Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi

I I I . KESATUAN WI LAYAH PENGELOLAAN HUTAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan lestari, pasal 17 Undang- undang Kehutanan No.41 Tahun 1999 mengamanatkan pembentukan wilayah pengelolaan hutan untuk tingkat provinsi, kabupaten kota dan unit pengelolaan. Wilayah pengelolaan hutan yang dibentuk merupakan unit-unit kesatuan pengelolaan hutan KPH terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Pengelolaan hutan dalam KPH merupakan pelaksanaan manajemen hutan yang meliputi kegiatan tata hutan, penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam. Menurut PP No.6 tahun 2007 jo PP 3 tahun 2008, bahwa KPH meliputi : a. KPH Konservasi KPHK; b. KPH Lindung KPHL; dan c. KPH Produksi KPHP Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari, maka seluruh kawasan hutan nantinya terbagi ke dalam KPH. Pembangunan KPH merupakan salah satu prioritas dan target sasaran dalam rencana strategis kehutanan. Pada Rencana Strategis Departemen Kehutanan Tahun 2009-2014, telah ditetapkan sasaran strategis yang harus dicapai, yaitu beroperasinya lembaga KPH di 15 provinsi.

B. Arahan Pencadangan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH

Arahan pencadangan merupakan tahap awal dari prosedur pembentukan lembaga KPH. Arahan pencadangan KPH ditetapkan oleh Menteri setelah adanya usulan rancang bangun unit KPH oleh Gubernur, yang disusun berdasarkan kriteria dan standar yang ditetapkan oleh Menteri. Sampai dengan Juni 2010, jumlah dan luas areal pencadangan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH di seluruh I ndonesia seluas 58.604.936 ha yang tersebar pada 22 provinsi, yaitu terdiri dari: 1. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi KPHP sebanyak 250 unit dengan luas 37.961.476 ha; 2. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL sebanyak 162 unit dengan luas 20.643.460ha; Jumlah dan luas areal pencadangan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH tersebut tidak mengalami perubahan dibandingan dengan periode triwulan sebelumnya. Luas dan lokasi arahan pencadangan KPH di seluruh I ndonesia, sebagaimana tabel berikut : Tabel 3. Luas dan lokasi arahan pencadangan KPH di seluruh I ndonesia Provinsi No Surat Tgl surat KPHP KPHL Unit Luas ha Unit Luas ha Bali S.370 VI I -PW 2007 18-Jun-07 3 106.427 Bangka Belitung S.810 VI I -WP3H 2009 24-Sep-09 11 542.096 2 86.069 Bengkulu S.259 VI I -PW 2007 26-Apr-07 2 163.387 3 299.347 Gorontalo S.261 VI I -PW 2007 26-Apr-07 4 384.066 3 236.016 Jambi S.811 VI I -WP3H 2009 24-Sep-09 16 1.428.233 1 15.965 Kalimantan Barat S.444 VI I -PW 2008 13-Okt-08 34 5.909.782 4 1.056.354 Kalimantan Selatan S.370 VI I -WP3H 2009 30-Apr-09 7 1.063.528 3 326.696 Lampung S.260 VI I -PW 2007 26-Apr-07 6 240.985 6 260.564 Maluku S.262 VI I -PW 2007 26-Apr-07 16 2.082.622 2 163.803 Maluku Utara S.369 VI I -WP3H 2009 30-Apr-09 11 1.217.730 5 512.551 NTB S.371 VI I -PW 2007 18-Jun-07 12 460.619 11 448.215 NTT S.371 VI I -WP3H 2009 11-Des-09 6 545.491 11 695.296 Papua S.560 VI I -PW 2008 12-Sep-08 31 10.776.713 25 7.403.433 Papua Barat S.604 VI I -PW 2008 13-Okt-08 16 4.201.843 5 1.186.564 Sulawesi Barat S.362 VI I -PW 2008 16-Jun-08 3 379.153 8 483.338 Sulawesi Selatan S.361 VI I -PW 2008 16-Jun-08 6 276.935 16 1.558.228 Sulawesi Tengah S.443 VI I -PW 2008 28-Jul-08 15 2.333.244 9 1.216.362 Sulawesi Tenggara S.480 VI I -PW 2007 26-Jul-07 17 1.080.488 11 1.002.678 Sulawesi Utara S.206 VI I -PW 2007 04-Apr-07 4 445.508 3 528.724 Sumatera Barat S.603 VI I -PW 2008 13-Okt-08 4 483.915 5 1.197.289 Sumatera Selatan S.368 VI I -WP3H 2007 30-Apr-09 10 2.113.775 10 487.914 Sumatera Utara S.643 VI I -WP3H 2009 30-Jul-09 19 1.831.363 16 1.371.627 JUMLAH 250 37.961.476 162 20.643.460 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan, diolah oleh Direktorat BRPHP, Ditjen Bina Produksi Kehutanan.

