tidak hanya tahu namanya tetapi juga fungsinya.
Dampak menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup selain mendapatkan penghargaan yang diberikan secara langsung oleh Menteri
Lingkungan Hidup, juga terdapat dampak positif yang lain. Nilai UN meningkat dan menjadi ranking 1 se-Kecamatan. Peserta didik meningkat
pesat, dulunya hanya 200-300 peserta didik sekarang menjadi 514 peserta didik.
C. Hasil Penelitian