Kedudukan Dan Pembentukan Pengadilan Niaga

Krisis moneter yang melanda Indonesia dipertengahan tahun 1997 menyebabkan banyaknya perusahaan yang collapse dan terlilit utang. Atas tekanan International Monetary Fund IMF melakukan revisi terhadap Undang- Undang Kepailitan Fallisements-verordening staatsblad Tahun 1905 Nomor 217 juncto staatsblad Tahun 1906 Nomor 348. IMF merasa bahwa peraturan kepilitan merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda selama itu kurang memadai dan kurang dapat memenuhi tuntutan zaman. Oleh karena itu, akhirnya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1998 Perpu No. 1 Tahun 1998 dan kemudian dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, Perpu tersebut ditetapkan sebagai Undang-undang. Dengan Perpu No.1 Tahun 1998 jo. UU No. 4 Tahun 1998 tersebut, pengadilan niaga untuk pertama kali sebagaimana yang dinyatakan secara tegas dalam pasal 281 ayat 1 Perpu No. 1 Tahun 1998 jo .UU No.1 Tahun 1998 yang berbunyi sebagai berikut: Untuk pertama kali dengan undang-undang ini, pengadilan niaga dibentuk pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dengan demikian, pembentukan pengadilan niaga tersebut merupakan suatu implementasi dari bentuk pengadilan khusus yang berada di bawah lingkungan peradilan umum.

1. Kedudukan Dan Pembentukan Pengadilan Niaga

Pengadilan niaga yang pertama kalinya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berdasarkan Pasal 281 ayat 1 Perpu No.1 Tahun 1998 jo. UU No. 1 Tahun 1998 kemudian dinyatakan tetap berwenang memeriksa dan memutuskan perkara yang menjadi lingkup pengadilan niaga sebagaimana dalam bagian Ketentuan Penutup Bab VII Pasal 306 UU Kepailitan yang bunyinya sebagai berikut: Pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal 281 ayat 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Kepailitan sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1998, dinyatakan tetap berwenang memeriksa memutus perkara yang menjadi ruang lingkup tugas pengadilan niaga. Pengadilan niaga pertama kali dibentuk di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mana pengadilan niaga tersebut berwenang untuk menerima permohonan kepailitan dan PKPU yang meliputi lingkup seluruh wilayah Indonesia. Dalam pasal 281 ayat 2 Perpu No.1 Tahun 1998 jo. UU No.1 1998. Tegas bahwa pembentukan pengadilan niaga selain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara bertahap dengan Keputusan Presiden, dengan memperhatikan kebutuhan dan kesiapan sumber daya yang diperlukan. Kemudian dengan Keputusan Presiden No 97 Tahun 1999, pemerintah membentuk pengadilan niaga pada empat wilayah pengadilan negeri lainnya, yaitu di Pengadilan Negeri Ujung Padang, Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Surabaya, dan Pengadilan Negeri Semarang. Dengan dibentuknya empat Pengadilan niaga tersebut, pembagian wilayah yurisdiksi relative bagi perkara yang diajukan kepada pengadilan niaga menjadi sebagai berikut : 1. Daerah hukum pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Ujung Padang meliputi wilayah provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian Jaya. 2. Daerah hukum pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Medan meliputi provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Daerah Istimewa Aceh. 3. Daerah hukum pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya meliputi Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur. 4. Daerah hukum pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, meliputi provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 44 Dengan pembagian kewenangan tersebut, kewenangan pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hanya terbatas daerah hukumnya yang meliputi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. Untuk mengatasi masalah peralihan kewenangan antara pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan pengandilan niaga pada pengadilan negeri lainnya, dalam pasal 4 Keppres No. 97 Tahun 1999 ditentukan sebagai berikut : 1. Sengketa dibidang perniagaan yang termasuk lingkup kewenangan pengadilan niaga pada pengadilan-pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 pada saat Keputusan Presiden ini ditetapkan telah diperiksa, tetapi belum diputus oleh pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 2. Sengketa dibidang perniagaan yang termasuk lingkup kewenangan pengadilan-pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 pada saat Keputusan Presiden ini ditetapkan telah diajukan tetapi belum diperiksa oleh pengadilan niaga. 45 44 Ibid, hal 24. 45 Ibid, hal 26.

2. Kompetensi Pengadilan Niaga

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

Dampak Pemberi Waralaba (Franchisor) Asing yang Dipailitkan Terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

0 0 2

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

BAB II AKIBAT PUTUSAN PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG A. Penyebab Terjadinya Kepailitan - Kewenangan Debitur Pailit Untuk Mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Kreditu

0 0 28

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16