41
d. Validasi hasil simulasi. Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi
dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang
terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta
kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengambil keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa
mendatang .
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu.
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini, baik yang berhubungan dengan metode yang digunakan Rapid
appraisal-multidimensional scaling . Menurut Fauzi dan Anna 2002 metode MDS dapat dipergunakan untuk melakukan analisis keberlanjutan pengelolaan
sumberdaya secara berkelanjutan. Melalui penelitian yang berjudul ”Evaluasi Status Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan: Aplikasi Pendekatan Rafish Studi
kasus perairan pesisir DKI Jakarta, Fauzi dan Anna menyusun sebanyak 47 atribut yang dikelompokkan ke dalam lima dimensi aspek, yaitu: dimensi
ekonomi, dimensi sosial, dimensi teknologi, dimensi etika, dan dimensi ekologi untuk menggambarkan kondisi sistem pengelolaan sumberdaya perikanan pada
saat penelitian dilakukanexisiting condition. Hasil penelitian diperoleh 15 Atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya
perikanan di perairan pesisir DKI Jakarta yaitu: 1 dimensi ekonomi: marketable right, sector employment, dan other income ; 2 dimensi sosial: education level,
environmental knowledge, fishing income ; 3 dimensi teknologi: selective gear, on-board handling Ice 1.5, dan gear; 4 dimensi etika: just management, illegal
fishing, dan alternative; dan 5 dimensi ekologi: range collapse, change in level, dan size of fish caught.
Susilo 2003 melalui penelitiannya yang berjudul “Keberlanjutan Pembangunan Pulau-Pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan
Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta”, menggunakan metode Rapid appraisal multidimensionl scaling melalui aplikasi Rafish dan simulasi model
ekonomi-ekologis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembangunan pulau- pulau kecil di Kelurahan Pulau Panggang dan Pari, Kepulauan Seribu, DKI
Jakarta belum berkelanjutan. Dari lima dimensi yang dikaji ekologi, ekonomi,
42
sosial, teknologi, hukum dan kelembagaan didapatkan bahwa dimensi ekonomi memiliki nilai keberlanjutan paling rendah dan kondisi ekonomi dan ekologi di
lokasi tersebut dalam kondisi tidak seimbang. Dalam melakukan analisis disusun sebanyak 61 atribut dan ternyata dua atribut yang tidak sensitif berpengaruh
terhadap nilai indeks keberlanjutan sehingga dihilangkandiabaikan. Mersyah 2005 menggunakan metode pendekatan sistem dengan
analisis non parametrik, multidimensional scaling dengan aplikasi Rafish , analisis Prospektif dan sistem dinamis powersim pada penelitian yang berjudul ”Desain
Sistem Budidaya Sapi Potong Berkelanjutan untuk Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan”. MDS dengan aplikasi Rafish
digunakan untuk menilai keberlanjutan sistem budidaya sapi potong yang dilakukan oleh masyarakat petani ternak di Kabupaten Begkulu Selatan dengan
mengelompokkan atribut ke dalam lima dimensi, yaitu: dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial-budaya, dimensi teknologi, dimensi hukum dan
kelembagaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, sistem budidaya sapi potong di Kabupaten Bengkulu Selatan pada saat dilakukan penelitian termasuk
kategori cukup berkelanjutan. Penelitian yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan hutan di
wilayah perbatasan pernah dilakukan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III dengan judul penelitian ”Rancangan Pengelolaan Kawasan Hutan
Wilayah Perbatasan Indonesia -Malaysia di Kalimantan Barat” menggunakan metode Focus Group DiscussionFGD dan Stakeholder Meeting . Dari hasil
penelitian dapat dirmuskan beberapa rancangan pengelolan kawasan hutan di wilayah perbatasan yang di kelompokkan ke dalam tiga jenis kawasan yaitu;
1 pengelolaan kawasan hutan produ ksi dengan cara: melakukan koordinasi penataan kawasan, pemantapan kawasan, pemetaan potensi dan penyusunan
basis data, penetapan Taman Nasional, pengelolaan sub DAS Paloh, dan studi AMDAL kawasan Paloh Sajingan; 2. pengelolaan kawasan hutan lindung
dengan cara: penyelesaian penataan batas kawasan, penyusunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL, dan pemanfaatan hutan bakau;
3 pengelolaan kawasan hutan produksi dengan cara: penataan batas kawasan hutan produksi, identifikasi perizinan, efektifitas dan efisiensi pemanfaatan kayu,
pembagian rencana kerja tahunan RKT, dan penerbitan SKSHH. Secara rinci hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan metode dan topik penelitian
dapat dilihat padat Tabel 2.
