Keterangan :
= nilai rata-rata contoh sampel μ
= nilai rata-rata populasi s
= simpangan baku sampel n
= besarnya sampel ………………2
s
2
= penduga ragam ……………………………………..3
2. Analisis Sensori
Analisis sensori yang dilakukan adalah uji deskripsi. Untuk melakukan uji deskripsi, diperlukan panelis yang terlatih, maka ada
beberapa tahapan yang dilakukan sebelum uji deskripsi, yaitu tahap seleksi panelis, tahap pelatihan panelis dan tahap pengujian. Tahap pengujian terdiri
dari uji deskripsi secara kualitatif dan kuantitatif. Uji deskripsi secara kualitatif dilakukan dengan metode In-Depth Interview dan Focus Group,
sedangkan uji deskripsi secara kuantitatif dilakukan dengan metode QDA Quantitative Descriptive Analysis.
a. Seleksi Panelis
Seleksi panelis dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Prescreening Questionnaire yang selanjutnya diolah dan diseleksi
untuk mendapatkan calon panelis yang sesuai kriteria dan bersedia mengikuti pelatihan panelis. Salah satu kriteria menjadi panelis adalah
kesehatan indra panelis terutama penciuman karena pengujian yang akan dilakukan terkait dengan aroma. Setelah terpilih, maka dilanjutkan
x
n x
x x
x x
x
n i
i n
n i
i
; ......
1 2
1 1
∑ ∑
= =
= +
+ +
=
1 1
....
1 2
2 2
2 2
1 2
− −
= −
− +
− +
− =
∑
=
n x
x n
x x
x x
x x
s
n i
i n
1
1 2
− −
=
∑
=
n x
x s
n i
i
dengan seleksi panelis menggunakan uji segitiga. Contoh Prescreening Questionnaire
dapat dilihat pada lampiran 13. Dalam uji segitiga, digunakan flavor standar sebagai sampel uji.
Flavor standar yang digunakan dalam uji yaitu benzyl alkohol dengan atribut aroma sweet, vanillin dengan aroma vanilla dan eugenol dengan
aroma spicy. Ketiga flavor standar tersebut digunakan karena memiliki atribut aroma yang ada pada ekstrak panili sebagai sampel uji pada tahap
pengujian. Pada uji segitiga, panelis diminta menemukan satu yang beda di
antara ketiga sampel yang diuji dan apabila 60 jawaban panelis benar maka panelis lolos seleksi dan dapat mengikuti tahap pelatihan.
b. Pelatihan Panelis
Tahap pelatihan panelis terdiri dari pengenalan bahasa flavor, pelatihan penskalaan, dan pelatihan intensitas skala. Pada pelatihan
pengenalan bahasa flavor, panelis diperkenalkan dengan lima flavor standar yaitu spicy, creamy, balsamic, sweet, dan smoky.
Pada tahap pelatihan penskalaan, dilakukan uji rangking di mana panelis diminta memberikan nomor urut terhadap sampel-sampel sesuai
dengan intensitasnya. Pelatihan ini untuk melatih kemampuan panelis untuk membedakan intensitas aroma-aroma. Formulir isian setiap uji
dapat dilihat pada lampiran 14-19. Tahapan terakhir dari pelatihan panelis ialah pelatihan intensitas
skala. Pelatihan ini dilakukan dengan uji skalar garis, yaitu salah satu uji skalar yang menggunakan garis sebagai parameter penentuan suatu kesan
dari suatu rangsangan. Dengan menggunakan skalar garis dapat diketahui besaran kesan yang diperoleh dari suatu komoditi sehingga dapat
diketahui mutu dari komoditi tersebut Rahayu, 1998. Pelatihan uji intensitas skala dilakukan dengan menilai intensitas aroma sampel
kemudian dibandingkan dengan flavor standar yang telah diketahui intensitasnya.
c. Tahap Pengujian