Prinsip Aliran Chomsky Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa

Teori Landasan Pengajaran Bahasa 15 melakukan kegiatan tersebut, maka anak akan dengan mudah menguasai bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Perilaku pembiasaan itu dapat diidentifikasi dari dua ciri. Pertama, kebiasaan yang dapat diamati gerakan, respons-respons yang diwujudkan dalam gerakan atau respons yang dapat ditunjuk. Kedua, kebiasaan yang terjadi tanpa disadari dan dapat digunakan untuk memanipulasi kesulitan saat terjadi stimulus. Demikian juga perilaku anak dalam berbahasa dapat diidentifikasi dari kedua ciri tersebut.

3.2 Prinsip Aliran Chomsky

Aliran Chomsky dikenal juga dengan aliran mentalis atau aliran rasional. Aliran ini bertolak dari asumsi bahwa perilaku bahasa adalah perbuatan atau aktivitas mental orang itu, dan setiap orang manusia secara fitrah memiliki potensi berbahasa. Chomsky menyebut alat pemerolehan bahasa itu Language Acquisition Device LAD. Selanjutnya, aliran ini berpandangan bahwa: 1. Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat digunakan untuk berpikir. 2. Suatu bahasa dikembangkan oleh kreativitas yang dituntut oleh kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang disepakati. 3. Kaidah-kaidah bahasa atau aturan tata bahasa senantiasa berhubungan dengan perilaku mental atau aktivitas kejiwaan seseorang. 4. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa. Menurut aliran ini, perilaku bahasa yang normal harus terbebas dari pengaruh orang lain dan bersifat pembaharuan innovative, maka mengerti atau hafal sejumlah kalimat yang sudah ada dalam suatu bahasa tidaklah berarti sudah mengetahui bahasa itu. Dalam kehidupan sehari-hari, terjadi perilaku bahasa yang tidak pernah direncanakan sebelumnya, namun itu harus dilakukan. Manusia dilahirkan ke dunia dilengkapi dengan kemampuan berpikir dan satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa. Perkembangan bahasa berlangsung terus menerus selama manusia itu berpikir dan tertarik pada sesuatu yang baru. Bahasa bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan tiba-tiba dan belajar bahasa tidak akan berhasil tanpa ada situasi penggunaan yang berarti. Kreativitas merupakan hal Teori Landasan Pengajaran Bahasa 16 yang utama dalam pemerolehan bahasa, sehingga seseorang dapat berbahasa di dalam kehidupan sehari-hari. Chomsky 1959 mengajukan keberatan terhadap pandangan kaum behavioris. Salah satu argumen yang diajukannya adalah tingkah laku manusia jauh lebih rumit dibandingkan dengan tingkah laku binatang; tikus. Untuk itu, suatu yang mustahil pemberian stimulus eksternal dan respons mampu menentukan tingkah laku bahasa. Ternyata yang mampu memikul tanggung jawab tingkah laku bahasa pada manusia itu adalah potensi bawaan inner comprehension. Spekulasi Skinner itu berlaku pada tahap paling awal sebelum seseorang atau anak memperoleh pengertian yang lebih baik dari sistem linguistik yang dipelajarinya Hamid, 1987. Bagi Chomsky, LAD Language Acquisition Device alat pemerolehan bahasa yang dibawa sejak bayi dilahirkan adalah hal yang menentukan potensi bahasa itu. Dengan alat itu, anak dapat memiliki kemampuan untuk membuat hipotesis tentang struktur bahasa umum, dan tentang struktur bahasa yang sedang dipelajari secara khusus. Ada dua indikator utama yang digunakan untuk mengukur potensi bahasa seseorang, yakni: kompetensi dan performasi competence and performance. Secara prinsip, kompetensi dan performasi berbeda. Kompetensi mengenai pengetahuan pembicara–pendengar terhadap bahasanya, sedangkan performasi adalah penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam konteks komunikasi Chomsky, 1965. Dapatlah dikatakan bahwa belajar bahasa bukanlah sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba tanpa ada perpaduan terhadap kedua indikator tersebut serta situasi yang melatarbelakangi bahasa itu. Stimulus–respons– penguatan dengan ganjaran berperan sebagai pemicu awal seseorang untuk berperilaku bahasa yang sebenarnya.

3.3 Prinsip Aliran Krashen