BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pada saat ini, sektor perekonomian turut berkembang dengan pesat. Untuk mencapai
pemerataan perekonomian tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 yang menumbuhkan bank-bank baru di Indonesia
termasuk bank syariah. Dunia perbankan di Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis,
yaitu: bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan yang berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya
menerapkan sistem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal
atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem
bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana
atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya Kasmir, 2002:38. Perkembangan bank syariah tergolong sangat cepat. Perkembangannya
bisa dilihat dari semakin banyaknya jaringan kantor, asset, banyaknya bank-bank syariah yang berdiri berstatus penuh atau hanya unit usaha syariah dari bank
konvensional, sebagaimana yang terlihat pada tabel 1.1:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah
Sumber: Laporan Perkembangan Perbankan Syariah www.bi.go.id, diolah.
Pemberian pinjaman di perbankan syariah pada prinsipnya sama dengan pemberian kredit. Hanya penggunaan kata pinjam-meminjam kurang tepat dengan
alasan, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan financial dalam Islam. Masih banyak metode yang diajarkan oleh syariah selain pinjam-meminjam,
seperti jual beli, sewa dan lain-lain. Selain itu dalam Islam, pinjam-meminjam adalah akad sosial bukan komersial. Artinya apabila seseorang meminjam sesuatu,
ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya karena hukumnya akan menjadi riba, sedangkan riba haram hukumnya dalam
Islam. Karena itu, dalam perbankan syariah pinjaman tidak disebut kredit tetapi disebut dengan pembiayaan financing.
Produk pembiayaan bank syariah mempunyai spesifikasi khas, yaitu tidak didasarkan pada sistem bunga, tetapi menggunakan pola bagi hasil. Bagi hasil ini
bisa berupa bagi pendapatan revenue sharing atau bagi laba profit sharing. Manfaat pembiayaan ini bagi perusahaan atau nasabah yaitu akan dapat
mengurangi biaya tetap yang akan dikeluarkannya, tidak sebagaimana dengan pola pembiayaan dengan bunga yang akan menambah biaya tetap, karena adanya
kewajiban nasabah untuk membayar bunga dalam persentase tertentu dalam Kelompok
Bank 2003 2004 2005 2006
2007 2008
Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah
Jumlah Kantor BUS UUS Jumlah BPRS
2 8
299 84
3 15
401 86
3 19
504 92
3 20
531 105
3 25
597 114
3 25
603 115
TOTAL 383 487 596 659
739 746
Universitas Sumatera Utara
kondisi apapun, sehingga akan menurunkan kemampuan nasabah untuk bersaing dari sisi harga dengan pesaingnya.
Meskipun demikian, pola pembiayaan bagi hasil ini nampaknya belum begitu familiar di kalangan masyarakat. Upaya pemasaran produk pembiayaan ini
masih perlu dilakukan lebih intens lagi dengan cara pendekatan bank kepada nasabah dan calon nasabah, memberitahu atau memperkenalkan dan menciptakan
image yang baik serta membangun loyalitas nasabah bank itu sendiri. Bank syariah mengutamakan unsur kepercayaan dalam pemberian
pembiayaan yang dilakukan. Dari sisi tingkat bunga, secara teoretis pemberian pembiayaan yang dilakukan bank syariah tidak memiliki resiko kredit macet.
Dengan demikian untuk melakukan ekspansi pembiayaan yang selektif, diperlukan informasi-informasi yang mendukung pengawasan serta analisa
pemberian kredit macet sehingga masalah yang akan timbul dapat diminimalisasi. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan, produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat
menarik minat calon nasabah yang baru atau mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini. Agar produk yang ditawarkan laku di pasaran, maka
penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Untuk itu diperlukan adanya diversifikasi produk yaitu
upaya untuk mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan,
profitabilitas dan fleksibilitas Tjiptono, 2004:132.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai proses pengambilan keputusan, perilaku konsumen untuk menjadi nasabah sangat dipengaruhi oleh faktor intern, seperti sikap, persepsi, motivasi
dan faktor ekstern, seperti pengaruh kelompok referensi, pendidikan, kondisi sosial dan keluarga. Di samping itu, dari pihak bank, ada beberapa akibat maupun
faktor yang dapat mempengaruhi sikap maupun perilaku nasabah di suatu bank, seperti lokasi bank di kawasan strategis, segala sarana dan prasarana yang
eksklusif yang memberikan kenyamanan, pelayanan yang cepat dan ramah, keamanan berinvestasi serta keuntungan yang akan diberikan. Dengan mengetahui
alasan nasabah memutuskan untuk menjadi nasabah bank, pihak bank akan mendapat gambaran mengenai siapa nasabahnya, untuk keperluan apa maupun
apa mau mereka. Penulis memilih PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan sebagai tempat
penelitian, karena bank ini merupakan bank milik pemerintah pertama yang kegiatan operasionalnya menggunakan prinsip syariah. Oleh karena itu, Bank
Syariah Mandiri Cabang Medan memiliki citra yang sangat khas sebagai sebuah bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam.
Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh prosedur pembiayaan
dan diversifikasi produk terhadap minat menjadi nasabah bank syariah. Oleh
karena itu, penulis mengambil judul: “Pengaruh Prosedur Pembiayaan dan Diversifikasi Produk Terhadap Minat Menjadi Nasabah di Bank Syariah
Mandiri Cabang Medan”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah