4.2.2 Hasil Karya Foto Prewedding Luar Ruangan Kedua
Sumber: C11E Studio Foto Hasil karya foto prewedding ini mengambil lokasi di Gundaling Resort –
Berastagi dengan tema adalah “Retro”, yang menggambarkan kehidupan anak muda modern zaman sekarang. Retro biasanya digunakan untuk tren, tema dan
fashion yang kembali ke era yang kuno. Berasal dari kata latin, retro diasosiasikan untuk segala sesuatu yang sudah “tidak zaman”, kuno, “tidak modern” dan lain-
lain. Secara singkat, retro adalah budaya yang mengembalikan kejayaan masa lalu di masa kini. Eskpresi retro bisa melalui gaya berpakaian, tatanan rambut, cara
bicara, warna-warna tertentu dalam ekspos media fotografi, tv dan film hingga properti lainnya seperti kendaraan.
Kedua calon pengantin menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan retro yaitu berpakaian dengan cara yang sedikit out of place. Menggunakan celana
goyang, sepatu sket, kemeja longgar atau gombrong dan lain-lain. Kedua calon
pengantin mengambil lokasi di Gundaling Resort–Berastagi karena lokasi ini merupakan tempat rekreasi yang telah lama tetapi bangunan-bangunanya sudah
banyak yang dimodifikasi sesuai dengan bangunan-bangunan sekarang. Hans-Georg Gadamer, seorang anak asuh dari Martin Heidegger,
menyatakan bahwa individu tidak berdiri terpisah dari segala sesuatu untuk menganalisis dan menafsirkannya; melahap, menafsirkan secara alami sebagai
bagian dari keberadaan sehari-hari Littlejohn dan Karen, 2009:198. Prinsip utama dari teori Gadamer adalah bahwa seseorang salalu
memahami pengalaman dari sudut pandang perkiraan atau asumsi. Pengalaman, sejarah, dan tradisi memberikan kita cara-cara memahami segala sesuatu serta kita
tidak bisa memisahkan diri dari kerangka interpretatif tersebut. Pengamatan, pemikiran dan pemahaman tidak selalu benar-benar objektif, semuanya diwarnai
oleh pengalaman. Sejarah bukan untuk dipisah dari masa kini. Kita semua merupakan bagian
dari sejarah masa lalu, berada dimasa kini dan merasakan masa depan. Dengan kata lain, masa lalu berjalan dalam diri kita di masa kini dan mempengaruhi
gambaran kita menganai apa yang akan datang. Pada saat yang sama, gagasan kita saat ini tentang realitas mempengaruhi bagaimana kita memandang masa lalu.
Oleh sebab itu, seiring waktu, kita telah terpisah dari kejadian-kejadian di masa lalu. Cara kita melihat sesuatu dimasa kini menciptakan sebuah jarak yang
bersifat sementara dari sebuah objek di masa lalu. Dari hasil karya foto prewedding di atas, maka kita dapat melihat pakaian tersebut terlihat tidak asing,
tetapi juga terlihat asing pada saat yang sama dan dari pakaian yang dipakai kedua
calon pasangan pengantin di atas kita dapat membaca dan mendengar tentang trend fashion di masa tersebut.
Bagi Gadamer, penafsiran kejadian-kejadian dan objek-objek historis, termasuk naskah-naskah dipertinggi oleh jarak sejarahnya. Ia menyatakan bahwa
pemahaman sebuah naskah melibatkan penglihatan pada makna-makna yang menyokong naskah tersebut dalam sebuah tradisi dan terpisah dari maksud
komunikasi yang sebenarnya Littlejohn dan Karen, 2009:198. Makna yang kita dapat dari sebuah naskah merupakan hasil dari sebuah
pembicaraan antara makna kita saat ini dan semua yang ditanamkan dalam bahasa naskah tersebut. Kita dapat mengenali pakaian tua tersebut karena
keistimewaannya yang masih memiliki makna, tetapi pada saat yang sama, kita juga menerapkan pemahaman kita sendiri tentang pakaian tersebut, bahwa
pakaian tersebut nyaman, bagus, praktis dan tetap manawan, karena itu kedua calon pasangan pengantin mengambil tema ”retro” karena kedua calon pasangan
pengantin menganggap bahwa pakaian-pakaian zaman dahulu sangat bagus, praktis dan menawan dan begitu juga dengan mobil yang digunakan dalam latar
hasil karya foto prewedding tersebut. Dalam foto ini juga dapat terlihat adanya fenomenologis persepsi. Dimana
dikatakan “kita mengetahui sesuatu hanya melalui hubungan pribadi kita dengan benda tersebut”. Karena sebagai manusia, kita dipengaruhi oleh dunia. Segala
sesuatu tidak ada dengan sendirinya dan terpisah. Agaknya semua manusia memberikan makna pada benda-benda di dunia. Seperti yang terlihat dalam foto
ini mobil pribadi digunakan sebagai pendukung dalam foto ini. Tentunya mobil
ini memiliki arti khusus bagi pasangan ini, sehingga digunakan sebagai pendukung untuk foto prewedding mereka. Dimana foto ini akan menjadi satu
kenangan bagi mereka dimasa yang akan datang. Fotografer sendiri memaknai foto ini sebagai foto dengan tema yang
modern, yaitu “retro”. Retro menurut fotografer sebagi ungkapan gaya hidup anak zaman sekarang dimana hal tersebut dapat dilihat dari jenis pakaian yang
digunakan. Pakaian yang pada era 80an dianggap paling bagus, kembali digunakan lagi di tahun millenium ini. Pakaian yang digunakan juga
menggambarkan ke moderanan, pakaian yang terlihat vintage tapi sangat digemari di zaman-zaman ini. Menurut fotografer, pakaian yang digunakan ini dikatakan
retro atau vintage dapat dilihat dari warna gaun dan ikat pinggang yang dikenakan calon pengantin wanita tidak senada atau bahasa modernnya dikatakan tidak
nyambung dan kalung besar yang menggambarkan gaya berpakaian di era 80an. Untuk pria, celana berpotongan lebar dibagian bawah, menggambarkan celana
dengan model era tahun 80an. Tema foto ini sendiri menurut fotografer ditentukan oleh calon pengantin dengan tidak mengenyampingkan saran dan masukan dari
fotografer. Fotografer melihat foto ini sebagai ungkapan kebiasaan calon pengantin yang bergaya hidup modern, foto ini tidak terlepas dari kebiasaan
mereka sehari-hari. Suasana santai yang tercipta menunjukkan kedekatan mereka yang cukup lama, tidak terlihat canggung atau kaku. Calon pengantin ini benar-
benar terlihat alami, sesuai dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari, tidak seperti sedang memerankan suatu adegan atau suatu arahan dari fotografer, sesuai
dengan filsafat fenomenologis yang menyatakan dunia kehidupan sedikit
terbiaskan dengan teori-teori. Tema ini cukup umum digunakan saat-saat sekarang ini, hanya pemilihan lokasi saja yang membedakan ke unikan dari foto-foto
prewedding dengan tema modern seperti ini. Foto-foto dengan tema retro atau modern seperti ini memang selalu terkesan sederhana, tanpa adannya alat-alat
pendukung yang berlebihan dan pakaian yang bermodel sederhana. Kesan santai lebih ditonjolkan pada foto bertema modern seperti ini.
Fotografer mengatakan bahwa foto ini mengalir begitu saja, tanpa ada arahan yang terlalu berlebihan, seperti kebiasaan remaja zaman sekarang yang
lebih suka dengan segala sesuatu yang simpel, mudah tetapi tetap terkesan mewah. Ingin menonjolkan yang mereka anggap bagus tetapi tetap berkesan
simpel tidak norak atau berlebihan. Kebiasaan-kebiasaan yang ada pada mereka lah yang tidak bisa diabaikan oleh fotografer dalam pengambilan gambar ini.
Sesuai dari makna fenomenologis, yaitu merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung agar segala sesuatunya
menjadi jelas sebagaimana adanya.
4.2.3 Hasil Karya Foto Prewedding Luar Ruangan Ketiga