99
C. Metode Penelitian
1. Penentuan petak pengamatan
Penentuan petak pengamatan dalam Forest Health Monitoring FHM dilakukan dengan membuat desain plot sampling. Desain plot sampling yang
digunakan dalam INDO-FHM disebut Desain Cluster Plot. Desain Cluster Plot berdasarkan pada Monitoring Kesehatan Hutan : Field Methods Guide. Pada
setiap cluster plot terdiri dari 4 annular plots dengan jari-jari 17,95 m dan di dalamnya terdapat sub plot dengan jari-jari 7,32 m. Di dalam sub plot dibuat
mikro plot dengan jari-jari 2,07 m yang titik tengahnya terletak pada 3,66 m dari pusat sub plot dengan azimut 90º ke arah timur. Pengamatan dilakukan pada hole
yang terletak pada pertengahan garis yang menghubungkan antara annular plot dengan jarak dari pusat annular plot 18,3 m. Petak pengamatan biota tanah dibuat
dengan ukuran 0,5 x 0,5 m. Pengamatan dilakukan pada permukaan tanah dan tingkat kedalaman 0 –5 cm pada lahan yang tidak terbakar dan lahan yang
terbakar. Binatang-makrofauna tanah yang dijumpai dan yang dapat ditangkap
dimasukkan ke dalam tabung-tabung plastik berisi alkohol 70 yang telah diberi label berdasarkan petak pengamatan dan tingkat kedalamannya. Pengamatan
dilakukan pada areal satu tahun setelah terbakar. Pengamatan pada areal yang tidak terbakar terletak pada 150,1 m dengan azimut 150º dari titik ikat, sedangkan
areal terbakar terletak pada 91,5 m dengan azimut 140º dari titik ikat.
2. Ekstraksi makrofauna tanah
Untuk mengekstraksi makrofauna tanah digunakan metode corong Barlese-Tullgren. Alat ini dapat digunakan untuk mengekstraksi Arthtropoda
tanah seperti Acarina, Collembola, Isopoda, Coleoptera dari contoh tanah atau serasah. Contoh tanah yang telah diambil di lapangan diletakkan dalam corong.
Pada alat ekstraktor ini ada sumber panas yang berguna untuk memaksa hewan
100 tanah turun dan jatuh ke dalam botol koleksi yang terletak di bagian bawah
corong. Biasanya sumber panas itu berupa lampu listrik. Di botol koleksi hewan tanah itu terdapat zat kimia tertentu untuk mengawetkan makrofauna tanah yang
masuk ke dalamnya. Zat kimia tersebut bisa berupa alkohol 76 atau asam pikrat jenuh Suin, 1989. Pada bagian leher corong diletakkan kain kasa yang berfungsi
untuk menyaring hewan tanah dan menahan tanah agar tidak jatuh ke dalam botol koleksi.
3. Analisis data