Persepsi .1 Definisi Persepsi TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi Persepsi diartikan cara pandang seseorang mengenai sesuatu atau cara seseorang melihat sesuatu, di mana orang­orang melihat segala sesuatu secara berbeda satu sama lain Leavitt 1978. Menurut Sarwono 2002, persepsi dibedakan menjadi dua yaitu persepsi sosial dan persepsi benda. Persepsi sosial adalah persepsi mengenai seseorang atau orang lain untuk memahami orang dan orang­orang lain. Dalam persepsi sosial ada yang ingin diketahui, yaitu keadaan dan perasaan orang lain saat ini, di tempat ini melalui komunikasi non­lisan seperti kontak mata, busana, gerak tubuh, dan sebagainnya atau lisan dan kondisi yang lebih permanen yang ada di balik segala yang tampak saat ini seperti niat, sifat dan motivasi yang diperkirakan menjadi penyebab dari kondisi saat ini. Hal ini bersumber pada kecenderungan manusia untuk selalu berupaya guna mengetahui apa yang ada di balik gejala yang ditangkap dengan indera. Dengan demikian, persepsi merupakan pemberian makna pada hasil pengamatan terhadap suatu objek. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi yang didapat untuk menciptakan gambaran sesuatu yang memiliki arti Kotler 2004 dan proses tersebut mempengaruhi perilaku individu tersebut Mulyana 2004. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah tahap terpenting dalam komunikasi dan merupakan inti persepsi Mulyana 2004. Pengetahuan yang diperoleh individu melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan megenai bagaimana tampaknya objek tersebut. Hal ini dikarenakan seseorang tidak dapat mengeinterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang dipercaya mewakili objek tersebut. Mulyana 2004 mengemukakan bahwa, persepsi merupakan penilaian yang dilakukan oleh seorang melalui inderanya untuk selanjutnya dibentuk kesan­kesan dari objek tentang dirinya maupun kondisi fisik dan sosial di luar dirinya, proses selanjutnya melalui interpretasi kesan akan dibentuk menjadi bagian­bagian yang bermakna yang terorganisasi di dalam otak. Persepsi merupakan suatu kesan dan pandangan seseorang dari hasil penafsiran, pemahaman, dan pengamatannya pada lingkungan sekitarnya. Persepsi dibentuk dan dipengaruhi oleh faktor­faktor berupa sikap, motif kepentingan, pengalaman, harapan, situasi dan latar belakang pendidikan. Persepsi sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang diterimanya melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Meskipun demikian, persepsi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Dalam hal ini, bagaimana seorang konsumen melihat realitas diluar dirinya atau dunia sekelilingnya, disebut sebagai persepsi. Persepsi mempengaruhi rangsangan stimulus atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai sasaran. Persepsi juga berarti sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan­ hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pengertian persepsi yang demikian dikonotasikan sebagai persepsi sosial Gunawan 2004. Menurut Mulyana 2004, ada beberapa prinsip penting mengenai persepsi, antara lain sebagai berikut : 1 Persepsi terbentuk berdasarkan pengalaman Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal­hal itu terbentuk berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka terhadap seorang, objek, atau kejadian serupa. 2 Persepsi bersifat selektif Informasi atau rangsangan stimulus inderawi yang diperoleh seseorang jumlahnya sangat banyak sekali sehingga perlu proses selektifitas atas rangsangan­ rangsangan tersebut. Atensi seseorang merupakan faktor utama yang menentukan proses selektifitas tersebut. Atensi seseorang terhadap objek persepsi akan membentuk persepsi terhadap objek tersebut. Atensi menyebabkan seseorang melakukan seleksi hanya pada karakterstik tertentu. 3 Persepsi bersifat dugaan Persepsi yang terbentuk berupa dugaan apabila seseorang tidak mungkin memperoleh informasi yang lengkap mengenai objek persepsi melalui penginderaan. Proses persepsi yang bersifat dugaan memungkinkan seseorang mengisi ruang kosong untuk melengkapi dan menyediakan informasi yang hilang dengan membuat suatu kesimpulan terhadap suatu objek persepsi. 4 Persepsi bersifat evaluatif Seseorang mempersepsikan orang lain atau sesuatu berdasarkan pengalaman masa lalu dan kepentingannya. Persepsi bersifat pribadi dan subjektif karena persepsi mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan yang digunakan seseorang untuk memaknai objek persepsi. 5 Persepsi bersifat kontekstual Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi. 2.1.2 Proses Terbentuknya Persepsi Persepsi tidak terbentuk begitu saja segera setelah seorang menerima suatu stimulus atau objek persepsi Estiningsih 1993. Pengalaman di masa lalu memberikan dasar pada pemahaman penerimaan, pandangan atau tanggapan manusia terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya Yuniarti 2000. Dengan demikian akan terbangun suatu pemikiran, keinginan, kehendak dan cita­cita dalam pemikiran manusia yang akan diwujudkan dan tercermin dalam perilaku kehidupan sehari­hari. Menurut Sarwono 2000, menjelaskan bahwa manusia mempersepsikan dan menilai sesuatu objek didasarkan pada dua pendekatan, yaitu pendekatan secara konvensional atau fungsional, dan secara ekologik. Pendekatan secara konvensional atau fungsional bermula dari adanya rangsangan dari luar individu, individu menjadi sadar akan adanya rangsangan melalui sel­sel syaraf resptor penginderaan yang peka terhadap bentuk­bentuk energi tertentu seperti cahaya, suara dan suhu. Sedangkan pendekatan ekologik, yaitu individu tidaklah menciptakan makna­makna dari apa yang akan diinderakan, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri, dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi tentang suatu objek menggunakan konsep­konsep tertentu, konsep inilah yang akan menentukan kategori­kategori yang digunakan Estiningsih 1993. Kategorisasi yang dipakai seseorang belum tentu dipakai pula oleh orang lain dalam mempersepsikan sesuatu karena kebutuhan setiap orang berbeda. Menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi selain juga memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu terhadap objek yang sama Yuniarti 2000. Faktor­faktor tersebut adalah : 1 Keadaan pribadi orang yang mempersepsikan Merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempersepsikan. Misalnya kebutuhan, suasana hati, pengalaman masa lalu dan karakteristik lain yang terdapat dalam diri individu. Adanya faktor fungsional yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi pada setiap orang terhadap suatu objek yang sama. 2 Karakteristik target yang dipersepsikan Target tidak dilihat sebagai suatu yang terisolasi, maka hubungan antara target dan latar belakang serta kedekatankemiripan dan hal­hal yang dipersepsikan dapat mempengaruhi persepsi seseorang. 3 Konteks situasi terjadinya persepsi Waktu mempersepsikan suatu kejadian juga dapat mempengaruhi persepsi, demikian pula dengan lokasi, cahaya, panas atau faktor situasional lainnya. Persepsi merupakan proses pengamatan yang dilakukan seseorang, yang dipengaruhi oleh faktor­faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan. Manusia mengamati suatu objek psikologi dengan kaca matanya sendiri diwarnai oleh nilai­nilai dari kepribadiannya. Sedangkan objek psikologi ini dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek psikologi tersebut Noerlaela 1998. Menurut Leavitt 1978, faktor yang paling penting yang menentukan persepsi seseorang terhadap dunia adalah relevansinya dengan kebutuhan­ kebutuhan dari dirinya, dimana hal itu berarti bahwa seseorang akan melihat kepada hal­hal yang mereka anggap akan membantu memuaskan kebutuhan­kebutuhan dan mengabaikan hal­hal yang menggangu, serta kemudian melihat kepada gangguan­ gangguan yang berlangsung lama dan meningkat.

2.2 Hubungan antara Persepsi dan Perilaku Anggota Kelompok Pendeder Binaan UPTD