Data Hasil Wawancara Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo Dalam Pelaksanaan Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Karo.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini yaitu strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo.

A. Data Hasil Wawancara

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang kondisi umum Kabupaten Karo seperti profil dan data-data lainya yang berkaitan dengan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo. Kedua, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih konprehensif menyangkut permasalahan penelitian. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan beberapa key informan. Adapun key informan tersebut adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi Universitas Sumatera Utara permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo. Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada key informan yang menyangkut masalah pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo, penulis hanya memilih beberapa orang key informan dan diberikan pertanyaan sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing- masing. Data hasil wawancara tidak akan disajikan berdasarkan jawaban masing- masing informan melainkan berdasarkan kelompok jawaban seperti berikut ini. 1. Koordinasi, Keterpaduan dan Kemitraan Argumen pertama yang penulis dapat dari informan yaitu Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo yaitu Dr. Srimawati Sembiring, dan pertanyaan yang diajukan adalah: apa strategi pertama yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten Karo? Dan Beliau menjawab: “strategi pertama adalah Koordinasi, Keterpaduan dan Kemitraan” Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan kordinasi, keterpaduan dan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, LSM, dan swasta sejak tahap perencanaan sampai dengan evaluasi hasil. Koordinasi dan keterpaduan ini dimaksudkan untuk mengatur keseimbangan dan keselarasan bersama agar mempunyai sifat sinergetik dan daya ungkit yang luas kepada pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Dalam rangka reposisioning program, maka fungsi koordinasi dan keterpaduan ini akan semakin penting. Universitas Sumatera Utara Koordinasi dan keterpaduan bersama dilakukan antara lain melalui forum rapat koordinasi pada setiap wilayah secara teratur, sehingga dapat saling tukar informasi bagi keterpaduan program yang dilakukan bersama. Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mensukseskan strategi ini diantaranya dengan meningkatkan partisipasi aktif organisasi profesi Ikatan Badan Indonesia dalam pengelolaan Pelayanan KB dan kesehatan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu, bayi, anak serta angka kelahiran. Selain itu ada juga gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga PKK dalam program KB dan kesehatan dilakukan bertujuan untuk memberdayakan keluarga dalam mencapai kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo yang menyatakan bahwa: “Koordinasi tersebut antara lain dengan Dinas Kesehatan dan PUSKESMAS dalam menyiapkan tenaga pelayanan denga Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam pelayanan medis operasi wanita. Dengan Departemen Agama dalam penyuluhan terhadap tokoh agama dengan BPMD Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam desa percontohan. Dengan Dinas Sosial dalam memberikan pelayana KB pada keluarga miskin. Dengan KODIM 0205 Tanah Karo dalam pelaksanaan TNI Manunggal KB Kes. Dengan POLRES dalam hal KB Bhayangkara. Dengan PKK dalam Bulan Bakti PKK KB Kes. Dengan IBI Ikatan Bidan Indonesia dalam Bulan Bakti Sosial IBI KB Kes.” Dan beliau juga menekankan bahwa Koordinasi dengan lembaga lain wajib dilaksanakan dan selama ini koordinasi tersebut telah berjalan dengan baik. Hal ini merupakan modal penting dalam menjalankan setiap program pengendalian penduduk di Kabupaten Karo. 2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Universitas Sumatera Utara Mengenai permasalahan yang sama pertanyaan selanjutnya yang penulis tanyakan adalah mengenai masalah strategi yang kedua yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tanggapan