12
a Rasio lancar Current Ratio b Rasio sangat lancar Quick Ratio atau Acid Test Ratio
c Rasio Perputaran Kas 2. Rasio Leverage
a Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang Debt Ratio
b Jumlah kali perolehan bunga Times Interest Earned c Lingkup arus kas Cash Flow Coverage
3. Rasio Aktivitas Activity Ratio a Perputaran sediaan Inventory Asset Turn Over
b Rata-rata jangka waktu penagihan perputaran piutang Avarage Collection Period
c Perputaran total aktiva Total Asset Turn Over 4. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
a Margin laba bersih b Pengembalian investasi
c Pengembalian ekuitas
2.1.3 Return On Asset
Universitas Sumatera Utara
13
Return On Asset ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Return On Asset ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan perusahaan. Return On Asset dapat
dihitung dengan membandingkan antara keuntungan setelah pajak earning after
tax dengan total aktiva.
ROA=
��������� ℎ������ ℎ����� ���������
X 100
2.1.4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan
digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan
investasi dalam aktiva untuk satu periode Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu
memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal. Adapun jenis-jenis rasio aktivitas Van Horne 2005:211 yaitu:
1. Perputaran Piutang
Universitas Sumatera Utara
14
Perputaran piutang receivable turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas piutang perusahaan dan seberapa
berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio ini menunjukkan berapa kali piutang usaha telah berputar menjadi kas selama tahun
tersebut. Semakin tinggi perputan piutang suatu perusahaan maka semakin pendek waktu antara penjualan kredit dan peagihan tunainya.
Untuk menghitung rasio kredit tahunan bersih dan nilai piutang Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Perputaran sediaan
=
Penjualan kredit tahunan bersih Piutang
Apabila rasio perputaran piutang suatu perusahaan rendah, ini merupakan indikasi kurangnya kebijakan penagihan terhadap piutang
perusahaan dan sejumlah tagihan yang jatuh tempo masih berada dalam catatan perusahaan. Demikian pula apabila perputaran piutang tinggi
berarti perusahaan bekerja secara efisien dalam penagihan piutang perusahaan. Hal ini mengakibatkan tidak terjadi penumpukan modal pada
pihak lain berupa piutang.
2. Perputaran Sediaan
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan inventory ini
berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan inventory turn over. Dapat diartikan pula bahwa
perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah
Universitas Sumatera Utara
15
barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.
Untuk menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual
dengan nilai sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Perputaran sediaan
=
Penjualan Sediaan
Apabila rasio perputaran sediaan suatu perusahaan tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan
semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak
barang sediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah.
3. Total Assets Turn Over
Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio total assets turn over
diperoleh dengan cara membandingkan penjualan dengan total aktivaRasio ini memperlihatkan
seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk mengingkatkan penjualannya dan mengindikasi perusahaan bekerja mendekati kapasitas
Brealey, 2006:79. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
16
Rasio Total Asset Turn over =
Penjualan Total Aktiva
Bila rasio total asset turnover suatu perusahaan rendah hal ini berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam
hal ini perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.
Semakin tinggi rasio total asset turnoverberarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan dengan
kata lain jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila perputaran total aktivanya ditingkatkan atau diperbesar. Perputaran
taotal aktiva ini penting bagi para kreditur dan manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva dalam
perusahaan Syamsuddin, 2000:62.
2.1.5 Rasio Leverage Hutang
Hutang dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagaikewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Hutang
digunakan perusahaan sebagai sumber dana eksternal untuk membiayai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan.
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur Munawir, 2004:18. Pendanaan melalui
Universitas Sumatera Utara
17
hutang memilliki 3 tiga implikasi penting, yaitu Brigham Houston, 2006:101:
1. Dengan memperoleh dana melalui hutang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus
membatasi investasi yang mereka berikan. 2. Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri
sebagai suatu batasan keamanan sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham maka semakin kecil
risiko yang harus dihadapi kreditor 3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai denga hasil
pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar.
Rasio hutang merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang dan sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang
dipinjam Van Horne, 2005:209. Rasio hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to asset ratio rasio hutang terhadap aktiva dan debt to equity
ratio rasio hutang terhadap ekuitas. a. Debt to Asset Ratio
Rasio ini menekankan peda peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan denga menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh pendanaan hutang Van Hornre, 2005:210. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio=
��������� ����������
x 100
Universitas Sumatera Utara
18
Semakin tinggi debt to asset ratio maka semakin besar risiko keuangan perusahaan, sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin rendah
risiko keuangan perusahaan. Hal tersebut diakibatkan oleh semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham
sehingga semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditor perusahaan.
b. Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri. Rasio ini dihung dengan rumus sebagai berikut: Debt to Asset Ratio=
��������� ������
x 100 Semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang
disediakan oleh pemegang saham sehingga perlingungan terhadap kreditor akan semakin tinggi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Annizti 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Rasio Modal Kerja dan Hutang dengan Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Rokok
di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis hubungan rasio modal kerja yang terdiri dari working capital turnover, receivable turnover,
inventory turnover,dan utang yang terdiri dari debt to equity ratio dan debt to assets ratio dengan rentabilitas ekonomi pada industry Rokok di Bursa Efek
Indonesia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel working capital turnover, receivables turnover, inventory turnover memiliki hubungan yang positip dan
signifikan dengan rentabilitas ekonomi; debt to equity ratio dan debt to asset ratio
Universitas Sumatera Utara