Filum Nemathelminthes (Nematoda)

4. Filum Nemathelminthes (Nematoda)

Semua Nemathelminthes berbentuk bulat panjang, tidak bersegmen, dan tubuhnya bersifat tripoblastik dengan selom semu. Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani nematos (benang) dan helminthes (cacing) yang berarti cacing yang berbentuk gilig seperti benang.

Biologi SMA dan MA Kelas X

Cacing Nemathelminthes mempunyai tubuh berbentuk gilig atau bulat panjang dan tidak bersegmen, tripoblastik dengan selom semu (tripoblastik pseudoselomata), dan permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Sebagian besar cacing ini hidup bebas di air dan tanah, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada tanaman dan saluran pencernaan Vertebrata.

Saluran pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait. Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi esophagus yang dihubungkan dengan enam serabut saraf. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi mempunyai cairan yang berfungsi seperti darah.

Nemathelminthes berkembang biak secara seksual dengan fertilisasi internal. Cacing betina biasanya berukuran lebih besar dari cacing jantan. Ujung posterior cacing betina lurus sedangkan cacing jantan ujungnya berkait. Gonad (kelenjar kelamin) berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin dan telur dilapisi oleh zat kitin. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut.

a. Ascaris lumbricoides

Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut Gambar 8.19 Ascaris lumbricoides karena bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing

betina.

dewasa dapat mencapai panjang 40 cm dengan permukaan Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 tubuh yang licin dan dilindungi lapisan kutikula.

Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus (infeksi pasif). Larva dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan mulai bertelur setelah dewasa.

b. Ancylostoma duodenale

Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm

larva filariform menembus kulit

dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan

larva filariform

melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah

dewasa di dalam

inang sehingga dapat menyebabkan anemia. Penyakit yang usus halus disebabkan cacing tambang disebut ankilostomiasis.

Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur

larva rhabditiform

dapat menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan dan masuk ke dalam

telur pada feses

sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, Gambar 8.20 Daur hidup Ancylostoma faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus (infeksi aktif).

duodenale.

Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus.

Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006

Kingdom Animalia

Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit trikinosis. Larva dapat masuk bersama makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.

d. Enterobius vermicularis

Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina

Gambar 8.21 Wuchereria bancrofti.

bertelur pada malam hari dan mengeluarkan zat yang dapat

Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006

menyebabkan rasa gatal di daerah anus.

e. Wuchereria bancrofti

Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

Tugas 8.5

Jelaskan cara penularan cacing secara infeksi aktif, infeksi pasif, autoinfeksi, dan retroinfeksi.