Analisis intensitas warna HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab II. Tinjauan Pustaka 51 ______________________________________________________________________ Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ion mineral. Hal ini sesuai dengan pendapat Danggi 2008, bahwa kitosan sebagai molekul polikationik akan mengikat molekul lain sebagai pembawa muatan negatif dan makin lama waktu pengendapan, maka komponen negatif dan kotoran yang terikat akan semakin banyak.

e. Analisis intensitas warna

Berdasarkan analisis ragam intensitas warna Lampiran 7 dan 8 diketahui bahwa perlakuan penambahan kitosan dan lama waktu pengendapan berbeda nyata p ≤ 0,05 terhadap analisis tingkat kejernihan dan tingkat kemerahan. Pengaruh nilai intensitas warna tingkat kejernihan dan tingkat kemerahan yang dihasilkan dari perlakuan penambahan kitosan dan lama waktu pengendapan. Bab II. Tinjauan Pustaka 52 ______________________________________________________________________ Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tabel 8. Pengaruh perlakuan penambahan kitosan dan lama waktu pengendapan terhadap intensitas warna tingkat kejernihan dan tingkat kemerahan. Pada Tabel 8 menunjukan bahwa tingkat kejernihan tertinggi ialah sebesar 45,2 pada perlakuan penambahan kitosan 1,5 dan lama waktu pengendapan 120 menit sedangkan untuk tingkat kejernihan terendah ialah sebesar 30,55 pada perlakuan penambahan kitosan 0 dan tanpa waktu pengendapan 0 menit. Pada Tabel 8 juga menunjukan bahwa tingkat kemerahan tertinggi ialah sebesar 24,3 pada perlakuan penambahan kitosan sebesar 1,5 dan lama waktu pengendapan 90 menit sedangkan untuk tingkat kemerahan terendah ialah sebesar 14,6 pada perlakuan tanpa penambahan kitosan 0 dan tanpa waktu pengendapan 0 menit. Perlakuan Tingkat kejernihan Tingkat Kemerahan Penambahan Kitosan vv Lama Pengandapan menit Nilai L Notasi DMRT 5 Nilai a + Notasi DMRT 5 0,5 1 1,5 60 90 120 60 90 120 60 90 120 60 90 120 30,550 31,600 32,500 34,500 31,950 35,200 36,200 37,700 32,600 42,150 43,250 44,100 33,300 42,300 44,000 45,200 a b bc d b d e f bc g h h c gh h i - 1,009 1,090 1,137 1,056 1,143 1,150 1,157 1,110 1,158 1,161 1,164 1,123 1,160 1,162 1,165 14,600 15,000 15,200 15,300 14,700 17,450 18,200 18,300 14,250 21,950 22,300 22,250 14,700 22,100 24,300 23,750 ab b b b ab c d d a e e e ab e f f 0,482 0,530 0,536 0,543 0,504 0,546 0,549 0,552 - 0,553 0,555 0,554 0,520 0,554 0,556 0,556 Bab II. Tinjauan Pustaka 53 ______________________________________________________________________ Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Gambar 17. Hubungan antara perlakuan penambahan kitosan dan lama waktu pengendapan dengan tingkat kejernihan sari buah delima yang dihasilkan. Gambar 18. Hubungan antara perlakuan penambahan kitosan dan lama waktu pengendapan dengan tingkat kemerahan sari buah delima yang dihasilkan. R² = 0,872 R² = 0,987 R² = 0,887 R² = 0,928 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 60 90 120 T in g k a t K e je rn ih a n Lama waktu pengendapan menit kitosan 0 kitosan 0,5 kitosan 1 kitosan 1,5 R² = 0,997 R² = 0,920 R² = 0,948 R² = 0,994 5 10 15 20 25 30 60 90 120 T in g k a t k e me ra h a n Lama waktu pengendapan menit kitosan 0 kitosan 0,5 kitosan 1 kitosan 1,5 Bab II. Tinjauan Pustaka 54 ______________________________________________________________________ Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Berdasarkan Gambar 17 dan 18 semakin tinggi penambahan kitosan dan makin lama waktu pengendapan yang dilakukan maka sari buah yang dihasilkan akan berwarna merah jernih. Peningkatan kejernihan dan kemerahan ini dikarenakan kitosan merupakan salah satu agensia penjernih, dimana kitosan mampu mengikat komponen penyebab kekeruhan yaitu kotoran, senyawa bermuatan negatif dan senyawa yang bersifat koloidal sehingga warna merah yang dihasilkan juga semakin meningkat karena sudah tidak terselubungi lagi, selain itu dengan semakin lama waktu pengendapan, maka makin banyak komponen aktif kitosan yang bereaksi sehingga kekeruhan juga akan berkurang. Menurut Latar 2007, kitosan mempunyai sifat polikationik, kitosan akan menggumpal jika bertemu dengan molekul lain sebagai pembawa muatan negatif selain itu senyawa koloidal juga akan terikat dan selanjutnya mereka mengendap bersama kotoran lain.

f. Analisis total fenol

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.) Dan Siprofloksasin Terhadap Pseudomonas aeruginosa Sensitif Dan Multiresisten

0 3 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.) Dan Siprofloksasin Terhadap Pseudomonas aeruginosa Sensitif Dan Multiresisten

0 2 17

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Dan Kloramfenikol Terhadap Staphylococcus aureus Sensitif Dan Multiresisten An

0 4 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Dan Kloramfenikol Terhadap Staphylococcus aureus Sensitif Dan Multiresisten An

0 2 17

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Dan Tetrasiklin Terhadap Pseudomonas aeruginosa Sensitif Dan Multiresisten Ant

0 4 12

Efek Larvasida Infusa Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Larva Aedes sp.

0 0 13

Efek Larvisida Infusa Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Larva Aedes sp.

0 0 18

Perbandingan Efektivitas Berkumur Sari Buah Delima (Punica granatum L.) dan Chlorhexidine 0.2% terhadap Indeks Plak Gigi.

0 0 21

EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) SEBAGAI FORMULASI LIPSTIK

6 21 10

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP BAKTERI

0 1 16