Kingdom Animalia
109
Faring Faring
Otak
Sel api
Saluran ekskresi
Tali saraf
Mata Ovarium
Testis
Lubang genital Penis
Kelenjar semen Faring
Sumber: Biologi: Evolusi, Kepelbagaian, dan Persekitaran
, 1995
Gambar 6.9
Bentuk tubuh planaria
b. Kelas Trematoda
Trematoda dikenal juga sebagai cacing pipih yang parasit. Trematoda memiliki organ dan sistem organ yang mirip dengan Turbellaria.
Kebanyakan Trematoda hidup parasit. Permukaan tubuh Trematoda
dilindungi oleh kutikula. Kutikula melindungi Trematoda dari enzim penghancur yang dikeluarkan oleh organisme inang. Selain itu, Trematoda
memiliki alat isap sucker yang berfungsi sebagai pengisap cairan tubuh inangnya. Trematoda menyerap makanan yang sudah dicerna dari usus
inang.
Meskipun Trematoda merupakan cacing hermafrodit, namun tetap harus melakukan fertilisasi silang. Fasciola hepatica merupakan contoh Trematoda
yang cukup dikenal Gambar 6.10. Cacing parasit umumnya memerlukan lebih dari satu inang dalam siklus hidupnya.
Dimakan oleh ternak
Telur keluar bersama
kotoran ternak
Telur menetas menjadi larva
mirasidium
Masuk ke tubuh siput menjadi sporokis dan
bermetamorfosis menjadi redia
Serkaria keluar dari tubuh siput dan
menempel pada rumput
Serkaria berubah menjadi larva
metaserkaria
Sumber: www.endosparasite.net
Gambar 6.10
Siklus hidup asciola hepatica
.
Siklus hidup cacing hati kambing, dimulai ketika cacing dewasa bereproduksi secara seksual dan melepaskan telurnya bersama feses
kambing. Jika telur sampai ke kolam atau danau, telur-telur akan menetas menjadi larva mirasidium. Dalam 8 jam, larva-larva tersebut harus
menemukan inang sementara, yaitu siput. Larva akan masuk ke dalam tubuh siput dan tumbuh menjadi sporokis. Sporokis berkembang menjadi redia
• Metaserkaria
• Mirasidium
• Redia
• Sporokis
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X
110
Proglotid dengan banyak
sel telur Telur
Kista Larva
Skoleks Mulut pengisap
sucker Kait
atau larva II secara partenogenesis perkembangan menjadi individu baru tanpa dibuahi. Redia bermetamorfosis menjadi serkaria. Kemudian, serkaria
akan keluar dari tubuh siput dan menempel di rerumputan membentuk metaserkaria kista yang mampu hidup beberapa bulan. Jika termakan
kambing atau ternak, kista akan pecah dan larva masuk ke usus. Setelah itu larva menembus usus menuju hati, kemudian tumbuh dan berkembang biak
menghasilkan telur.
Anggota kelas Trematoda lainnya adalah Schistosoma, Chlonorchis sinensis, Fasciliopsis buski
, dan Parahonimus westermani. Semuanya merupakan parasit dan memiliki inang tetap maupun sementara.
c. Kelas Cestoda Cacing Pita
Cestoda atau cacing pita merupakan cacing berbentuk pipih yang hidup parasit. Di kepala cacing pita terdapat kait yang mengait pada usus organisme
inang. Tidak seperti cacing lainnya, cacing pita memiliki tubuh yang terbagi- bagi menjadi beberapa bagian yang disebut proglotid. Cacing pita terus
membuat proglotid-proglotid baru di belakang kepalanya. Proglotid adalah calon individu baru, sama dengan satu individu yang utuh. Cacing pita
bervariasi dalam hal panjang dan banyaknya proglotid. Beberapa cacing pita memiliki ribuan proglotid.
Sumber: Biologi: Evolusi, Kepelbagaian, dan Persekitaran
, 1995
Gambar 6.11
Siklus hidup aenia solium
.
