Pengendalian Keseimbangan Air dan Elektrolit Oleh Ginjal

3. Fungsi hormonal Ginjal menghasilkan berbagai hormon yang sangat perlu bagi tubuh, seperti : • Renin Hormon ini menyebabkan pembentukan angiotensin II yaitu protein yang bersifat vasokonstriktor kuat yang berguna untuk memacu retensi garam. Hormon ini perlu untuk pemeliharaan tekanan darah. • Vitamin D Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal menjadi bentuk aktif 1,25-dihidroksikolekalsiferol, yang terutama berperan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus. • Eritropoetin Merupakan protein yang diproduksi di ginjal; hormon ini meningkatkan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. • Prostaglandin Diproduksi di ginjal; memiliki berbagai efek, terutama pada tonus pembuluh darah ginjal. Lubis Rasyid Harun, 1999 Di dalam ginjal ada dua macam aliran cairan yaitu darah dan filtrat. Pada waktu istirahat arus darah yang deras, yang merupakan seperlima dari curah jantung cardiac output, mengalir memasuki ginjal. Di dalam ginjal darah akhirnya mencapai umbai kapiler yang terdapat dalam glomerulus. Glomerulus merupakan suatu ruangan penyaring. McGilvery Goldstein, 1996

2.3 Pengendalian Keseimbangan Air dan Elektrolit Oleh Ginjal

Ginjal mengatur cairan dan natrium secara pararel untuk mempertahankan volume dan osmolalitas tubuh normalnya 285-295 mosmolkg. Osmolalitas urin maksimal adalah 1400 mosmolkg dan karena 600 mosmol zat sisa harus diekresikan setiap harinya, maka volume urin harian minimal adalah 6001400 = 0.43 L. Chris O,callaghan, 2007 Universitas Sumatera Utara Ginjal melakukan metabolisme pernapasan secara aktif dan bersifat cukup fleksibel dalam aktifitas metaboliknya. Organ ini dapat menggunakan glukosa darah, badan keton, asam lemak bebas dan aam amino sebagai sumber bahan bakar, yang akan diuraikan selanjutnya melaui siklus asam sitrat untk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif. Di glomerulus, air dan ion difiltrasi secara bebas. Seiring filtrat yang bergerak di sepanjang tubulus, ion direabsorbsi dan air mengikutinya secara osmosis. Reabsorbsi air dipengaruhi oleh permeabilitas epitel tubulus terhadap air dan gradien osmotik kedua sisi epitel. Transport Na + dan K + terutama penting di dalam ginjal, yang harus mempertahankan konsentrasi kation vital ini dengan sebaik-baiknya di dalam tubuh, dengan menahan Na + dan mengeluarkan K + . Albert L. Lehninger, 1982 Absorbsi membutuhkan energi dimana energi tersebut dipasok oleh Na + + K + -ATPase; gradien kadar Na + Ion mineral dikembalikan dari filtrat glomerulus ke dalam darah melalui hasil kerja enzim Na yang di timbulkan oleh enzim ini digunakan untuk memindahkan ion-ion lain masuk atau keluar sel tubulus. Tekanan darah arterial menyebabkan terjadinya filtrat yang dapat dikatakan bebas protein dalam glomerulus ginjal. Karena adanya kekurangan protein, kadar bahan-bahan terlarut total dalam filtrat lebih rendah daripada dalam plasma darah. Dengan kata lain, kadar air filtrat lebih tinggi daripada plasma darah. Dengan demikian tekanan osmotik filtrat adalah lebih rendah dibanding dengan plama darah. McGilvery Goldstein, 1996 Air cenderung mengalir dari filtrat melalui hubungan lekat tight junction antara dua sel tubulus dan melalui sel-sel tubulus kedalam darah. Filtrat akan masuk ke dalam ruang osmotik diantara sel-sel tubulus sendiri dan juga diantara sel-sel tubulus dengan membran dasar. Ruang osmotik sangat kecil di banding volume sel-sel tubulus. Ada suatu gerakan protein menyeberangi membran dasar masuk dan keluar ruang osmotik, dan ini membuat cairan dalam ruang osmotik menjadi lebih pekat daripada filtrat dalam lumen. + + K + -ATPase yang dikaitkan dengan permeabilitas permukaan membran yang berbeda-beda dalam sel-sel tubulus. ATPase tersebar luas dalam Universitas Sumatera Utara membran basolateral bagian membran plasma yang menghadap membran dasar sel tubulus yang berdekatan. Membran basolateral permeabel terhadap K + , tetapi tidak terhadap Na + , sehingga K + yang dipompa ke dalam sitosol dapat bocor keluar sel, tetapi Na + yang dipompa keluar sel tak dapat masuk. McGilvery Goldstein, 1996 Hanya 2 dari total kalium tubuh terdapat di luar sel di cairan ekstraselular yang tepat, semua sel menggunakan mekanisme pump-leak. Mekanisme ini meliputi pompa Na + K + ATPase yang melakukan tranpor aktif kalium ke dalam sel, diimbangi oleh berbagai kanal lain, yang memungkinkan kalium bocor keluar sel. Kalium intraseluler dapat dikontrol dengan mengubah aktivitas pompa atau mengubah jumlah atau permeabilitas kanal kalium. Pada sel tubulus, membran sel dibagi menjadi bagian apikal dan basolateral, masing-masing memiliki populasi pompa dan kanal yang berbeda. Hal ini memungkinkan sistem pump-leak digunakan untuk transpor kalium di sepanjang epitel tubulus. Oleh karena itu kadar kalium harus dikontrol ketat dalam batas yang aman karena gradien K + di kedua sisi membran sel sangat menentukan potensial listrik membran tersebut dimana potensial listrik ini mempengaruhi eksitabilitas listrik pada jaringan seperti saraf dan otot, termasuk jantung. Chris O,callaghan, 2007 Natrium adalah kation ekstraseluler utama dan kadarnya dikendalikan dengan ketat. Ion natrium dam klorida di filtrasi secara bebas di glomerulus, sehingga konsentrasi ion-ion ini dalam filtrat sama dengan konsentrasinya dalam darah 135- 145 mmolL untuk natrium . Asupan diet harian natrium klorida biasanya 2-10 g, namun volume filtrat harian sekitar 200 L mengandung sekitar 2 kg natrium klorida. Ginjal kemudian mereabsorbsi sejumlah besar garam di tubulus proksimal dan ansa Henle. Sebanyak 65 dari natrium yang difiltrasi akan direabsorpsi di tubulus proksimal. Di awal tubulus proksimal, terjadi sebagian besar proses reabsorpsi, namun pada tautan sel cell junction terdapat sedikit kebocoran sehingga membatasi gradien konsentrasi yang dapat dicapai antara filtrat dan plasma peritubulus. Diakhir tubulus proksimal laju tranport lebih lambat, namun taut erat tight junction memungkinkan terbentuknya gradien yang lebih besar. Chris O,callaghan, 2007 Universitas Sumatera Utara Natrium berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa didalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam trasmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorbpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melelui membrab terutama melalui dinding usus. Almatsier, 2002 Na + bergerak dari filtrat ke sitosol melalui beberapa jalur. Na + berdifusi secara pasif menembus membran lumen, yang tidak seperti membran basolateral mudah dilewati Na + . Membran lumen juga mengandung pengangkut Na + . Diantaranya adalah antiporter Na + H + yang menggunakan gradien kadar Na + untuk memompa H + dari sitosol ke dalam filtrat. Mcgilvery Goldstein, 1996 Karena ion-ion mineral dipindahkan dari filtrat keruang osmotik timbul gradien osmotik. Gradien tersebut tidak pernah membesar karena air dengan cepat mengalir melalui sel-sel kedalam ruang osmotik. Karena ruang osmotik sempit, timbul tekanan hidrolik dalam ruang osmotik yang memaksa air menyeberangi membran dasar dan masuk kedalam jaringan kapiler disekitarnya. Gerakan air sedemikian mudah sehingga hanya diperlukan sedikit perbedaan kadar dan perbedaan tekanan hidrolik untuk menghasilkan aliran yang efektif. Mcgilvery Goldstein, 1996 Universitas Sumatera Utara

2.4 Penyakit Yang Dapat Merusak Ginjal