Pengaruh Lama Filtrasi Dan Backflush Terhadap Fluks

et al ., 2001. Oleh karena itu, tingkat rejeksi akan menurun pada daerah fluks yang dipengaruhi tekanan pressure-dependent flux region dan meningkat pada daerah yang tidak tergantung tekanan gel polarised pressure-independent regim.

B. PENELITIAN UTAMA

Pada penelitian utama dipelajari pengaruh lama filtrasi dan backflush terhadap fluks dan rejeksi. Lama atau durasi filtrasi yang digunakan adalah 2, 4 dan 6 menit, sedangkan durasi backflush yang digunakan adalah 2, 4 dan 6 detik. Karakteristik minyak jarak kasar yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Karakteristik minyak jarak kasar Komponen Komposisi Asam lemak bebas 2,5 6 0,54 Fosfolipid 1161,07 6 122,46 mgkg Fosfor 38,70 6 4,08 mgkg Kalsium 73,75 6 25,06 mgkg Magnesium 17,49 6 4,65 mgkg Besi 57,82 mgkg Minyak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam minyak dan hidrokarbon Ketaren, 1986.

1. Pengaruh Lama Filtrasi Dan Backflush Terhadap Fluks

Pengujian pengaruh lama filtrasi dan waktu backflush terhadap fluks dilakukan pada tekanan 1 bar dan suhu ruang 29 o C. Fluks yang terukur pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan profilnya dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar tersebut menunjukkan bahwa backflush dapat mengembalikan fluks seperti semula bahkan nilainya lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh kelebihan backflush yang dapat mengurangi polarisasi konsentrasi yang terjadi di permukaan membran sehingga dapat mengembalikan fluks seperti semula. 4 5 6 7 8 9 5 10 15 20 25 30 35 Lama Filtrasi menit Fluks lm 2 . j a m A1B1 A1B2 A1B3 a Lama filtrasi 2 menit 4 5 6 7 8 9 5 10 15 20 25 30 35 Lama Filtrasi menit Fluks lm 2 . j a m A2B1 A2B2 A2B3 b Lama filtrasi 4 menit Gambar 9. Fluks pada berbagai perlakuan lama filtrasi dan backflush 4 5 6 7 8 9 5 10 15 20 25 30 35 Lama Filtrasi menit F luks lm 2 . jam A3B1 A3B2 A3B3 c Lama filtrasi 6 menit Keterangan : A1B1 : filtrasi selama 2 menit, backflush selama 2 detik A1B2 : filtrasi selama 2 menit, backflush selama 4 detik A1B3 : filtrasi selama 2 menit, backflush selama 6 detik A2B1 : filtrasi selama 4 menit, backflush selama 2 detik A2B2 : filtrasi selama 4 menit, backflush selama 4 detik A2B3 : filtrasi selama 4 menit, backflush selama 6 detik A3B1 : filtrasi selama 6 menit, backflush selama 2 detik A3B2 : filtrasi selama 6 menit, backflush selama 4 detik A3B3 : filtrasi selama 6 menit, backflush selama 6 detik Gambar 9. Fluks pada berbagai perlakuan lama filtrasi dan backflush lanjutan Dari Gambar 9a terlihat bahwa perlakuan yang memiliki fluks konstan yang paling tinggi adalah A1B3 8,42 lm 2 . jam. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan A1B3 frekuensi backflush sangat tinggi 15 kali dengan periode backflush yang panjang sehingga dengan perlakuan backflush tersebut berhasil mengangkat kotoran-kotoran yang menyumbat membran atau yang berada di atas permukaan membran dibandingkan dengan periode backflush selama 4 A1B2 dan 2 A1B1 detik. Fluks konstan untuk perlakuan A1B3 dan A1B2 8,42 lm 2 . jam dan 8,16 lm 2 . jam tidak terlalu jauh berbeda dan menunjukkan bahwa polarisasi konsentrasi yang terjadi tidak terlalu signifikan karena filtrasi hanya berlangsung 2 menit dan periode backflush yang digunakan panjang, sedangkan fluks konstan untuk perlakuan A1B3 dengan A1B1 8,42 lm 2 . jam dan 6,56 lm 2 . jam sangat jauh berbeda karena periode backflush yang digunakan pada perlakuan A1B1 sangat pendek sehingga belum mampu untuk mengangkat semua kotoran yang menyumbat membran atau yang berada di atas permukaan membran. Dari Gambar 9b menunjukkan bahwa perlakuan yang memiliki fluks konstan yang paling tinggi adalah A2B1 6,87 lm 2 . jam, sedangkan dari Gambar 9c teramati bahwa perlakuan A3B2 memiliki fluks konstan yang paling tinggi 7,51 lm 2 . jam. Semakin lama periode backflush seharusnya lebih efektif dalam mengangkat kotoran-kotoran. Namun, periode backflush yang lebih pendek 2 detik dan 4 detik dapat meningkatkan fluks lebih tinggi dibandingkan dengan periode backflush yang lebih panjang 6 detik. Fenomena ini mungkin terjadi karena pada filtrasi selama 4 menit dan 6 menit polarisasi konsentrasi dan penyumbatan pada membran yang terjadi tidak terlalu signifikan sehingga dengan periode backflush yang pendek mampu untuk mengeluarkan seluruh kotoran sehingga fluks meningkat. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95, faktor A lama filtrasi, faktor B lama backflush dan interaksi antara faktor A dan B berpengaruh nyata terhadap fluks. Uji lanjut Duncan untuk faktor A menunjukkan bahwa pengaruh lama filtrasi 2, 4 dan 6 menit terhadap fluks berbeda nyata satu terhadap lainnya. Uji lanjut Duncan untuk faktor B menunjukkan bahwa pengaruh lama backflush 4 dan 6 detik terhadap fluks tidak berbeda nyata, sedangkan backflush selama 2 detik memberikan pengaruh terhadap fluks berbeda nyata dengan backflush selama 4 dan 6 detik. Uji lanjut Duncan terhadap interaksi faktor A dan B menunjukkan bahwa perlakuan A1B3 tidak memberikan pengaruh terhadap fluks berbeda nyata dengan perlakuan A1B2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan-perlakuan lainnya. Perlakuan A1B2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan A3B2 dan A3B1 tidak berbeda nyata satu terhadap lainnya. Perlakuan A3B3, A2B1 dan A1B1 juga tidak saling berbeda nyata. Perlakuan A1B1, A2B3 dan A2B2 tidak memberikan pengaruh terhadap fluks yang berbeda nyata. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Pengaruh Lama Filtrasi Dan Backflush Terhadap Rejeksi