aa 1 Memberi masukan kepada para pelatih yang harus dikerjakan dan yang tidak
perlu dilakukan. 2 Proses evaluasi memberikan petunjuk kepada manajemen bahwa program
penyuluhan memberi dampak yang positif terhadap kebutuhan jangka panjang Suryana, 2006.
Evaluasi penyuluhan memiliki dua aspek, yaitu: 1 Menentukan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh program penyuluhan
memberikan sumbangan pada pencapaian tujuan organisasi. 2 Membandingkan berbagai teknik penyuluhan untuk menentukan teknik
penyuluhan mana yang paling tepat dan dapat memberikan sumbangan pada pencapaian tujuan organisasi.
2.2 Konsep Dasar Pengetahuan
Menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo 2003 perilaku manusia ada 3 tiga domain yaitu: a pengetahuan cognitive, b sikap affective, c Tindakan
psychomotor. Pada penelitian ini penulis hanya membatasi tentang pengetahuan dan sikap.
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
aa Menurut WHO pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Selanjutnya menurut Poedjawijatna 1991 orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dengan
demikian pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
2.2.2. Tahapan Pengetahuan
Penelitian Rogers 2003 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi tahapan pengetahuan dalam diri orang tersebut terjadi adalah sebagai berikut:
a. Knowledge pengetahuan, yakni orang tersebut mengetahui dan memahami akan
adanya sesuatu perubahan baru. b.
Persuasion kepercayaan, yakni orang mulai percaya dan membentuk sikap terhadap perubahan tersebut.
c. Decision keputusan, yakni orang mulai membuat suatu pilihan untuk
mengadopsi atau menolak perubahan tersebut. d.
Implementation pelaksanaan, orang mulai mererapkan perubahan tersebut dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
aa e.
Confirmation penegasan, orang tersebut mencari penegasan kembali terhadap perubahan yang telah diterapkannya, dan boleh merubah keputusannya apabila
perubahan tersebut berlawanan dengan hal yang diinginkannya. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Notoatmodjo, 2003. Menurut Bloom 1908 pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan. a.
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
Universitas Sumatera Utara
aa secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e.
Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
aa f.
Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau suatu
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan menjadi landasan penting untuk menentukkan suatu tindakan.
Pengetahuan, sikap dan perilaku akan kesehatan merupakan faktor yang menentukan dalam mengambil suatu keputusan. Orang yang berpengetahuan baik akan
mengupayakan kemampuan menerapkan pengetahuannya didalam kehidupan sehari- hari Notoatmodjo, 2003
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang over behavior dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang dasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2003.
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan