Mereka  yag  melakukan  perkawinan  di  bawah  umur  melakukan perkawinannya  dengan  menempuh  cara  memalsukan  identitas
KTP  Kartu  Tanda  Penduduk  dengan  menambah  umur  yang sebenarnya
belum mencapai
usia yang
dibenarkan oleh
Undang-undang. Ada
juga mereka
yang melakukan
perkaiwnan  sirri  tidak  memperdulikan  apa  yang  diatur  oleh perundang-undangan.  Yang  mereka  tahu,  mereka  mensyahkan
perkawinannya  tidak  mesti  di  KUA  Kantor  atau  Ustad-Ustad yang terpenting mereka menikah.
C. Dampak Perkawinan di Bawah Umur
Hasil  wawancara  dengan  4  orang  pelaku  perkawinan  di bawah  umur,  1  orang  tidak  merasakan  dampak  apa-apa  setelah
mereka  kawin.  Sedangkan  3  orang  lainnya  merasakan  dampak setelah  mereka  kawin  seperti  jadi  bahan  omongan  masyarakat  yang
berfikiran negatif
karena perkawinannya.
Menurutnya selain
omongan  masyarakat  dampak  lainnya  adalah  sering  marah  suami dan  ringan  tangan.  Ada  juga  salah  satu  diantara  mereka  yang
merasakan  dampak  setelah  perceraian    dengan  suami  maka  istri mau  tidak  mau  harus  mengurus  anak  dan  membiayai  anak  sendiri
tanpa  bantuan  siapapun,  karena  baginya  kalau  sudah  berpisah mantan  suami  tidak  mengingat  anaknya  untuk  memberikan  nafkah
setelah perceraian terjadi.
Tabel 3.11 Dampak Perkawinan di Bawah Umur
No Dampak
Jumlah
1 Cerai di usia muda
1 Orang 2
Psikolog bahan omongan masyarakat
2 Orang 3
Susah mendapatkan akte anak 0 Orang
4 Tidak ada dampak
1 Orang
Jumlah 4 Orang
Berikut peneliti uraikan dampak-dampak perkawinan di bawah umur di Desa Kedung Jaya yang tercatat tersebut:
1 Dampak terhadap perceraian di usia muda
Dalam penelitian
ini ditemukan
ada 1
pelaku perkawinan  di  bawah  umur  yang  bercerai  di  usia  muda,
sehingga  mengakibatkan  susah  dalam  mencari  nafkah  untuk anak  karena  suami  yang  sudah  tidak  memberikan  nafkah
setelah perkawinan. 2
Dampak terhadap psikolog Secara  psikis  pola  fikir  anak  yang  belum  dewasa  dan
belum mengerti
tentang masalah
perkawinan akan
terjadi pertengkaran  diantara  mereka  yang  melakukan  perkawinan  di
bawah  umur  suami  istri.  Tingkat  keegoisan  mereka  masih sangat  labil  dan  masih  belum  bisa  terkendali  dengan  baik  dan
menjadi  salah  satu  pemicu  pertengkarang  dalam  hubungan rumah tangga mereka.
Selain  itu  juga  mereka  yang  melakukan  perkawinan  di bawah  umur  sering  menjadi  bahan  omongan  para  tetangga  atau
masyarakat sehingga
mereka mengurangi
interaksi sosial
dengan masyarakat di sekitar mereka.
D. Analisis Penulis