Isi Kurikulum

B. Isi Kurikulum

Pertanyaan yang selalu muncul pada para perencana pendidikan dan pengembang kurikulum adalah, bahan apakah yang harus diajarkan kepada siswa, dan apa tujuannya? Pertanyaan ini menyangkut isi kurikulum atau isi pengajaran. Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi siswa dan lingkungannya.

Beberapa program pengembangan pendidikan, terutama pengembangan kurikulum pada sekolah dasar dan menengah, telah dilakukan dengan mengikutsertakan para sarjana, dosen, ahli-ahli pendidikan selain guru, dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka telah berusaha menyusun isi kurikulum atau pengajaran, bukan saja didasarkan atas perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak dan konsep-konsep modern tentang hakikat pengalaman belajar. Meskipun demikian pertanyaan tentang karakteristik bahan yang akan diajarkan masih selalu timbul. Ahli pendidikan, Jerome S. Bruner dari Amerika Serikat mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu dengan mengemukakan konsep struktur bahan pengajaran. Pengembangan konsep ini tidaklah terjadi begitu saja, tetapi dilatarbelakangi oleh keadaan dan perkembangan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat.

Salah satu faktor yang mendorong diperlukannya pengembangan kurikulum adalah karena perkembangan universitas di Amerika Serikat pada pertengahan pertama abad 20 sangat menekankan pada pengembangan ilmu dan penelitian. Hasil-hasil perkembangan ilmu dan penelitian hanya menjadi santapan para sarjana dan cendekiawan. Anak-anak sekolah menengah, apalagi anak sekolah dasar bahkan para mahasiswa tingkat persiapan tidak pernah memperoleh pengetahuan tersebut. Para sarjana dan cendekiawan tidak pernah turut serta Salah satu faktor yang mendorong diperlukannya pengembangan kurikulum adalah karena perkembangan universitas di Amerika Serikat pada pertengahan pertama abad 20 sangat menekankan pada pengembangan ilmu dan penelitian. Hasil-hasil perkembangan ilmu dan penelitian hanya menjadi santapan para sarjana dan cendekiawan. Anak-anak sekolah menengah, apalagi anak sekolah dasar bahkan para mahasiswa tingkat persiapan tidak pernah memperoleh pengetahuan tersebut. Para sarjana dan cendekiawan tidak pernah turut serta

Dewasa ini para ahli psikologi di Amerika Serikat, banyak yang mulai beralih membahas masalah-masalah belajar di sekolah. Sayangnya perhatian para ahli tersebut masih lebih banyak tercurah pada studi tentang bakat dan kecakapan, serta aspek-aspek sosial dan psikologis dalam pendidikan, dan kurang memperhatikan masalah struktur intelek dari kegiatan dalam kelas.

Dalam tujuan pendidikan di Amerika Serikat, ada dualisme yang membutuhkan keseimbangan, yaitu antara kegunaan (useful), dengan keindahan (ornamental). Sekolah diharapkan dapat mengajarkan semua yang berguna dan semua yang indah. Pengertian berguna mengandung dua pengertian, pertama dalam bentuk penguasaan keterampilan (skill), dan kedua pemahaman umum (general understanding). Keterampilan merupakan kecakapan-kecakapan khusus yang dikuasai seseorang. Keterampilan sangat berhubungan erat dengan profesi seseorang. Pemahaman umum, merupakan penguasaan hal-hal yang berhubungan erat dengan masalah kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Menyusun program pendidikan yang seimbang antara pendidikan umum dengan pendidikan keterampilan sering cukup sukar.

Dewasa ini konsep proses belajar berangsur-angsur pindah dari pemahaman umum pada penguasaan keterampilan khusus. Studi tentang transfer belajar, dahulu berkenaan dengan disiplin-disiplin formal bagaimana menguasai kemampuan analisis, sintesis, penilaian, dan sebagainya melalui berbagai bentuk latihan, sekarang transfer lebih banyak berkenaan dengan latihan keterampilan khusus. Akibatnya selama pertengahan pertama abad 20, sangat kurang penekanan pada penguasaan struktur atau penguasaan pengetahuan secara menyeluruh.

