Iklan 1. Definisi EFEKTIVITAS IKLAN simPATI VERSI “DETEKTIF” DALAM MEMPROMOSIKAN simPATI 5000 (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan simPATI Versi “Detektif” Dalam Mempromosikan simPATI 5000 Di Media Televisi Terhadap Masyarakat Surabaya).

2.2. Iklan 2.2.1. Definisi Iklan Kata iklan advertising berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah ‘menggiring orang dari gagasan’ Durianto, 2003: 1. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan ata keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan merupakan cara yang efektif untuk meyebarkan pesan Sulaksana, 2007: 91. AMA American Marketing Association mendefinisikan iklan sebagai berikut : “Any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods or services by an identified sponsor.” Sedangkan definisi periklanan menurut Institusi Periklanan Inggris adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang di arahkan kepada konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang paling ekonomis Jefkins, 1997: 23. Definisi standar dari periklanan menurut Sutisna mengandung enam elemen yaitu: 1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. 2. Dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan. 3. Periklanan merupakan upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen. 4. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan. 5. Periklanan memiliki sifat non personal bukan pribadi. 6. Audience. Tanpa identifikasi audience yang jelas, pesan yang disampaikan dalam iklan tidak akan efektif Sutisna, 2003: 275- 276. Pembuatan program periklanan harus selalu dimulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yaitu: 1. Mission misi: Apakah tujuan periklanan? 2. Money uang: Berapa banyak yang dapat dibelanjakan? 3. Messsage pesan: Pesan apa yang harus disampaikan? 4. Media media: Media yang akan digunakan? 5. Measurement pengukuran: Bagaimana mengevaluasi hasilnya? Kotler 2000: 578.

2.2.2. Manfaat dan Fungsi Iklan

Ada beberapa manfaat iklan, antara lain : 1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. 2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya 3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya Kasali, 1995:16. Dengan meningkatnya penawaran produk melalui berbagai media, maka konsumen juga dipermudah dalam memilih produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, serta dapat membandingkan dan memilih produk mana yang lebih baik. Jika sebelumnya produsen menjual produknya dengan cara bertatap muka secara terbatas oleh ruang dan waktu, sekarang melaui iklan, produsen dapat mempromosikan produknya mengenai manfaat, memperlihatkan fisik produk, harga dan sebagainya diberbagai media. Melalui iklan penyampaian pesan dalam penjualan produk akan efektif. Terlebih lagi jika dalam tayangan iklan tersebut ditampilkan tokoh yang sudah dikenal oleh publik, sehingga publik akan semakin percaya kepada perusahaan. Dari tayangan iklan juga konsumen akan mengenal, meningkat dan mempercayai produk yang akhirnya pada perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menayangkan iklan dengan frekuensi berulang-ulang, sehingga konsumen akan cepat mengenal, selalu ingat dan percaya pada produk. Sementara itu, Jack Engel, 1980, menuliskan bahwa ada delapan fungsi yang diharapkan dari kegiatan periklanan. Kedelapan fungsi tersebut yaitu: 1. Menciptakan dan mempertahankan citra baik bagi produk. 2. Menciptakan penjualan bagi pabrik dan pedagang lokal. 3. Memperkenalkan penggunaan baru sebuah produk. 4. Memberikan informasi yang berharga bagi konsumen. 5. Memberikan penawaran, kupon dan sampel. 6. Menekankan merk dagang. 7. Menjaga dan memelihara ketertarikan konsumen pasca pembelian. 8. Menarik dealer dan distributor baru Widyatama, 2007: 149-150.

2.2.3. Jenis Iklan

Iklan memiliki banyak sekali jenis dan kategori, tergantung pada isi pesan itu sendiri. Berbagai macam fungsi tersebut secara sederhana dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Iklan Informasi Mengingat fungsi informasi yang dikandungnya, maka isi pesan dalam iklan informasi cenderung lengkap. Bahkan tidak jarang semua informasi yang berkaitan, disampaikan semua, sehingga sering pula disebut dengan iklan teknik one stop informations. 2. Iklan Persuasif Iklan ini di dalam isi pesannya menitikberatkan pada upaya mempengaruhi khalayak untuk melakukan sesuatu sebagaimana dikehendaki oleh komunikator. Karena tujuan yang ingin dicapai adalah mempengaruhi khalayak, maka bahasa yang digunakan dalam pesan ini harus dirancang sedemikian rupa yang mampu membujuk khalayak. 3. Iklan Pendidikan Iklan ini menitikberatkan pada tujuan untuk mendidik khalayak, agar khalayak mengerti atau mempunyai pengetahuan tertentu dan mampu melakukan sesuatu. Iklan informasi sering pula berisi pesan yang mendidik. 4. Iklan Hiburan Iklan tersebut dibuat untuk keperluan hiburan semata. Tujuan pesan iklan ini adalah menitikbertakan pada kemampuannya untuk menghibur. Biasanya digunakan untuk memeriahkan festival periklanan. Seringkali dijumpai dalam bentuk plesetan dalam masyarakat kita Widyatama, 2007: 133-134.

