11. Teori Keynes Mengenai Permintaan Konsumsi
A. Konsumsi dan Pendapatan Disposibel Seperti dirumuskan oleh Keynes Schaum 1993, fungsi konsumsi
merupakan fungsi yang disposibel, karena direncanakan pada berbagai tingkat pendapatan diposibel. Keynes percaya bahwa skedul konsumsi yang direncanakan
ini merupakan hukum psikologis yang fundamental dimana perubahan konsumsi lebih kecil dari perubahan pendapatan disposibel.
B. Teori Pendapatan Absolut
Teori Keynes menyatakan bahwa konsumsi agregat berhubungan secara
langsung tetapi tidak proporsional dengan tingkat pendapatan disposibel agregat sekarang dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang para
pakar ekonomi mencoba menyusun kembali dengan memasukkan variabel- variabel obyektif dan subyektif ke dalam fungsinya. Tetapi penyesuaian fungsi-
fungsi jangka pendek dan jangka panjang ini dinilai tidak memuaskan, karena hubungan proporsional konsumsi jangka panjang dengan pendapatan disposibel
tidak dijelaskan secara teoritis tetapi sebagai suatu gejala kebetulan. C. Teori Pendapatan Relatif
Teori pendapatan relatif yang dikembangkan oleh James Dusenberry dinilai lebih unggul dibandingkan teori pendapatan absolut dalam menyatukan
hubungan proporsional dan tidak proporsional antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat. Dalam menyajikan teorinya, mula-mula hipotesa
tentang perilaku individu, kemudian dengan menggunakan asumsi-asumsi umum mengenai konsumsi agregat.
Menurut pandangan Dusenberry Diulio, 1993 : 61, keputusan konsumsi
dan tabungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana seseorang hidup. Jadi seseorang dengan pendapatan tertentu berkonsumsi lebih banyak bila dia
hidup di lingkungan orang kaya daripada dia hidup di lingkungan lebih miskin. Perilaku konsumsi di dalam suatu lingkungan relatif terhadap pola kunsumsi
tetangganya, yaitu ia menggunakan uang agar dapat memelihara suatu status
Universitas Sumatera Utara
ekonomi tertentu di dalam lingkungannya. Jika distribusi pendapatan relatif konstan , mungkin sekali APC seseorang konstan karena konsumsi mempunyai
hubungan dengan pendapatannya yang relatif di dalam suatu masyarakat dan tidak dihubungkan dengan tingkat pendapatan absolut. Karena itu secara agregat, kita
mengharapkan suatu hubungan proporsional antara konsumsi agregat dengan pendapatan disposibel agregat.
Dusenberry Diulio, 1993 : 61 juga berteori bahwa rumah tangga senang
memelihara standar hidup tertentu. Jadi dia berpendapat bahwa cukup beralasan untuk menyajikan fungsi konsumsi rumah tangga sebagai C = f Yc, Yp, dimana
Yc menunjukkan pendapat sekarang dan Yp sebagai pendapat sebelumnya. Jika pendapatan sekarang selalu lebih tinggi dari pendapatan sebelumnya, konsumsi
dihubungkan dengan tingkat pendapatan realatif seseorang di dalam suatu masyarakat. Jika pendapatan sekarang merosot di bawah pendapatan tertinggi
sebelumnya, konsumsi dihubungkan dengan standar hidup yang ditetapkan oleh pendapatan tertinggi sebelumnya. Jadi menurut teori Dusenberry, rumah tangga
akan mengubah MPC mereka bilamana tingkat pendapatan turun agar dapat mempertahankan suatu standar hidup tertentu. Dalam jangka pendek, terdapat
situasi dimana hubungan antara konsumsi agregat dan pendapatan disposibel agregat yang tidak proporsional bila tingkat pendapatan sekarang merosot di
bawah pendapatan sebelumnya yang tertinggi.
D. Teori Pendapatan Permanen
Teori pendapat permanen Milton Friedman Diulio, 1993 : 62
menggabungkan hubungan proporsional tidak proporsional antara konsumsi dan pendapatan disposibel dengan berteori bahwa konsumsi tidak didasarkan pada
tingkat pendapatan disposibel sekarang. Menurut Miton Friedman, pendapat disposibel sekarang Ym terdiri dari
pendapatan permanen Yp dan pendapatan sementara transitori Yt. Pendapatan permanen adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh rumah tangga
selama beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan transitori terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
setiap tambahan atau pengurangan yang tidak terduga terhadap pendapatan permanen. Diulio , 1993 : 63
Jadi : Ym = Yp + Yt Teori ini selanjutnya mengatakan bahwa pendapatan permanen
menentukan konsumsi. Teori menganggap bahwa rumah tangga tanpa memperhatikan tingkat pendapatan permanen mereka, selalu mengkonsumsi
bagian proporsi yang kira-kira sama dari pendapatan permanen mereka. Jika kita menghubungkan konsumsi dengan pendapatan permanen, maka diperoleh
hubungan proporsional yang tanpa melihat distribusi pendapatan permanen. Hanya jika perlu menghubungkan konsumsi dengan pendapatan, kita memperoleh
suatu hubungan tidak proporsional karena pendapatn sekarang mungkin terdiri dari pendapatan transitori positif dan negatif.
Di dalam suatu perekonomian, masyarakat yang mengalami perubahan peningkatan pendapatan akan cenderung untuk merubah konsumsinya. Demikian
juga akan permintaan terhadap jasa angkutan umum. Pada mulanya, apabila pendapatan seseorang meningkat, tingkat kebutuhan akan jasa angkutan umum
akan meningkat pula akibat dari semakin banyaknya perjalanan yang harus dilakukannya. Permintaan jasa angkutan umum ini akan terus meningkat hingga
mencapai suatu titik tertentu dimana seseorang itu tidak lagi membutuhkan jasa angkutan umum. Karena baginya peran angkutan umum ini dapat digantikan oleh
kenderaan pribadi yang dimilikinya. Dengan semakin tingginya tingkat pendapatan seseorang, maka setelah konsumsinya tinggi dia membuat
tabungansimpanan. Dengan melakuka n tabungan orang tersebut akan mempunyai persediaan uang dan daya beli yang lebih tinggi, jadi dia akan berusaha mencari
konsumsi yang lebih tinggi dengan mengkonsumsi barang mewah seperti mobil. Jadi orang tersebut telah memiliki sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menggantikan fungsi dari angkutan umum, sehingga bagi dirinya permintaan jasa angkutan umum itu menjadi berkurang bahkan mungkin tidak ada sama sekali.
Tingkat pendapatan ini tidak sama untuk setiap individu, hal ini tergantung pada jenis dan tingkat konsumsi seseorang. Disamping itu juga hal ini dapat terjadi
karena adanya kebutuhan mendadak.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai
berikut :
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kotamadya Medan yaitu pada angkutan umum PT. MARS
2. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi bahan penelitian adalah Angkutan Umum di Kotamadya Medan. Dan sampel yang dipergunakan adalah para supir
angkutan umum pada PT. MARS dengan jumlah responden 40 orang. Rata- rata pendapatan yang diperoleh supir sama maka diambil cara untuk
mengambil data adalah sebagai berikut :
No.Lin Jurusan Trayek
Jumlah unit Jumlah Sampel
orang 13
30 3
40 70
3 60
75 4
61 80
4 65
80 4
66 10
3 67
23 3
70 70
4 128
10 3
129 50
3 130
70 3
131 50
3
Universitas Sumatera Utara