Apa yang dimaksud dengan penguasaan struktur? Penguasaan struktur merupakan pemahaman suatu bahan pelajaran secara menyeluruh dan penuh arti. Belajar struktur adalah belajar secara keseluruhan (utuh), yakni hal-hal yang saling berhubungan terintegrasi menjadi satu kesatuan. Penguasaan struktur dalam Apa yang dimaksud dengan penguasaan struktur? Penguasaan struktur merupakan pemahaman suatu bahan pelajaran secara menyeluruh dan penuh arti. Belajar struktur adalah belajar secara keseluruhan (utuh), yakni hal-hal yang saling berhubungan terintegrasi menjadi satu kesatuan. Penguasaan struktur dalam

Dalam penyusunan kurikulum, masalah mengajarkan struktur perlu mendapatkan perhatian utama, sebab keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum sangat dipengaruhi oleh hal tersebut. Ada beberapa pertanyaan umum, sebelum seseorang sampai pada pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus. Contoh pertanyaan umum, apakah tujuan pendidikan suatu sekolah. Setelah merumuskan jawaban pertanyaan tersebut, baru mengajukan pertanyaan yang lebih khusus, umpamanya, apakah manfaat mata-mata pelajaran yang diberikan. Jawaban terhadap pertanyaan pertama dapat dihubungkan dengan sifat masyarakat yaitu tuntutan dan kebutuhannya, juga dapat dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan pribadi dan masyarakat (kesejahteraan individu dan masyarakat).

Pendidikan yang menekankan struktur, mengutamakan pendidikan intelek, tetapi tidak berarti pendidikan segi lain diabaikan. Pendidikan yang menekankan struktur bukan saja dapat berhasil dengan baik pada anak-anak yang cerdas, tetapi juga pada anak-anak biasa bahkan anak-anak yang kurang mampu. Ini tidak berarti urutan dan isi bahan pelajaran bagi mereka sama.

Ada empat hal pokok penting dalam proses pendidikan. Pertatna, peranan struktur bahan, dan bagaimana hal tersebut menjadi pusat kegiatan belajar. Hal yang sangat penting dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum adalah bagaimana memberikan pengertian kepada siswa tentang struktur yang mendasar terhadap tiap mata pelajaran. Bagaimana mengajarkan struktur mendasar secara efektif, serta bagaimana menciptakan kondisi belajar yang mendukung hal tersebut. Kedua, proses belajar menekankan pada berpikir intuitif. Berpikir intuitif merupakan teknik intelektual untuk mencapai formulasi tentatif tanpa mengadakan analisis langkah demi langkah. Ketiga, masalah kesiapan (readiness) dalam belajar. Pada masa lalu, sekolah banyak membuang vvaktu untuk mengajarkan hal-hal yang terlalu sulit bagi anak, karena kurang memperhatikan kesiapan belajar. Keempat, dorongan untuk belajar (learning motives) serta bagaimana membangkitkan motif tersebut.

Tujuan belajar lebih dari sekadar untuk mendapatkan kepuasan atau menguasai pengetahuan. Belajar menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa yang akan datang. Ada dua macam belajar untuk menghadapi masa yang akan datang. Pertama, aplikasi belajar dalam tugastugas khusus, atau pekerjaan- pekerjaan khusus. Hal itu merupakan transfer belajar dalam berbagai bentuk keterampilan. Kedua, transfer belajar dalam bentuk prinsip-prinsip dan sikap- sikap. Tipe belajar yang kedua bukan merupakan belajar keterampilan tetapi belajar ide-ide yang bersifat umum, yang dapat digunakan untuk mengenal dan memecahkan berbagai masalah kehidupan. Jenis transfer yang kedua merupakan inti proses pendidikan, merupakan proses perluasan dan pendalaman yang terus menerus dari ide-ide dasar dan ide-ide umum. Keberlanjutan proses belajar tersebut sangat bergantung pada tingkat penguasaan struktur bahan yang akan diajarkan. Agar seorang siswa mampu mengenal apakah suatu ide dapat diaplikasikan atau tidak terhadap situasi baru, is harus mempunyai gambaran yang jelas tentang hakikat fenomena yang dihadapinya. Sebab yang terpenting dalam belajar ide-ide adalah yang dipelajarinya harus 1.ipat diaplikasikan secara luas pada masalah-masalah baru.