2.2.4. Ruang Lingkup Iklan

Secara umum, pembagian menurut para praktisi periklanan, ruang lingkup iklan dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu iklan above the line dan iklan below the line. Iklan above the line adalah media yang bersifat massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Beberapa media yang termasuk kategori above the line yaitu: surat kabar, majalah, tabloid, televisi, film, radio dan media interaktif internet. Sementara itu iklan below the line adalah iklan yang menggunakan media khusus. Media khusus yang tergabung dalam below the line yaitu: leaflet, poster, spanduk, baliho, bus panel, bus stop, point of purchase POP, stiker, shop sign, flayers, hanging display dan sebagainya Widyatama,

2007: 76.

2.2.5. Tujuan Iklan

Sasaran menjadi dasar penyusunan tujuan sebuah iklan. Kotler 2002:659 mengatakan bahwasannya iklan itu bertujuan untuk membujuk, menginformasikan atau mengingatkan. Iklan informative biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk. Tujuannya adalah membentuk dan merangsang permintaan pertama. Iklan persuasive penting dilakukan pada tahap kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. Beberapa iklan persuasive telah beralih ke jenis iklan perbandingan comparative advertising, yang berusaha untuk membentuk keunggulan suatu merek melalui perbandingan atribut spesifik dengan satu atau beberapa merek lain di jenis produk yang sama. Iklan pengingat reminder advertising sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan ini adalah iklan penguat reinforcement advertising, yang bertujuan meyakinkan pelanggan atau pembeli. Dari sudut pandang perusahaan, menurut Robert V. Zacher Sumantoro, 2002 : 66 tujuan iklan diantaranya: 1. Menyadarkan komunikan dan memberi sebuah informasi tentang suatu barang jasa atau ide. 2. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan dengan memberikan preferensi kepadanya. 3. Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya menggerakan untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

