Yang Termasuk Ahli Waris

C. Yang Termasuk Ahli Waris

Jika si meninggal meninggalkan anak-anak luar kawin yang telah diakui dengan sah, maka warisan harus di bagi dengan cara yang ditentukan dalam empat pasal berikut ini. Pasal 863 KUHPerdata : Jika yang meninggal meninggalkan keturunan yang sah atau seorang suami atau istri, anak-anak luar kawin mewaris sepertiga dari bagian yang mereka sedianya harus mendapatnya andaikata mereka anak-anak yang sah; jika si menikah meninggalkan keturunan maupun suami atau istri, akan tetapi meninggalkan keluaraga sedarah, dalam garis ke atas, ataupun saudara laki-laki dan perempuan atau keturunan mereka,maka mereka mewaris setengah dari warisan; dan jika ada sanak saudara dalam derajat yang lebih seperempat. 86 86 Wiryono Prodjodikoro, Hukum warisan di Indonesia,Bandung: Sumur , 1983,hal 79. Pasal 864 KUHPerdata : “Dalam segala hal termasuk dalam pasal yang lalu, warisan selebihnya harus dibagi antara para waris yang sah, dengan cara seperti ditentukan dalam bagian kedua dalam bab ini” Pasal 866 KUHPerdata : “Jika seorang anak luar kawin meninggal dunia lebih dahulu, maka sekalian anak dari keturunannya yang sah, berhak menuntut bagian yang diberikan kepada mereka menurut pasal 863 dan 865.” Secara logika pasal-pasal tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pasal 863 KUHPerdata : Jika yang meninggal meninggalkan keturunan yang sah atau seorang suami atau isteri, maka anak-anak luar kawin mewaris sepertiga dari bagian yang mereka sedianya harus mendapatnya andai kata mereka anak- anak yang sah. Jika si meninggal tak meninggalkan keturunan maupun suami atau isteri, akan tetapi meninggalkan keluarga saudara, dalam garis keatas, ataupun saudara laki dan perempuan atau keturunan mereka, maka mereka mewaris setengah dari warisan dan jika hanya ada sanak saudara dalam derajat yang lebih jauh, tiga perempat. Jika para waris yang sah dengan si meninggal bertalian keluarga dan lain- lain perderajatan, maka si yang terdekat derajatnya dalam garis yang satu, pun terhadap mereka yang dalam garis yang lainnya, menentukan besarnya bagian yang harus diberikan kepada si anak luar kawin. Pasal 865 : Jika si meninggal sama sekali tidak meninggalkan ahli waris yang sah, maka anak luar kawin mendapat seluruh warisan. Pasal 866 : Jika anak luar kawin itu meninggal terlebih dahulu, maka ia dapat digantikan oleh anak-anak. Jadi, yang termasuk ahli waris berdasarkan undang-undang ab-intestato, adalah terbatas, yaitu hanya mereka yang termasuk dalam golongan keluarga sedarah dari yang meninggal dunia, ditambah, suami atau istri yang hidup terlama. Disamping ahli waris ab-intestato yang berdasarkan keluarga sedarah, masih ada keluarga semenda, adalah mereka yang karena pertaliannya didasarkan pada hubungan melalui jalur perkawinan. Keluarga semenda tidak termasuk golongan waris berdasarkan undang-undang, akan tetapi mereka berhak menerima warisan jika pewaris menunjuk, mereka sebagai pewaris berdasarkan wasiat. Yang menjadi ahli waris dalam ahli waris berdasarkan surat wasiat testament, adalah orang yang ditunjuk oleh si pewaris. 87

D. Yang Tidak Patut Menjadi Ahli Waris

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

Dampak Pemberi Waralaba (Franchisor) Asing yang Dipailitkan Terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

0 0 2

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16