PendidikGuru yang membolos karena harus banting tulang nyari pendapatan lain demi menambah penghasilan.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik Pasal 1 UU no.
14 Tahun 2005. Tidak dapat dipungkiri, bahwa salah satu faktor penting dalam mewujudkan sitem pendidikan yang bermutu dan relevan adalah guru sebagai ujung
tombak dalam melaksanakan misi pendidikan di sekolah Silverius, 2000 dalam Statistik pendidikan 2009. Guru merupakan faktor yang utama yang mempengaruhi
keberhasilan pendidikan, oleh sebab itu di perlukan kebijakan untuk memonitor dan mengevaluasi pemerataan dan kecakupan tenaga guru baik kuantitas maupun kualitas
di semua jenjang pendidikan, sehingga proses pendidikan dari jenjang dasar maupun yang lebih tinggi dapat terselenggara dan berjalan dengan baik.
2.4 Angka Partisipasi Kasar
Pendidikan merupakan suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dengan menyatukan insting, pikiran, dan pengalaman manusia, sehingga bisa menciptakan
sesuatu menjadi lebih sempurna dan berbudaya. Pendidikan seperti ini bersifat natural yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri dan tidak perlu dipelajari terlebih
dahulu. Mendidik dapat juga dikatakan membudayakan manusia Made Dwi, 2009.
Angka Partisipasi Kasar APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok
usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah atau jumlah siswa, tanpa
memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. Misal, APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah
penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun Statistik Indonesia, 2009. Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang bersekolah
pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan misalnya anak bersekolah di SD berumur kurang dari
7 tahun atau lebih dari 12 tahun. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan dan APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Meningkatnya partisipasi sekolah berarti
menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pendidikan.
Angka partisipasi murni APM tidak digunakan dalam penelitian ini karena terkadang akan terdapat kasus dimana terdapat siswa yang berusia lebih tua dari pada
usia jenjang pendidikan tertentu yang di jalaninya, kasus ini bisa terjadi karena orang tersebut tinggal kelas, terlambat masuk, sakit dan lainnya, maka begitu juga
sebaliknya akan di temui kasus dimana seseorang tersebut berusia lebih muda dibandingkan usia jenjang pendidikan yang dijalaninya, hal ini bisa di sebabkan oleh
terlalu cepat masuk sekolah atau mendapat kelas akselerasi. Oleh karena itu Angka Partisipasi Kasar penulis menilai lebih tepat di gunakan untuk menunjukkan berapa
besar tingkat partisipasi masyarakan secara umum disuatu tingkat pendidikan.
Pada jenjang sekolah yang lebih tinggi SMASLTA angka partisipasi sekolah penduduk masih rendah. Hal ini berkaitan dengan kegiatan ekonomi
penduduk pada usia tersebut yang sebagian besar membantu orang tua untuk bekerja atau pada usia tersebut sudah menikah. Rendahnya partisipasi menurut Sidi kompas,
17 april 2001 dan septiana, 2008 penyebab anak tidak melanjutkan sekolah adalah adanya faktor budaya dan kurangnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak,
keadaan geografis yang kurang menguntungkan dan kondisi ekonomi orangtua yang miskin.
Mengetahui keadaan angka partisipasi pada pendidikan sangat penting bagi semua pihak, dengan mengetahui angka partisipasi maka kita akan dapat mengetahui
sejauh mana upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan telah dicapai? Dan dengan angka partisipasi maka kita dapat mengetahui karakter atau variable apa saja,
ketidakmerataan atau kesenjangan dalam memperoleh akses pendidikan itu terjadi? Mengingat akhir-akhir ini mengenai 20
anggaran pendidikan APBN dan APBD menjadi bahan perhatian utama dan akan menjadi menarik ketika indikator APK ini
bisa dijadikan sebagai salah satu instrument untuk menilai efisiensi dan efektifitas kebijakan pendidikan di lihat dari segi akuntabilitas anggaran pendidikan. Dengan
demikian maka kita akan mengetahui apakah anggaran pendidikan, PDRB perkapita
dan Jumlah Tenaga Pendidik yang semakin besar berkorelasi positif terhadap pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada berbagai jenjang pendidikan
terutama jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
2.5 Penelitian Empiris