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, dan ini merupakan hal yang sangat penting, bagaimana menyusun kurikulum yang dapat diajarkan oleh guru biasa, terhadap murid biasa, yang dapat merefleksikan prinsip-prinsip dasar dari berbagai bentuk inkuiri. Hal itu meyangkut dua masalah yaitu bagaimana memilih bahan yang akan diajarkan serta alat-alat pelajaran yang dapat memberikan tekanan utama pada pengembangan ide-ide dan sikap. Kemudian, bagaimana menentukan tingkat-tingkat bahan yang akan diajarkan itu sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan para siswa. Agar dapat memenuhi kedua hal tersebut, dibutuhkan partisipasi dari ahli-ahli yang terbaik dalam bidangnya dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kedua, yang perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh adalah bagaimana para siswa menguasai ide-ide dasar dari berbagai bidang studi, bukan saja berkenaan dengan pengetahuan umum, tetapi juga dengan perkembangan sikap berinkuiri, perkembangan kemampuan memperkirakan (predictive ability) dan pemecahan masalah oleh anak sendiri.

Seorang ahli fisika memiliki sikap tertentu terhadap alam semesta serta menguasai cara memahami sistem alam semesta. Siswa yang belajar fisika juga perlu memiliki sikap tersebut, bila is belajar fisika, tentunya agar yang dipelajarinya itu berguna bagi proses berpikirnya. Untuk mencapai hal tersebut yang terpenting adalah menyediakan bahan, memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk mencari dan menemukan aturan yang sebelumnya tidak diketahui. Menemukan hubungan, persamaan, perbc.- daan di antara ide-ide, hal itu bukan saja menghasilkan pemahaman ten- tang suatu masalah tetapi juga akan menumbuhkan kepercayaan kepada diri sendiri. Para ahli berpendapat bahwa hal itu tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan memperhatikan penyusunan sekuens bahan ajar saja, tetapi juga harus memperhatikan metode untuk mengajarkan hal tersebut.

Metode utama mengajarkan konsep belajar seperti di atas adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri banyak digunakan dalam mengajarkan EPA dan Matematika, tetapi sesungguhnya metodi. inkuiri cukup memberikan hasil yang baik bila digunakan dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosial. Bagaimana pengetahuan-pengetahuan dasar dijalin dengan minat don kemampuan anak. Hal itu membutuhkan pemahaman yang dalam serta kejujuran yang sungguh-sungguh untuk menyajikan fenomena-fenomena baik dalam penyusunan kurikulum maupun dalam penyajian di kelas. Pengetahuan dasar yang dihubungkan dengan fenomena-fenomena tersebut harus disajikan dengan benar, menarik minat dan memberikan manfaat.

Minimal ada empat hal yang merupakan manfaat belajar atau mengajarkan struktur dasar: Pertama, pemahaman tentang hal-hal yang bersifat fundamental memungkinkan penguasaan bahan ajar secara lebih komprehensif. Hal itu bukan hanya berlaku bagi IPA dan Matematika tetapi juga bagi ilmu-ilmu sosial. Anak yang sudah memahami latar belakang, tujuan dan dasar-dasar pembentukan ASEAN akan d'engan mudah memahami berbagai bentuk kerja sama dan kegiatan ASEAN.

Kedua, berhubungan dengan kemampuan ingatan manusia. Menurut beberapa hasil penelitian, ingatan manusia tentang hal-hal yang detail yang ditempatkan dalam suatu hubungan pola struktur, mudah sekali dilupakan. Agar Kedua, berhubungan dengan kemampuan ingatan manusia. Menurut beberapa hasil penelitian, ingatan manusia tentang hal-hal yang detail yang ditempatkan dalam suatu hubungan pola struktur, mudah sekali dilupakan. Agar

Belajar struktur dasar dapat menjamin berbagai bentuk lupa atau kehilangan penguasaan. Dengan belajar struktur dasar suatu kehilangan tidak akan berbentuk kehilangan total, hal-hal yang tersisa dapat membantu menyusun kembali apa-apa yang sudah hilang atau terlupakan. Suatu teori yang baik bukan hanya merupakan alat untuk memahami fenomena yang dihadapinya sekarang, tetapi juga untuk mengingatnya besok.

Ketiga, pemahaman prinsip-prinsip dan ide-ide fundamental merupakan syarat utama untuk mengadakan transfer. Pemahaman tentang hal yang umum memungkinkan menguasai banyak hal yang sifatnya khusus, sebab penguasaan hal umum memungkinkan penguasaan model pemahaman. Ide, bahwa prinsip dan konsep merupakan dasar bagi transfer merupakan hal yang sudah lama dikenal. Keempat, penekanan pada struktur dan prinsip-prinsip mengajar yang fundamental dapat mempersempit jarak antara pengetahuan elementer dengan pengetahuan yang lebih lanjut.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24