yang diberikan adalah: “Peningkatan kualitas SDM dilakukan melaui kegiatan orientasi, konsultasi, refreshing, rapat-rapat dan pelatihan yang dilaksanakan oleh BKKBN Propinsi Sumatera Utara. Dalam kegiatan ini Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo selalu mengupayakan agar pegawai yang berkompeten dapat mengikuti kegiatan ini dengan demikian hasil dari pelatihan atau orientasi yang telah diberikan dapat diteruskan kepada pegawai lainnya. ” Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan latihan, kursus, pendidikan berjenjang atau kesempatan lainya baik di dalam maupun luar negeri. Dalam hubungan ini, berbagai kegiatan perlu diarahkan agar dapat memberikan peluang yang sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Demikian pula perlu diperhitungkan pula beban kerja para pengelola program khususnya tenaga di lini lapangan agar semua misi yang diemban dapat dikerjakan dengan penuh semangat, efektif dan efisien. 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar mutu yang baku oleh tenaga profesional. Dinamika Gerakan Keluarga Berencana Nasional GKBN yang semakin berkembang menuntut adanya peningkatan mutu dan profesionalisme dalam pengelolaannya sejalan dengan kemajuan iptek yang ada. Salah satu tujuan meningkatkan profesionalisme tenaga ini adalah dalam upaya mengembangkan desentralisasi manajemen yang menghendaki pengelolaan yang lebih mampu dan mandiri. Disisi lain tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana yang lebih bermutu Universitas Sumatera Utara diupayakan melalui pemanfaatan kemajuan iptek untuk pemenuhan kebutuhan sarana yang memadai dengan standar mutu yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang mengatakan bahwa: “Peningkatan kualitas pelayanan melalui pelatihan bagi bidan-bidan dan dokter yang dilaksanakan oleh BKKBN Propinsi Sumatera Utara. Selain itu, perangkat-perangkat yang lain juga mendapatkan pelatihan yang sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, bidan dan dokter lebih diutamakan terutama dalam bidang pelayanan karena mereka merupakan ujung tombak yang akan bertemu langsung dengan masyarakat.” Ada beberapa langkah yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam meningkatkan kualitas pelayanan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo. 1. Penyediaan pelayanan KB melalui : a. Pelayanan KB keliling b. Pelayanan KB TNI manunggal KB kesehatan c. Pelayanan KB bhakti sosial IBI KB-kes d. Pelayanan KB kesatuan gerak PKK KB-kes 2. Pelayanan KIE melalui: a. Penyuluhansosialisasi KB kepada tokoh agama, adat dan masyarakat b. Advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja c. Melalui penerangan 3. Pembinaan KB: a. Bimbingan dan pembinaan kelestarian ber-KB Kecamatan Desa b. Pemberian penghargaan kepada peserta KB Lestari c. Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB d. Pengadaan alat kontrasepsi Universitas Sumatera Utara e. Pelayanaan KB melalui medis operasi wanita f. Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan tumbuh kembang anak g. Pengadaan APE h. Pengadaan materi BKB i. Orientasi BKB 4. Pendayagunaan Berbagai Potensi Sumber Daya Strategi ini dilakukan dengan menggali dan mendayagunakan berbagai sumber daya termasuk sumber pendanaan dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan. Dalam situasi perekonomian yang semakin sulit. Strategi ini semakin penting yang dimaksudkan untuk mengatur keseimbangan dan keselarasan bersama antar berbagai sumber dana agar mempunyai sifat sinergetik dan daya ungkit yang luas kepada pelaksanaan program. Hal ini dilakukan dengan mengelola dan memantau pendanaan program serta mengupayakan peningkatan sumber dana dari anggaran pembangunan DN dan LN, anggaran rutin, maupun sumber dana dari masyarakat. Di samping itu diperlukan pula peningkatan dukungan pengelola pendanaan yang lebih proprosional dan profesional dalam mencapai tujuan program secara menyeluruh. Pertanyaan yang penulis tanyakan mengenai masalah pendayagunaan berbagai potensi sumber daya adalah bagaimana Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo mengelola setiap potensi yang dimiliki Pemda ataupun masyarakat di wilayah Karo? Jawaban informan adalah: “Untuk pemanfaatan anggaran, penggunaannya diserahkan kepada bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta Universitas Sumatera Utara penggunaan anggaran sesuai dengan alokasi dana atau DPA Daftar Penggunaan Anggaran. Sedangkan untuk potensi yang lainnya diupayakan dengan cara melihat kebutuhan dan kondisi lingkungan masyarakat seperti pemanfaatan pengaruh tokoh adat dan agama dalam melakukan pendekatan penyelenggaraan anggota KB serta pendekatan adat mengenai satu putra dan satu putri yang dalam adat Karo disebut Jumpa Bulan Ras Matawari.” Selain itu, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo juga memanfaatkan kondisi lingkungan masyarakat yang masih kuat menganut adat istiadat. Kondisi sosial budaya yang menjadi pendukung pelaksanaan strategi pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo antara lain: a. Didalam kehidupan masyarakat Karo, bagi mereka yang baru menikah, ada perasaan malu bila baru satu tahun berumah tangga sudah ada anak lahir. b. Didalam peresmian suatu perkawinan dalam masyarakat karo, kepada pengantin selalu disampaikan petuah-petuah, nasehat dan harapan-harapan untuk kebahagiaan rumah tangga mereka antara lain yang terutama agar mereka mendapat “Matahari dan Bulan” yaitu anak laki-laki dan Perempuan, karena matahari cuma satu demikian juga bulan. Maka yang diharapkan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan c. Sektor sosial budaya yaitu faktor penyebab dari dalam diri memperkenalkan program pemerintah seperti: perilaku dan nilai sesuatu budaya yang ada seperti tokoh adat dan agama masih kurang mendukung KB, kurangnya peran tokoh adat, nilai sosial, anak dan istri merupakan subordinasi dari pemerintah. Namun ada juga kondisi sosial budaya yang menjadi penghambat pelaksanaan strategi pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara Salah satu yang paling menonjol adalah dalam kehidupan masyarakat Batak Karo ada satu istilah yang amat ditakuti oleh suatu keluarga yaitu tidak mendapat anak laki-laki. Penerus adalah anak laki-laki, begitu anak laki-laki lahir kedunia ini, begitu pula ia mendapatkan warisan dari ayah yakni marga ayahnya. Dari itu jika satu rumah tangga Suku Batak Karo tidak dikaruniai anak laki-laki maka ia akan terus berusaha agar ia memperoleh anak laki-laki. 5. Peningkatan dan Pendayagunaan Sarana Program Strategi ini menekankan pentingnya upaya meningkatkan pemanfaatan sarana program secara efektif dan efisien untuk mendukung kelancaran oprasional. Strategi ini akan terus dimantapkan sebagai upaya untuk menjamin persediaan sarana pendukung khususnya di lapangan dengan baik, cukup dan tepat waktu dan berkesinambungan. Disamping itu, strategi ini diarahkan untuk dapat memberikan sarana pendukung yang lebih berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang semakin baik dan nyaman bagi para akseptor, serta upaya peningkatan desentralisasi pengelolaan sarana, agar dapat menghitung menganalisa jumlah jenis, kualitas yang dibutuhkan secara proporsional sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan secara nasional. Pertanyaan terakhir yang penulis tanyakan menganai strategi pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo adalah mengenai langkah konkrit yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo terkait sarana dan prasarana program pengendalian penduduk? Informan memberikan tanggapan bahwa: Universitas Sumatera Utara “Langkah konkritnya Memanfaatkan sarana dan prasarana serta dana secara maksimal. Selain itu dilakukan tahapan-tahapan seperti a. Pencanangan 1. TNI Manunggal KB Kes. 2. KB Bhayangkara 3. Bulan Bakti PKK KB Kes. 4. Bulan Bakti Sosial IBI KB Kes. b. Lomba-lomba 1. Lomba Pidato pemuda dan remaja tentang penyiapan kehidupan berkeluarga. 2. Lomba PIK Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja. 3. Lomba –BKB Bina Keluarga Balita, BKR Bina Keluarga Remaja, BKL Bina Keluarga Lansia c. Sosialisasi Program kegiatan dilaksanakan sesuai dengan alokasi dana.” Dari jawaban informan di atas dapat dilihat bahwa Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo sangat serius.

B. Studi Kepustakaan