Analisis Kualitatif Krom Kurva

gerak terhadap parameter kromatogram dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini. Kromatogram dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 4.2 Pengaruh komposisi fase gerak terhadap parameter kromatogram

4.3 Analisis Kualitatif

Pemisahan Na Siklamat dengan menggunakan kromatografi fase balik terjadi karena Na Siklamat bersifat polar. Untuk mengetahui bahwa sampel yang dianalisis mengandung Na Siklamat dilakukan spiking yaitu menambahkan bahan baku ke dalam sampel pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dilakukan dengan cara : Pertama, dilakukan proses kromatografi sampel tanpa penambahan baku. Kedua, sampel dengan penambahan bahan baku dilakukan proses kromatografi. Hasil kromatogram dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini : Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat:methanol Waktu Retensi menit Area Theoritical plate Tailing factor 70:30 3,317 67,22 2068 0,986 75:25 4,095 140,40 1568 1,692 80:20 4,943 45,68 1322 2,104 Universitas Sumatera Utara Gambar Gambar 4 4.1 Kroma Agilent fosfat : penyunt

4.2 Krom

Agilen fosfat penyun atogram Na C 18 150 x methanol tikan 20 µl d matogram h nt C 18 150 : methano ntikan 20 µl a Siklamat x 4,6 mm d 70 : 30 dan deteksi hasil spike x 4,6 mm ol 70 : 30 l dan deteks secara KCK dengan perb 0 dan laju pada panja secara KC dengan per 0 dan laju si pada panj KT meng bandingan f u alir 1 m ang gelomba CKT meng rbandingan u alir 1 m jang gelomb ggunakan k fase gerak mlmenit, vo ang 201 nm ggunakan k fase gerak mlmenit, vo bang 201 nm kolom dapar olume m. kolom dapar olume m Universitas Sumatera Utara Dari kromatogram diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan luas area dan tinggi puncak pada kromatogram setelah penambahan baku dibandingkan dengan sebelum penambahan bahan baku maka dapat diidentifikasi bahwa sampel mengandung Na Siklamat Johnson dan Stevenson, 1991. 4.4 Analisis Kuantitatif 4.4.1 Penentuan kurva kalibrasi Penentuan kurva kalibrasi Na Siklamat BPFI ditentukan berdasarkan luas area pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm, diperoleh hubungan yang linier dengan koefisien korelasi, r = 0,9996 dan persamaan regresi Y = 0,5998 X + 1,69. Nilai r ≥ 0,995 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara luas area dan konsentrasi Moffat, dkk., 2005. Hasil penentuan kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar

4.4.2 Pene

Hasi pada Tabe Tabel 4.3 No 1 2 3

4.3 Kurva

kolom gerak volum 201 nm etapan kad il penetapan el 4.3 di baw Hasil pen Nutrijeruk Vitacool Segar Sari a kalibrasi N Agilent C dapar fosf e penyuntik m. dar analit d n kadar natr wah ini. netapan kada Nama Sed k i Na Siklama C18 150 x fat:methano kan 20 µl d dalam samp rium siklam ar Na Siklam diaan at BPFI sec x 4,6 mm l 70:30 dan deteks pel yang dia mat dalam m mat dalam m cara KCKT dengan pe dan laju a si pada pan analisis minuman rin minuman rin Kadar Na 1085 1075 602,6 T menggun erbandingan alir 1 mlm njang gelom ngan dapat d ngan a Siklamat 5,444± 33,52 5,39 ± 92,98 62 ± 112,1 nakan n fase menit, mbang dilihat ppm 2 8 6 Universitas Sumatera Utara Dari sediaan Na Siklamat dalam minuman ringan yang ditentukan kadarnya berdasarkan luas area hanya Segar Sari yang memenuhi persyaratan kadar umum untuk Na Siklamat dalam minuman ringan menurut BPOM 2004 dimana persyaratan maksimal Na Siklamat dalam minuman ringan non karbonasi adalah 1000 ppm, sementara Nutrijeruk dan Vitacool melebihi batas yang ditentukan. Hal ini dapat dikaitkan juga dengan tidak dicantumkannya kadar siklamat dalam label minuman ringan Nutrijeruk dan Vitacool sehingga dapat membahayakan konsumen yang kurang teliti melihat label kemasan.

4.5 Hasil Uji Validasi