Kekurangan Nutrisi Zat Hepatotoksik Model Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Sirosis Hati

2.7.2 Determinan

Ada beberapa penyebab dari sirosis hati yaitu:

a. Virus Hepatitis

Virus Hepatitis B dan C merupakan penyebab utama timbulnya penyakit parah dan kematian. Beban dunia kibat penyakit hepatitis B dan C akut cukup tinggi sekitar 2,7 dari kematian, diperkirakan akan menjadi penyebab kematian tertinggi selama dua dekade berikutnya . Diperkirakan 57 kasus sirosis hati diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis B atau C. 12 Penyebab utama sirosis hati di Amerika adalah hepatitis C 26, penyakit hati alkoholik 21, hepatitis C plus penyakit hati alkoholik 15, kriptogenik 18 sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B dan C. 31 Hasil penelitian Indonesia menyebabkan bahwa virus hepatitis menyebabkan B menyebabkan sirosis sebesar 40-50 dan virus hepatitis C sebesar 30-40, sedangkan 10-20 penyebabnya tidak diketahui, alkohol sebagai penyebab sirosis di Indonesia mungkin frekuensinya kecil karena sama sekali belum ada datanya. 34

b. Kekurangan Nutrisi

Di negara-negara Asia , faktor kekurangan gangguan nutrisi memegang peranan untuk timbulnya sirosis hati. Malnutrisi terjadi karena berbagai sebab, antara lain gangguan metabolisme, masukan makanan yang kurang, malabsorbsi, maldigesti dan akibat terapi medik. 16,25

c. Zat Hepatotoksik

Beberapa obat-obatan dan bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel hati secara akut dan kronis. Kerusakan hati secara akut akan Universitas Sumatera Utara mengakibatkan nekrosis atau degenerasi lemak. Kerusakan kronis pada hati akan berupa sirosis hati. Pemberian bermacam-macam hepatotoksik secara berulang-ulang dan terus-menerus, mula-mula terjadi kerusakan setempat kemudian terjadi kerusakan hati yang merata dan akhirnya terjadi sirosis hati. Zat hepatotoksik yang dimaksud adalah alkohol, parasetamol, OAT seperti rifampisin, isoniazid, pirazinamid, ethambutol, ranitidine, lansoprazol, tramadol, obat kortikosteroid metil prednisolon, dexametason, prednisone, aminophilin 20

d. Hemokromatosis

Ada 2 kemungkinan timbulnya hemokromatosis. Pertama yaitu sejak dilahirkan si penderita mengalami kenaikan absorbs dari Fe. Kedua yaitu kemungkinan didapat setelah lahir, misalnya dijumpai pada penderita penyakit hati karena alkohol. 22 2.8 Pencegahan 2.8.1 Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan sebelum penyakit terjadi. Upaya ini umumnya bertujuan mencegah terjadinya penyakit dan sasarannya. Hal ini merupakan upaya agar masyarakat yang berada dalam keadaan sakit tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui usaha mengontrol dan mengatasi faktor resiko dengan sasaran utamanya adalah orang sehat melalui promosi kesehatan, perlindungan umum dan khusus. 36 Cara untuk mencegah terjadinya sirosis dengan tidak mengkonsumsi alkohol, menghindari resiko infeksi virus Hepatitis B dan hepatitis C, tidak mengkonsumsi Universitas Sumatera Utara obat yang memiliki efek toksik pada hati. Vaksinasi terhadap virus hepatitis B merupakan pencegahan yang efektif untuk mencegah hepatitis B yang dilakukan untuk menghindari resiko penularan vertikal dari ibu kepada bayi. Vaksinasi hepatitis B diberikan pada bayi baru lahir umur 0-7 hari HB0. Vaksinasi ini dilakukan terutama kepada kelompok resiko tinggi seperti pada bayi dari ibu pengidap virus hepatitis B, petugas pelayanan kesehatan dokter, dokter gigi, perawat, bidan, petugas laboratorium, anggota keluarga pengidap hepatitis, kaum homo seks, para tuna susila, dan pelanggan mereka, pecandu obat bius suntik, mereka yang sering mendapat perawatan tusuk jarum yang suntiknya tidak steril, mereka yang sering mendapatkan transfuse darah. Cara pencegahan sirosis hati dapat dilakukan dengan cara tidak gonta-ganti pasangan sexual, menghindari kontak darah dengan penderita hepatitis B, hindari penggunaan narkoba suntikan, hindari pengguanaan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah secara steril dan aman. 37

2.8.2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini suatu penyakit yang diusahakan dilakukan pada masa awal sakit yang berupa penyaringan atau dengan pemberian terapi, bukan obat dan terapi obat. Terapi bukan obat dilakukan dengan mengurangi faktor penyebab terjadinya sirosis hati. Bila penyebab sirosis hati alkohol, maka konsumsi alkohol sebaiknya dihentikan. Bila penyebabnya adalah fatty liver akibat malnutrisi atau obesitas maka diberi diet tinggi protein dan rendah kalori. Penyakit hemokromatosis, obstruksi saluran empedu, dan penyakit Wilson segera dikenali jangan sampai terkena sirosis Universitas Sumatera Utara berat, Penderita sirosis hati juga melakukan disiplin ketat dalam kegiatan sehari-hari. Olahraga yang disarankan hanya sebatas jalan-kaki. 37

2.8.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pencegahan dalam tingkatan ini biasanya dapat berupa rehabilitasi fisik, mental dan sosial. Jika kerusakan hati sangat parah dan mengancam nyawa maka satu-satunya cara untuk memperoleh kesembuhan total adalah dengan transplantasi hati. 37

2.9 Model Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Sirosis Hati

1. Sosiodemografi a. Umur b. Jenis kelamin c. Suku bangsa d. Agama e. Pendidikan f. Pekerjaan g. Tempat tinggalasal daerah 2. Keluhan utama sewaktu datang 3. Riwayat penyakit terdahulu 4. Status komplikasi 5. Jenis komplikasi 6. Sumber biaya 7. Lama rawatan rata-rata 8. Keadaan sewaktu pulang Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case saries.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan pertimbangan bahwa Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Berbagai lapisan masyarakat datang berobat, sehingga tersedia data penderita sirosis rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2013-Februari 2014. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah data semua penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 yaitu sebesar 102 orang. Universitas Sumatera Utara