43
Tabel 2. Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Waktu
Penelitian Metode Penelitian
Kesimpulan 1.
Fauzi dan Anna Evaluasi status
keberlanjutan sumberdaya perikanan:
aplikasi pendekatan Rafish Studi kasus
perairan pesisir DKI Jakarta
2002 “Rapid appraisal
multidimensional: dengan
menggunakan aplikasi Rafish
Ada 47 atribut yang disusun untuk mencerminkan keberlanjutan sumberdaya perikanan yang
dikelompokkan ke dalam lima dimensi yaitu ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan etika. Atribut yang
sensitif mempengaruhi status keberlanjutan masing-masing dimensi adalah: 1.
Dimensi ekonomi: marketable right, sector employment, dan
other income; 2. Dimensi sosial: education level, environmental knowl edge, fishing income; 3.
Dimensi teknologi: selective gear, on-board handling Ice 1.5, dan gear; 4. Dimensi etika: just
management, illegal fishing, dan alternative; dan 5. Dimensi ekologi: range collapse, change in level,
dan size of fish caught.
2. Susilo
Keberlanjutan pembangunan pulau-
pulau kecil: Studi kasus Kelurahan Pulau
Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
DKI Jakarta. 2003
Rapid appraisal multidimensional:
dengan menggunakan
aplikasi Rafish dan simulasi model
ekonomi-ekologis. Pembangunan pulau-pulau kecil di Kelurahan
Pulau Panggang dan Pari, Kepulauan seribu, DKI Jakarta belum berkelanjutan. Dari lima dimensi
yang dikaji ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, hukum dan kelembagaan didapatkan bahwa
dimensi ekonomi memiliki nilai keberlanjutan paling rendah dan kondisi ekonomi dan ekologi di lokasi
tersebut dalam kondisi tidak seimbang. Dalam melakukan analisis disusun sebanyak 61 atribut
dan ternyata dua atribut yang tidak sensitif berpengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan.
\
45
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia Timur dengan mengambil contoh di dua kabupaten yaitu
Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Sanggau. Penelitian ini dilaksanakan selama satu tahun yang dimulai pada bulan Februari 2005 sampai dengan bulan
Januari 2006.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei lapangan, wawancara, dan
kuesioner terhadap masyarakat di wilayah perbatasan dan stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya hutan untuk menentukan faktor-faktor strategis dalam
pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat secara berkelanjutan. Data sekunder di peroleh melalui studi pustaka dan
laoprandokumen dari berbagai instansi yang terkait dengan topik penelitian Secara rinci jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian.
Jenis Data Sumber Data
I. Data Primer:
1. Analisis kebutuhan stakeholders 2. Identifikasi faktor strategis Propektif
3. Perbandingan antar faktor Prospektif
II. Data Sekunder:
1. Kondisi kependudukan 2. Kondisi sosial ekonomi
3. Peta kondisi hutan wilayah perbatasan 4. Peta kondisi hutan Kalimantan Barat
5. Topografi 6. Luas areal hutan
7. PDRB sektor kehutanan 8. Kalimanatan Barat dalam angka
9. Struktur kelembagaan. 10. Peraturan Perundang-undangan
11. Penebangan liar illegal logging 12. Tingkat kerusakan hutan akiba t
penebangan liar 13. Perubahan TGK dan jumlah kayu bulat
14. Harga pasar kayu bulat 15. Jumlah HPH dan PSDH
16. Tenaga kerja 17. Adat-istiadat budaya masayarkat
18. Tingkat keanekaragaman hayati 19. Pangsa pasar kayu bulat
20. Industri pengolahan kayu bulat 21. Kelompok adat
22. SDM bidang ke hutanan 23. PAD dari sektor kehutanan
24. Batas wilayah dan dokumen kerjasama Responden Stakeholders
Responden ExpertPakar Responden masyarakat
• BPS Kalimanatan Barat.
• Bappeda Kalimantan Barat.
• Dinas Kehutanan.
• Dep.artemen Kehutanan
• BPSdan BPN.
• Dispenda Kalmantan Barat
• Sekretariat Pemprov.
Kalbar. •
BPKH Wil.III Kalbar •
Kepolisian Kalbar. •
Dinas Kehutanan KabupatenKota
• Dinas Perindustrian dan
Perdagangan •
Dinas Tenaga Kerja •
Dinas Pendidikan, Tokoh Adat
• Pengusaha IPK
• LSM Kehutanan
• Badan Musyawarah Adat
• Petugas perbatasan
• BP3KP