Kondisi Pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan

82

4.9. Kondisi Pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan

Menurut Dinas Kehutanan Kalimantan Barat 2004 ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan, yaitu: 1 Penyusunan RTRWK tidak sinkron dengan RTRWP dan peta penunjukan kawasan hutan. 2 Kebijaksanaan pemerintah kabupatenkota dalam penggunaan sumberdaya hutan belum sesuai dengan ketentuan. 3 Banyak terjadi komplain dari masyarakat setempat terhadap pelaksanaan tata batas TBT. 4 Adanya kecenderungan timbulnya kembali pengakuan hak-hak adatulayat dalam kawasan hutan. 5 Prosedur perijinan penggunaan, pelepasan dan pinjam pakai kawasan hutan dinilai masih sentralistis dan memerlukan waktu yang cukup lama. 6 Banyak terjadi perambahan kawasan hutan oleh masyarakat unutk lahan budidaya. 7 Hasil identifikasi enclave pada kawasan hutan belum ditindaklanjuti oleh Departemen Kehutanan. 8 Keberadaan kawasan hutan belum dapat dikelola secara optimal karena berlum tersedia datapeta kondisi dan potensi secara lengkap dan akurat. Pengelolaan sumberdaya hutan belum dilakukan secara terpadu dengan mengintegrasikan seluruh sektor terkait dengan mengacu pada konsep pembangu nan berkelanjutan. Sampai saat ini, pengelolaan masih ditangani secara ad hoc, temporer dan parsial sehingga belum memberikan hasil yang optimal. Kendala yang dihadapi dalam melakukan pengelolaan sumberdaya hutan dengan menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan dapat diuraikan sebagai berikut; a Sulitnya melakukan assessment keberlanjutan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan yang bersifat multi dimensi; b Bagaimana dampak dari assessment keberlanjutan terhadap formulasi kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan di masa yang akan datang; c Bagaimana definisi yang operasional untuk mengelola sumberdaya hutan yang mencakup berbagai dimensi tersebut, karena selama ini ukuran operasional keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan tidak ada. 83

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat

Penilaian terhadap status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dilakukan dengan menggunakan analisis Rapid Appraisal Indeks Sustainable for Forestry Management Rap-Insusforma. Analisis Rap -Insusforma akan menghasilkan nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan pada masing -masing dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan serta yang bersifat multidimensi. Masing-masing dimensi memiliki atribut yang mencerminkan status keberlanjutan dari dimensi yang bersangkutan. Nilai indeks yang dihasilkan meliputi nilai indeks status keberlanjutan mutlidimensi ekonomi, ekologi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan maupun nilai indeks keberlanjutan untuk masing- masing dimensi. Nilai indeks yang dihasilkan merupakan gambaran tentang kondisi pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan perbatasan yang terjadi pada saat ini. Nilai tersebut ditentukan oleh nilai skoring dari masing-masing atribut pada setiap dimensi yang dikaji. Atribut dari masing -masing dimensi yang sensitif mempengaruhi nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan akan digabung dengan faktor dari analisis kebutuhan guna merumuskan kebijakan dan skenario strategi dalam pengelolaan sumberdaya hutan pada masa yang akan datang agar terjadi peningkatan nilai indeks pengelolaan dari kondisi saat ini.

5.1.1. Kondisi skor masing-masing atribut pada setiap dimensi

Nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Provinsi kalimantan barat ditentukan berdasarkan skor untuk masing-masing atribut pada setiap dimensi sesuai dengan kondisi pengelolaan yang dilakukan pada saat ini dengan mengacu pada kriteria dari konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development. Nilai skor masing- masing atribut pada setiap dimensi pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 17.