C. Penetapan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH

Tahap lanjutan dari arahan pencadangan adalah usulan penetapan yang dilanjukan dengan penetapan unit KPH oleh Menteri. Sampai Juni 2010 tercatat sudah ada 98 unit KPHP dengan luas 18.242.967 ha yang telah ditetapkan oleh Menhut. Selain itu telah ditetapkan pula KPHL sebanyak 75 unit seluas 12.277.089,62 ha dan KPHK sebanyak 1 unit seluas 1.373, 5 ha yang telah ditetapkan Menhut. Jumlah dan luas areal penetapan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH tersebut tidak mengalami perubahan dibandingan dengan periode triwulan sebelumnya. Luas dan lokasi penetapan KPH di seluruh I ndonesia, sebagaimana tabel berikut : Tabel 4. Luas dan lokasi arahan penetapan KPH di seluruh I ndonesia Provinsi No Surat Tgl Surat KPHP KPHL KPHK Unit Luas ha Unit Luas ha Unit Luas ha Bali SK.800 Menhut-VI I 2009 07-Des-09 3 110.309,62 1 1.373,50 Bangka Belitung SK.797 Menhut-VI I 2009 07-Des-09 11 548.169,00 2 93.632,00 DI Y SK.439 Menhut-I I 2007 13-Des-07 1 16.357,00 NTB SK.337 Menhut-VI I 2009 15-Jun-09 12 440.993,00 11 448.217,00 Papua SK.481 Menhut-I I 2009 18-Agust-09 31 10.776.722,00 25 7.403.479,00 Papua Barat SK.744 Menhut-I I 2009 19-Okt-09 16 4.222.044,00 5 1.192.193,00 Sulawesi Barat SK.799 Menhut-VI I 2009 07-Des-09 3 379.153,00 10 720.674,00 Sulawesi Tenggara SK.338 Menhut-VI I 2009 15-Jun-09 15 1.028.833,00 10 1.028.089,00 Sulawesi Utara SK.796 Menhut-VI I 2009 07-Des-09 5 346.781,00 4 83.207,00 Sumatera Barat SK.798 Menhut-VI I 2009 07-Des-09 4 483.915,00 5 1.197.289,00 JUMLAH 98 18.242.967,00 75 12.277.089,62 1 1.373,50 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan, diolah oleh Direktorat BRPHP, Ditjen Bina Produksi Kehutanan.

D. Penetapan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH Model

Wilayah KPH Model yang diharapkan menjadi prioritas pembentukan kelembagaan KPH. Terdapat tiga jenis KPH Model berdasarkan fungsi dominannya, yaitu KPH Lindung KPHL, KPH Produksi KPHP, dan KPH Konservasi KPHK Model, Di dalam satu unit KPH Model dimungkinkan terdapat dua fungsi hutan yaitu fungsi lindung dan atau fungsi produksi, tetapi dalam penamaannya didasarkan atas dominasi fungsi hutan pada wilayah tersebut. Khusus untuk KPHK, pembentukan dan pengelolaanya dilakukan oleh pemerintah pusat.