d. Kenangan masa lalu bisa juga dijadikan tema foto prewedding. Dengan
mengabadikan di mana pertama kali bertemu, berkenalan, pacaran, sampai dilamar.
e. Menjadikan area publik sebagai lokasi pemotretan, seperti pasar
tradisional, halte, jembatan penyebrangan, taman kota, SPBU, dan area publik lainya. Tema area publik ini dibutuhkan kepercayaan diri yang
tinggi dari kedua calon pasangan pengantin, juga keahlian sang fotografer. Jangan lupa untuk mengenakan kostum yang eye catching, lain dari yang
lainnya, akan sangat menarik. f.
Mengabadikan foto secara candid akan lebih seru lagi. Di mana kedua calon pasangan pengantin melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya,
berpura-pura seperti tidak sedang “diikuti”, dan biarkan sang fotografer mengambil foto-foto secara diam-diam.
1.6.4. Teori Fenomenologis
Istilah fenomenologis mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu fenomenologis merupakan cara yang
digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Menurut Maurice Merleau-Poonty dalam Littejohn dan Keren 2009:57 pakar
dalam tradisi ini, menuliskan bahwa: “semua pengetahuan akan dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari beberapa pengalaman dunia”. Dengan
demikian, fenomenologis membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Semua yang dapat anda ketahui adalah apa yang anda alami.
Fenomenologis berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya. Misalnya jika kita ingin mengetahui apa arti cinta, maka kita jangan
bertanya kepada ahli psikologi, kita harus berpegang pada pengalaman kita tentang cinta.
Menurut Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis, yaitu:
1. Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar-kita
akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. 2.
Makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain, bagaimana anda berhubungan dengan benda
menentukan maknanya bagi anda. 3.
Bahasa merupakan kenderaan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia
itu. Kita mengetahui kunci karena bahasa yang kita hubungkan dengannya: ”menutup”, ”membuka”, ”besi”, ”berat” dan sebagainya Littejohn dan
Keren 2009:57. Tiga kajian pemikiran umum membuat beberapa tradisi fenomenologis
yaitu: a.
Fenomenologis klasik, yaitu biasanya dihubungkan dengan Edmund Husserl, pendiri fenomenologi modren. Dimana dia berusaha
mengembangkan metode yang menyakinkan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus.
b. Fenomenologis persepsi, yaitu suatu reaksi yang menentang objektivitas
sempit milik Husserl. Baginya manusia merupakan sosok gabungan antara fisik dan mental yang menciptakan makna di dunia. Kita
mengetahui sesuatu hanya melalui hubungan pribadi kita dengan benda tersebut.
c. Fenomenologis hermeneutik, yaitu agak mirip dengan keduanya, tetapi
tradisinya lebih luas dalam bentuk penerapan yang lebih lengkap pada
BAB II URAIAN TEORITIS