Tindakan Practice Standar Kompetensi Tenaga Penyuluh Kesehatan

aa

2.4 Tindakan Practice

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tingkat-tingkat tindakan adalah : 1. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil 2. Respon Terpimpin Guided Respons Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme Mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi Adaptation Merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran langsung dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Universitas Sumatera Utara aa

2.5 Standar Kompetensi Tenaga Penyuluh Kesehatan

Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakatpromosi kesehatan secara profesional. Promosi Kesehatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah proses pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, dengan kegiatan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sesuai kondisi dan potensi setempat, serta dengan cara mempengaruhi lingkungan melalui advokasi, bina suasana dan cara-cara lain yang memungkinkan. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur apakah seseorang telah memiliki kemampuanketerampilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengertian Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan. Dalam pengertian itu standar kompetensi tidak terbatas pada kemampuan menyelesaikan tugaspekerjaan saja, namun harus dipahami tentang esensi bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Standar Kompetensi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang mendukung, antara lain pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal ditempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi lingkungan yang berbeda. Universitas Sumatera Utara aa Sedangkan cara mengembangkan standar kompetensi dilakukan antara lain dengan pendekatan Benchmark, adopt and adapt, Field research, serta pendekatan kombinasi. Dengan bahasa lain dapat dinyatakan bahwa standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaantugas yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Seseorang telah dinyatakan “Berkompeten” bila telah mengetahui keterampilan, sikap dalam melakukan : 1. Mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas. 2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. 3. Menyelesaikan masalah sesuai perkembangan rencana. 4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan danatau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Setiap tenaga penyuluh kesehatan diharuskan mendapatkan pengakuan terhadap kompetensinya melalui suatu proses yang dinamakan sertifikasi. Sertifikasi merupakan suatu proses pengakuan terhadap kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap seorang tenaga kesehatan melalui uji kompetensi. Universitas Sumatera Utara aa Setelah seorang tenaga kesehatan berhasil memperoleh pengakuan secara formal melaui uji kompetensi dengan prosedur sertifikasi ini, maka pengakuan tersebut akan dicatat secara resmi melalui prosedur registrasi. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat penilaian kompetensi inti dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya. Tenaga penyuluh kesehatan sebagai salah satu jenis profesi dan tenaga kesehatan juga termasuk dalam kriteria peraturan wajib melakukan uji kompetensi ini. Uji kompetensi ini dimaksudkan untuk memperoleh SIK Surat Ijin Kerja. Uji kompetensi bagi tenaga penyuluh kesehatan tentu akan mengacu pada beberapa dasar hukum yang sudah ada, seperti Standard Profesi penyuluh kesehatan. Standar Profesi adalah pedoman yang dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik yang ditetapkan oleh Menkes. Profesi penyuluh kesehatan dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 374MenkesSKIII2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi penyuluh kesehatan. Apabila mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, uji kompetensi bagi penyuluh kesehatan tentu akan sangat bersinggungan dengan tugas keseharian. Penyuluh kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, hak, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas perilaku masyarakat untuk dapat memelihara, melindungi, dan meningkatkan Universitas Sumatera Utara aa cara-cara hidup bersih dan sehat. Dengan mengacu pada batasan tersebut, untuk melakukan uji kompetensi ini, seorang tenaga penyuluh kesehatan akan selalui siap dengan berbagai jenis kemampuankompetensi sebagai berikut : 1. Memahami Peraturan dan produk hukum yang terkait dengan profesi penyuluh kesehatan. 2. Studi kelayakan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data. 3. Kemampuan melakukan diagnosa kesehatan lingkungan 4. Perbaikan kualitas komunikasi. 5. Kemampuan melakukan intervensi yang ditemukan pada suatu obyek 6. Kemampuan melakukan konsultasi tentang masalah kesehatan 2.6 Diare Pada Balita 2.6.1 Definisi Balita

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal

2 55 76

Efektivitas Penyuluhan Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk Di Kecamatan Medan Denai

2 51 103

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG DIARE TERHADAP TINDAKAN PEMBERIAN CAIRAN REHIDRASI PADA ANAK BALITA DIARE

3 40 20

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PENCEGAHAN DIARE DI KECAMATAN WALIKUKUN NGAWI JAWA TIMUR

0 3 71

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

0 2 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Bo

0 4 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DESA GLADAGSARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Des

0 0 19

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANGEN SRAGEN.

0 0 16

FITRI EKA WULANDARI R0108021

1 11 59