Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Teori

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam Pelaksanaan Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Karo?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam Pelaksanaan Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Karo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan dilapangan. Dan juga menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis tentang strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dalam pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Universitas Sumatera Utara Berencana Kabupaten Karo dalam Pelaksanaan Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Karo 3. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun informasi tentang pelayanan jasa yang dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan khususnya pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga berencana Kabupaten Karo 4. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Fakultas dan menjadi Referensi tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa mendatang.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk melakukan penelitian dan teori-teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena, dimana gambaran yang sistematis ini dijabarkan dengan menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989 : 48. 1. Strategi Pada awalnya kata strategi dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi Universitas Sumatera Utara bisnis, olahraga misalnya sepak bola dan tenis, catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll. Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Chandler, 1962: dalam Kucoro, 2005:1-2. Strategi dapat juga diartikan sebagai pola sasaran, tujuan, dan kebijakanrencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefenisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan Andrews, 1971: dalam Kucoro, 2005:1-2. Strategi merupakan penentuan kerangka kerja dari aktifitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkordinasikan aktifitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi apa yang hendak dijalankan itami, 1987: dalam Kucoro, 2005:1-2. Manajemen strategis strartegic management dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Tahapan dalam Manajemen Strategis ini terdiri dari tiga tahapan penting yaitu Proses manajemen strategis, Implementasi strategi, dan Evaluasi strategi. Proses manajemen strategis strategic management process terdiri dari tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Universitas Sumatera Utara Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Implementasi strategi strategy implementation mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan system informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Evaluasi strategi strategy evaluation adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karma factor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah: 1. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, 2. Mengukur kinerja, dan Universitas Sumatera Utara 3. Mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok. Sukses selalu membawa masalah baru yang berbeda; perusahaan yang puas diri akan mengalami kegagalan. Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi yaitu kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik. Lantas hasilnya dirumuskan secara tersurat sebagai pedoman taktik yang selanjutnya turun pada tindakan operasional. Rumusan strategi paling tidak mesti memberikan informasi apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, siapa yang bertanggung jawab dan mengoperasionalkan, berapa besar biaya dan lama waktu pelaksanaan, hasil apa yang akan diperoleh. Akhirnya tidak terlupa keberadaan strategi pun harus konsisten dengan lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus keunggulan dan menyeluruh, mempertimbangkan kehadiran risiko, serta dilengkapi tanggung jawab sosial. Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan, kemampuan, sumber daya, dan lingkungan. Kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan Universitas Sumatera Utara digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Yang dimaksud dengan kemampuan disini adalah kemampuan berorganisasi, kemampuan managemen dan kemampuan teknis Karsidi, 2001. Sumber daya adalah seluruh kemampuan atau potensi yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk suatu keperluan. Jadi membahas sumber daya berarti menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan buatan. Berbagai persoalan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap masalah pertumbuhan penduduk saat ini, antara lain : a. Ketidakmerataan akses sosial dan ekonomi b. Ketimpangan dan kesenjangan akses pengelolaan sumber daya. c. Meningkatnya gaya hidup d. Kebudayaan penduduk. e. Lemahnya kontrol sosial. Pengertian tujuan dalam hal ini disesuaikan dengan tujuan pemerintah sacara umum. Dengan demikian, tujuan dari pembuatan strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan Negara, melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan profesional, menjalankan manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, Universitas Sumatera Utara pengawasan, evaluasi, koordinasi, sinkronisasi, represif, prepentif, antisipatif, resolusi, dll. Beberapa abad yang lalu, Malthus telah meramalkan bahwa nantinya umat manusia akan hidup sengsara, disebabkan karena penyediaan bahan makanan tidak dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga manusia selalu dalam keadaan kekurangan makan dengan anekaragam akses. Pertumbuhan penduduk seperti yang kita alami sekarang menimbulkan banyak masalah kependudukan, tidak hanya kekurangan makanan pada sebagian besar penduduk, tetapi kekurangan kesempatan kerja, bersekolah, kekurangan tempat tinggal, kekurangan air, dan berbagai macam akses yang tidak teratasi Widiyanti, 1987:2- 3. Dengan demikian, tujuan dari pengendalian pertumbuhan penduduk adalah mengendalikan kuantitas penduduk maupun untuk meningkatkan kualitas insani dan sumbe rdaya manusia. Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang berkualitas. Demikian pula, aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal yang penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal pembuatan strategi pelaksanaan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karo, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo secara teoritik harus melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat. Analisis SWOT ini harus memperhatikan seluruh aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan strategi. David 2006:285-286 menjelaskan beberapa hal penting dalam mempersiapkan sebuah strategi yang baik melalui analisis SWOT. David membagi penentun strategi berdasarkan analisis SWOT dalam dua bagian penting Universitas Sumatera Utara yaitu strategi SO dan strategi WT. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan trend an kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikanya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. SEbuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. 2. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo dibentuk berdasarkan Peraturan daerah kabupaten karo Nomor 19 Universitas Sumatera Utara tahun 2008 Tentang Organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah kabupaten karo. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Badan Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang bersifat spesifik. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sesuai dengan lingkup tugas nya. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang dan fungsinya. Keluarga Berencana menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 adalah: Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui: a. Pendewasaan usia perkawinan. b. Pengaturan kelahiran. c. Pembinaan ketahanan keluarga. d. Peningkatan kesejahteraan Keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Oleh karena itu Program KB Nasional ini berkaitan langsung dengan upaya pengaturan perkembangan jumlah penduduk yang seharusnya merupakan Universitas Sumatera Utara satu kesatuan sistem dalam kerangka negara Kesatuan Republik Indonesia, maka dengan menghormati kewenangan pemerintah kabupatenkota sebagai daerah otonom, panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam mengimplementasikan kewenanganya melaksanakan urusan pemerintah bidang KB KS, khususnya pengembangan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah KB kabupatenkota yang akan menjadi pelaksananya. Kata Keluarga Berencana dalam masyarakat Indonesia belum mempunyai satu arti, melainkan bermacam-macam. Ada yang mengartikan Keluarga Berencana dengan arti pencegahan kehamilan. Selain itu ada pula orang yang mengidentikkan Keluarga berencana dengan pembatasan kelahiran, ada pula yang menghubungkan dengan alat kontrasepsi seperti spiral, kondom dan sebagainya. Arti yang sebenarnya dari Keluarga Berencana ialah lebih luas. Arti yang luas dari keluarga berencana ialah merencanakan keluarga atau perencanaan keluarga, sehingga persoalannya bukannya sekedar mengatur besarnya atau jumlah anak atau menjarangkan anak, akan tetapi lebih luas dari semua, yaitu merencanakan dan mengatur segala aspek kehidupan keluarga supaya tercapai suatu keluarga yang bahagia. Menurut Widiyanti 1987:156, tujuan pokok dari Usaha Keluarga Berencana ialah: 1 Meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak, keluarga dan bangsa pada umumnya; dan Universitas Sumatera Utara 2 Meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sedemikian rupa, sehingga pertunbuhan penduduk tidak melebihi kemampuan kita untuk menaikkan produksi. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut diatas kita perlu mengetahui serta meneliti aspek-aspek sosial yang mempunyai hubungan erat dengan usaha keluarga berencana serta mengetahui juga aspek-aspek mana yang dapat membantu ataupun menghambat terciptanya tujuan pokok tersebut. Dengan demikian program keluarga berencana dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan setempat. 3. Penduduk dan Pengendalian Kependudukan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1992, yang dimaksud dengan penduduk adalah orang-orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu. Membicarakan kependudukan tidak terlepas dengan pengkajian angka- angka; dalam bentuk tabel, daftar, grafik, atau gambar. Pengkajian tersebut sangat berguna dalam perencanaan nasional suatu negara, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Bahkan diluar itu setiap negara perlu mengkaji kependudukan ini, bukan hanya dalam ruang lingkup nasional namun juga harus mengkajinya secara global. Pengendalian kependudukan adalah usaha mempengaruhi pola kembang biak penduduk ke arah angka pertumbuhan penduduk yang diinginkan, biasanya Universitas Sumatera Utara ditempuh melalui suatu kebijakan pemerintah di bidang kependudukan. Secara umum masalah berat yang diperkirakan para pengkaji masalah kependudukan dan lingkup dewasa ini adalah terjadinya ledakan penduduk yang dimulai dalam tahun 1950, dimana jumlah penduduk dunia baru diperkirakan 2,5 miliar orang, dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 6,5 miliar orang Ritonga, 2001:149. Pada tahun 1798, Malthus menggambarkan dua kategori pengendalian penduduk, yaitu pengendalian positif yang ada hubungannya dengan sebab-sebab kematian dan naiknya kematian dalam hitungan tahun. Ini meliputi kemiskinan, penyakit, kelaparan dan perang. Kedua adalah pengendalian preventif terhadap tingkat kelahiran http:fikom-unpi.blogspot.com200902kependudukan.html. Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya “satu anak cukup” kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana KB, meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia. 4. Pertumbuhan Penduduk Seperti diketahui setiap perubahan jumlah pernduduk baik pertambahan atau pengurangan disebut “pertumbuhan”, dapat positif atau negative. Pada Universitas Sumatera Utara hakikatnya suatu pertumbuhan penduduk hanya berpangkal pada tiga sumber, yaitu : Kelahiran, Kematian dan Migrasi. Pertumbuhan tersebut sama sekali bukan merupakan aspek yang terpisah daripada eksistensi penduduk, tetapi justru merupakan akibat berbagai faktor khusus. Sampai sebegitu jauh pertumbuhan penduduk telah menarik perhatian para ahli, sering kali di kaitkan dengan “kelangsungan hidup” sesuatu bangsa. Mengenai masalah ini sudah banyak dikemukakan teori dan hampir semuanya mengaitkan pertumbuhan penduduk dengan perkembangan sosial dan ekonomi. Walaupun demikian apabila ditinjau dari segi pengukuran, permasalahannya ternyata menyangkut beberapa sasaran yang pada hakikatnya lebih sederhana. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000 Fachry, 2009. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi. Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. 5. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Sebelum membicarakan masalah ini lebih lanjut, terlebih dahulu perlu dijelaskan beberapa ciri pertumbuhan penduduk. Pertama, keseimbangan antara faktor kelahiran, kematian dan migrasi yang merupakan suatu keadaan yang unik. Segala sesuatunya ternyata tidak hanya ditentukan oleh salah satu diantara ketiga faktor tersebut. Dalam keadaan tertentu dapat kemungkinan adanya perbedaan yang cukup besar antara kombinasi faktor-faktor tersebut, sehingga keseimbangannya dari waktu ke waktu bisa berubah. Dalam sejarahnya jumlah penduduk senantiasa mengalami fluktuasi antara pertambahan dan pengurangan. Kecenderungan yang tampak pada zaman modern adalah jumlah penduduk yang selalu bertambah. Hal ini terjadi dimana-mana sehingga seolah-olah sudah dirasakan sebagai keadaan yang biasa, dilain pihak stabilitas atau pengurangan jumlah penduduk malah dianggap tidak normal. Tahap modern ini pada hakikatnya secara relative boleh dikatakan terjadi belum begitu lama. Pertumbuhan sejak tahun 1600 yang barangkali sudah lima kali lipat merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi selama ini. Ciri umum pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan konsep umum yang menyangkut masalah tesebut. Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang berkualitas. Demikian pula, aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal yang penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Sedangkan, pemuda sebagai bagian dari penduduk merupakan aset pembangunan dan mempunyai kontribusi dalam pembangunan perekonomian bangsa. Pengendalian pertumbuhan penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya ’satu anak cukup’; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana KB, meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia Roedy, 2009. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependuduk an Dan Pembangunan Keluarga, Pengendalian pertumbuhan penduduk bertujuan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tamping lingkungan serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya. Berkaitan dengan pengendalian pertumbuhan penduduk, pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas pada tahun 2004-2009, disusun tiga sasaran pokok sebagai berikut. Sasaran pertama adalah terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas yang ditandai dengan: a. Menurunnya rata-rata pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun 2005-2010; tingkat fertilitas total menjadi sekitar 2,2 per perempuan 2005-2010; presentase pasangan usia subur yang tidak terlayani unmetneed menjadi 7 persen; b. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen; pemakaian alat kontrasepsi non-hormonal menjadi 25 persen; usia perkawinan pertama menjadi 21 tahun; c. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh-kembang anak; d. Meningkatnya jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera-I yang aktif dalam usaha ekonomi produktif; dan e. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Universitas Sumatera Utara Sasaran kedua adalah: a. Meningkatnya keserasian kebijakan kependudukan dalam rangka peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, baik di tingkat nasional maupun daerah; dan b. Meningkatnya cakupan jumlah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sasaran ketiga adalah: a. Meningkatnya keserasian berbagai kebijakan pemuda di tingkat nasional dan daerah; b. Meningkatnya kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan; c. Meningkatnya keserasian berbagai kebijakan olahraga di tingkat nasional dan daerah; d. Meningkatnya kesehatan jasmani masyarakat dan prestasi olahraga; dan e. Tersedianya sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat sesuai dengan olahraga unggulan daerah. Masalah pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Ia mencakup lima masalah pokok yang kait mengait satu sama lainnya, yakni: 1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata Universitas Sumatera Utara 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Dan masalah mobilitas penduduk Widiyanti, 1987:66

F. Definisi Konsep