Siklus hidup cacing pita mirip dengan cacing pipih Gambar 6.11. Mereka
melibatkan satu, dua, atau tiga organisme inang. Beberapa cacing pita pada manusia dapat ditularkan melalui daging babi atau daging sapi yang
terinfeksi atau tidak dimasak dengan baik. Daging-daging tersebut mengandung larva cacing pita.
Contoh cacing pita yang biasa dikenal adalah Taenia solium dan Taenia saginata
. Larva Taenia solium hidup di tubuh babi, sedangkan larva Taenia saginata
hidup di tubuh sapi.
4. Filum Nematoda
Nematoda merupakan cacing silindris tidak bersegmen, memiliki rongga
tubuh triploblastik pseudocoelom, dan hidup bebas maupun parasitik. Cacing Nematoda disebut juga cacing gilig. Dapat ditemukan pada perairan,
tanah basah, jaringan tumbuhan, dan jaringan hewan atau manusia. Memiliki sistem pencernaan sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang berfungsi
sebagai sistem peredaran darah.
• Metaserkaria
• Mirasidium
• Partenogenesis
• Proglotid
• Sporokis
Kata Kunci
Kingdom Animalia
111
Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. Reproduksi dilakukan secara seksual dan terjadi di dalam tubuh internal. Zigot yang
dihasilkan pada hampir semua spesies tahan terhadap kondisi buruk. Contoh spesies filum ini, antara lain cacing gelang Ascaris lumbricoides Gambar
6.12, cacing tambang Ancylostoma duodenale, cacing kremi Oxyuris vermicularis
, dan cacing filaria Wuchereria bancrofti.
mulut lubang
genital Vagina
Uterus
Usus Anus
Ovarium
Sumber: Biologi: Evolusi, Kepelbagaian, dan Persekitaran
, 1995
Gambar 6.12
Struktur cacing Ascar is
lumbr icoides .
Cacing gelang atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit pada usus halus manusia. Cacing dengan panjang 15 cm –35 cm ini memiliki
warna tubuh putih kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah bibir. Cacing betina mampu menghasilkan sekitar 200
ribu telur dalam satu kali pengeluaran.
Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan atau telapak kaki. Dalam usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil.
Setelah menembus dinding usus, larva terbawa aliran darah sampai jantung dan paru-paru. Dalam paru-paru, larva dapat mencapai trakea sehingga
tertelan kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa. Cacing gelang ini merupakan penyebab penyakit ascariasis.
Cacing tambang hidup di usus manusia dan dapat mengisap darah dan cairan tubuh manusia. Cacing filaria Wuchereria bancrofti hidup di pembuluh
darah dan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah bening yang mengakibatkan penyakit kaki gajah elephantiasis Gambar 6.13. Cacing ini
disebarkan oleh tusukan nyamuk Culex.
5. Filum Annelida
Dua ciri utama pada Filum Annelida adalah memiliki rongga tubuh sejati
dan tubuhnya bersegmen. Setiap segmen ini dinamakan somit. Struktur somit-somit pada cacing disebut metameri. Annelida memiliki peredaran
darah tertutup yang dilengkapi pembuluh darah. Sistem saraf terdiri atas otak dan tali saraf yang disebut sistem saraf tangga tali. Annelida dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak dan chaeta yang artinya rambut. Semua anggota Polychaeta hidup di laut. Tubuhnya memiliki
rambut-rambut pada setiap parapodia. Parapodia merupakan struktur seperti daging pada setiap segmen tubuh Polychaeta yang dapat berfungsi sebagai
alat gerak. Pada banyak Polychaeta, parapodia berfungsi juga sebagai insang yang merupakan perpanjangan area kulit untuk pernapasan. Contoh
Polychaeta, antara lain Nereis virens Gambar 6.14, cacing wawo Lysidice oele
, dan cacing palolo Eunice viridis.
Sumber: Biologi: Evolusi, Kepelbagaian,
dan Persekitaran, 1 9 9 5
Gambar 6.13
Penyempitan pembuluh limfa oleh cacing filaria yang
menyebabkan penyakit kaki gajah
elephantiasis .
Sumber: Biological Science
, 1986
Gambar 6.14
er eis vir ens merupakan contoh
spesies dari kelas Polychaeta.