Teori Landasan Pengajaran Bahasa
48 pengetahuan dan kemampuan membuat tuturan yang gramatika dalam
berbahasa. e
Kompetensi komunikatif bersifat relatif, bergantung pada aspek lain yang terkait, baik internal maupun eksternal.
Berkaitan dengan kompetensi komunikatif ini, Canale dan Swain dalam Solchan, T.W., dkk., 2001:6.19 mengemukakan empat unsur yang berkaitan
dengan kemampuan komunikasi, yakni 1 kemampuan gramatika: kemampuan penutur menggunakan kaidah gramatika, 2 kemampuan sosiolinguistik:
kemampuan penutur memahami konteks sosial tempat terjadinya komunikasi, 3 kemampuan wacana: kemampuan penutur menyampaikan maksud-maksud
komunikasi secara koheren, dan 4 kemampuan strategi: kemampuan penutur menggunakan berbagi carastrategi dalam berkomunikasi.
2. Pendekatan Keterampilan Proses
a. Pengertian
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa untuk mengembangkan potensi siswa dalam proses berbahasa, yakni
menyimak, mewicara, membaca dan penulis. Dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, diakui bahwa kegiatan berbahasa itu ditentukan
oleh proses dan produk yang dilakukan seseorang saat mengolah pesan dengan aspek kebahasaan. Pesan yang berupa ide, kemauan, keinginan, perasaan ataupun
informasi yang dikomunikasikan perlu diolah diproses sebelum itu dinyatakan kepada orang lain. Proses itu ditandai oleh serangkaian kegiatan pemilihan,
pemilahan dan penyusunan berbagai aspek penentu komunikasi. Ciri utama pembelajaran bahasa dengan pendekatan keterampilan proses
adalah prosedur pembelajaran yang digunakan difokuskan pada peningkatan potensi siswa dalam proses berbahasa. Dalam pembelajaran di kelas, siswa
dikondisikan oleh guru untuk mempraktikkan proses berbahasa, yakni siswa mempraktikkan langkah-langkah prosedural dalam menyimak, mewicara,
membaca atau menulis. Siswa harus memilah, memilih dan menyusun pesan dan aspek-aspek kebahasaan sesuai dengan konteks berbahasa. Dalam hal ini, berarti:
Teori Landasan Pengajaran Bahasa
49 “Ajarilah aku memancing ikan hari ini, aku akan makan selamanya, namun aku
hanya makan hari ini apabila ikan itu diberikan saat ini.” Yang dimaksud pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di SD, menurut Santoso 2004 adalah pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa, lebih rinci hal itu dijelaskan sebagai berikut.
Pembelajaran yang selama ini sering dilaksanakan secara tradisional dengan hanya memberikan materi pelajaran yang berfokus pada pemberian
konsep-konsep, informasi, dan fakta sebanyak-banyaknya kepada para siswa, sudah dianggap tidak tepat lagi. Dalam pembelajaran tersebut, hasil belajar yang
diperoleh siswa pun terbatas pada mengetahui dan memahami berbagai konsep, informasi, dan fakta tersebut, sedangkan aplikasinya belum tentu dapat dilakukan.
Sementara itu, kita tahu bahwa dalam pembelajaran bahasa I Indonesia, selain para siswa memahami konsep-konsep tentang ilmu bahasa, mereka juga I harus
mampu mengomunikasikan kemampuannya sesuai dengan empat kompetensi i keterampilan
berbahasa. Dengan
cakupan pengetahuan
semacam ini,
pembelajaran secara tradisional sudah dianggap tidak cocok lagi. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa perbedaan pendekatan
keterampilan j proses dengan pendekatan cara belajar siswa aktif CBSA. Bukankah keduanya menonjolkan keaktifan siswa dan menempatkan guru sebagai
fasilitator? Tentang hal ini Syafei 1998: 231 berpendapat bahwa pendekatan keterampilan proses dengan pendekatan CBSA merupakan dua sisi mata uang.
Artinya, keduanya sebenarnya merupakan satu kesatuan. Pembelajaran bahasa dengan cara-cara yang benar akan menciptakan situasi dan kondisi cara belajar
siswa aktif. Situasi dan kondisi yang demikian ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat untuk memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, dan semahir-mahirnya, kepada para siswa untuk berlatih menggunakan empat kemampuan dalam
keterampilan bahasa dalam berbagai fungsi komunikasi. Oleh karena itu,
Teori Landasan Pengajaran Bahasa
50 keduanya pun merupakan salah satu alternatif yang baik untuk melaksanakan
pembelajaran bahasa Indonesia.
b. Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses