Status Hara Kalium HASIL DAN PEMBAHASAN

22 tanaman padi juga diduga sedikit sehingga kadar K t pada sawah tersebut sangat rendah. Berdasarkan nilai rata-rata K t pada setiap provinsi, kadar K t antara Jawa Barat dan Jawa Tengah tidak berbeda jauh. Kadar rata-rata K t tertinggi adalah Jawa Barat dan terendah Jawa Timur. Kadar rata-rata K t Jawa Barat sebesar 0.26. Kadar rata-rata K t Jawa Tengah sebesar 0.25. Kadar rata-rata K t Jawa Timur sebesar 0.08.

4.2.4. Perbedaan Kadar K

dd , K tdd , dan K t Pada Setiap Lokasi Perbedaan kadar K dd , K tdd , dan K t pada setiap lokasi disajikan pada Tabel 7. Hasil menunjukkan bahwa uji lokasi tidak nyata secara statistik baik terhadap K dd , K tdd , maupun K t . Hasil uji yang tidak nyata ini diduga karena keragaman antara provinsi yang tinggi satu sama lain. Selain itu dapat pula disebabkan karena sebaran penggunaan pupuk K di setiap lokasi bervariasi, yang dapat dilihat dari standar deviasinya yang tinggi Tabel 7. Tabel 7. Perbedaan Kadar K dd , K tdd , dan K t Pada Setiap Lokasi n = 23 Lokasi K dd SD K tdd SD K t SD cmol + kg -1 cmol + kg -1 Jawa Barat 0.45a 0.31 0.40a 0.32 0.26a 0.18 Jawa Tengah 0.50a 0.53 0.83a 0.85 0.25a 0.17 Jawa Timur 0.30a 0.21 0.32a 0.09 0.08a 0.04 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada uji Tukey P 0.05.

4.3. Status Hara Kalium

Penetapan status hara K dinilai dari hasil analisis K dd . Hal ini dikarenakan K dd merupakan K yang tersedia, labil dan merupakan faktor kapasitas Leiwakabessy et al. 2003. Status hara K tanah sawah di Pulau Jawa berdasarkan lokasi yang diambil bervariasi mulai dari rendah hingga tinggi. Di Jawa Barat menurut kriteria Puslittanak 1992 Cicalengka dan Cikarawang termasuk dalam status hara K rendah. Karawang, Jatisari, dan Palimanan berstatus hara K sedang. Pamanukan dan Indramayu berstatus hara K tinggi. Menurut kriteria FDALR 23 2004, Cicalengka dan Cikarawang termasuk dalam status hara K rendah. Palimanan berstatus hara K sedang. Karawang, Jatisari, Pamanukan dan Indramayu berstatus hara K tinggi. Status hara K di Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Status Hara Kalium Pada Tanah Sawah di Pulau Jawa Nama Lokasi Ordo Tanah USDA 2010 K dd cmol + kg -1 Status Hara K Puslittanak 1992 FDALR 2004 Jawa Barat Karawang Inceptisols 0.45 Sedang Tinggi Jatisari Inceptisols 0.45 Sedang Tinggi Pamanukan Inceptisols 0.78 Tinggi Tinggi Indramayu Inceptisols 0.94 Tinggi Tinggi Palimanan Inceptisols 0.26 Sedang Sedang Cicalengka Inceptisols 0.17 Rendah Rendah Cikarawang Ultisols 0.13 Rendah Rendah Rata-rata 0.45 Sedang Tinggi Jawa Tengah Brebes Inceptisols 2.03 Tinggi Tinggi Suradadi Inceptisols 0.62 Tinggi Tinggi Batang Ultisols 0.08 Rendah Rendah Kendal Inceptisols 0.50 Sedang Tinggi Demak Vertisols 0.53 Tinggi Tinggi Jekulo Vertisols 0.36 Sedang Sedang Jogjakarta Vertisols 0.20 Rendah Sedang Borobudur Inceptisols 0.18 Rendah Rendah Kutoarjo Inceptisols 0.32 Sedang Sedang Karanganyar Inceptisols 0.23 Rendah Sedang Buntu Inceptisols 0.45 Sedang Tinggi Rata-rata 0.50 Sedang Tinggi Jawa Timur Bojonegoro Vertisols 0.34 Sedang Sedang Tambak Rejo Vertisols 0.19 Rendah Rendah Nganjuk Vertisols 0.24 Rendah Sedang Jombang Inceptisols 0.09 Rendah Rendah Ponorogo Vertisols 0.64 Tinggi Tinggi Rata-rata 0.30 Sedang Sedang 24 Berdasarkan Tabel 8, di Jawa Tengah, menurut kriteria Puslittanak 1992 Batang, Jogjakarta, Borobudur, dan Karanganyar termasuk dalam status hara K rendah. Kendal, Jekulo, Kutoarjo, dan Buntu berstatus hara K sedang. Brebes, Suradadi, dan Demak termasuk dalam status hara K tinggi. Menurut FDALR 2004, Batang dan Borobudur berstatus hara K rendah. Jekulo, Jogjakarta, Kutoarjo, dan Karanganyar berstatus hara K sedang. Brebes, Suradadi, Demak, Kendal, dan Buntu termasuk dalam status hara K tinggi. Sementara di Jawa Timur, menurut Puslittanak 1992 Tambak Rejo, Nganjuk, dan Jombang termasuk dalam status hara K rendah. Bojonegoro berstatus hara K sedang dan Ponorogo berstatus hara K tinggi. Menurut kriteria FDALR 2004, Tambak Rejo dan Jombang berstatus K rendah. Bojonegoro dan Nganjuk berstatus hara K sedang. Ponorogo berstatus hara K tinggi. Sebaran status hara K pada tanah sawah di Pulau Jawa berdasarkan kriteria Puslittanak 1992 dan FDALR 2004 dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2-3. Rachim 1995 menyatakan bahwa kelas status hara K rendah mengindikasikan kebutuhan pupuk K yang banyak, respon pemupukan K tinggi, tanpa pupuk gejala kahat pasti muncul, pertumbuhan tanaman tanpa pupuk tidak normal, kemungkinan mati kecil meskipun tidak berubah. Kelas status hara K sedang menunjukkan bahwa kebutuhan hara K sedang, respon pemupukan K sedang, tanpa pupuk pertumbuhan tanaman kurang normal, gejala kahat tidak muncul, dan produksi rendah. Sedangkan untuk kelas status hara K tinggi tidak memerlukan pupuk, respon pemupukan rendah dan kebutuhan pupuk hanya untuk pemeliharaan. Berdasarkan nilai rata-rata pada setiap provinsi, menurut kriteria Puslittanak 1992, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berstatus hara K sedang. Sementara menurut kriteria FDALR 2004, Jawa Barat dan Jawa Tengah berstatus hara K tinggi sedangkan Jawa Timur berstatus hara K sedang.

4.4. Hubungan Jenis Tanah dengan Ketersediaan Kalium