2.2.6. Strategi Kreatif Pesan Iklan

Strategi kreatif pesan iklan diuraikan oleh Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno 2003: 25-30 dengan menjawab pertanyaan “How to Say?”, yaitu: 1. Directed Creativity Ada 14 teknik visual untuk membuat naskah iklan yang dramatis, antara lain: a. Spoken Person Suatu teknik dimana seseorang langsung berhadapan dengan kamera yang menampilkan pandangan atau pendapatnya tentang suatu produk kepada pemirsa televisi. b. Testimonial Teknik ini menggunakan artis untuk memberikan kesaksiannya setelah menggunakan suatu produk. c. Demonstrasi Periklanan yang memakai teknik ini menggambarkan dengan jelas bagaimana suatu produk bekerja. d. Close-ups Teknik ini membuat gambar menjadi lebih hidup. Contohnya adalah foto-foto gambar makanan yang ada di restoran-restoran, menggambarkan kelezatan makanan yang ada dalam foto tersebut, sehingga terlihat lebih indah dan lebih menyentuh jika dibandingkan dengan aslinya. e. Story line Iklan yang menggunakan teknik ini dibuat dalam bentuk cerita yang pendek untuk menggambarkan merek yang di iklankan. f. Direct Product Comparison Teknik ini langsung membandingkan merek suatu produk dengan merek pesaingnya. Di Indonesia, teknik ini tidak bisa dibandingkan langsung antara dua merek yang sedang bertarung di pasaran. g. Humor Banyak iklan yang menggunakan teknik humor karena biasanya lebih diingat oleh konsumen. h. Slice of Life Iklan dengan teknik ini menggambarkan penggalan kehidupan sehari-hari yang dimulai dengan adanya masalah, pemecahan masalah, dan diakhiri dengan happy ending. i. Customer Interview Iklan dengan teknik ini berisi wawancara langsung dengan konsumen yang telah mengkonsumsi produk yang telah diiklankan. Biasanya konsumen akan menceritakan pengalaman dan pendapatnya tentang produk tersebut. j. Vignettesa and Situations Dalam iklan dengan teknik ini digambarkan seseorang yang sedang menikmati suatu produk diiringi dengan iringan musik. k. Animation Iklan yang menggunakan teknik animasi biasanya ditujukan kepada konsumen anak-anak. l. Stop Motion Jika teknik story line berisi sebuah cerita pendek, maka stop motion berisi rangkaian cerita bersambung. m. Rotoscope Teknik ini menggabungkan animasi dengan gambar nyata. n. Combination Gabungan dari teknik-teknik di atas. 2. Brand Name Exposure Brand name exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. Brand name exposure dianggap penting karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness. Bila terlalu mementingkan kreativitas iklan dan mengabaikan brand name exposure maka akan mengalami kegagalan karena konsumen hanya mengingat kreativitas iklannya misal, slogannya saja tanpa mengingat mereknya. 3. Positive Uniquness Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Jangan sampai setelah melihat iklan, konsumen justru memiliki asosiasi yang salah atau bahkan melenceng. Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif, karena akan sia-sia bila iklan dibuat sekreatif mungkin namun tidak efektif mencapai konsumen sasarannya. 4. Selectivity Berkaitan dengan: a. Message sources, yaitu pembawa pesan product endorser yang terbagi menjadi: expertise ahli, trustworthness dipercaya, dan likability disukai. Karakter product endorser harus disesuaikan dengan jenis produk yang akan diiklankan. b. Message structure Yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Conclusion, maksudnya: apakah perusahaan yang akan membuat kesimpulan sendiri atau menyerahkan langsung kepada konsumen untuk menarik kesimpulan. 2. Argumentation, maksudnya: menjelaskan argumen yang mendukung pesan perusahaan. Umumnya, jenis iklan argumentasi hanya one side, artinya mendukung dengan argumentasi yang baik. Tetapi, ada juga yang mendukung dengan two side, artinya mendukung sisi yang baik. 3. Climax, maksudnya: apakah suatu iklan akan menampilkan klimaks di depan atau di akhir iklan. Pada umumnya, iklan yang banyak dibuat memunculkan klimaks di akhir. c. Message content Isi pesan dalam iklan biasanya terdiri dari: 1. Rational, untuk industry goods. 2. Emotional, untuk consumer goods. 3. Moral, untuk iklan layanan masyarakat.

2.3. Televisi Sebagai Media Periklanan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Terhadap Brand Equity Kartu Prabayar Simpati Pada Mahasiswa Fisip USU

4 29 126

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS IKLAN PADA TRANSIT MEDIA (Perbandingan Efektivitas Iklan Provider SimPATI terhadap Pengguna Telkomsel dan Bukan Pengguna Telkomsel pada Batik Solo Trans dengan Menggunakan Metode EPIC Model).

0 3 40

EFEKTIVITAS IKLAN XL BEBAS INTERNET VERSI NOAH (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan XL Bebas Internet Versi Noah “Rp. 5000 Bebas Internetan 6 Bulan Di Televisi).

0 1 115

EFEKTIVITAS PESAN IKLAN INDOSAT IM3 SERU ANTI GALAU DI TELEVISI VERSI “LOE GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Efektivitas Pesan Iklan IM3 Seru Anti Galau di Televisi Pada Masyarakat Surabaya).

0 2 145

0811 366 5898 SIMPATI Desain Ruang Tungg

0 0 2

Studi Korelasi Terpaan Iklan Simpati di Televisi, Kualitas Sinyal, Tarif Penggunaan Fasilitas Terhadap Brand Image Pada Mahasiswa Swadana Transfer Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2008

0 1 56

MEMPROMOSIKAN simPATI 5000 (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan simPATI Versi “Detektif” Dalam Mempromosikan simPATI 5000 Di Media Televisi Terhadap Masyarakat Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarja

0 0 16

EFEKTIVITAS IKLAN XL BEBAS INTERNET VERSI NOAH (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan XL Bebas Internet Versi Noah “Rp. 5000 Bebas Internetan 6 Bulan Di Televisi)

0 0 18

EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER AXIS VERSI RABU RAWIT PADA MASYARAKAT SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan Provider Axis Versi Rabu Rawit di Televisi Trans7 Pada Masyarakat Surabaya)

0 1 16

EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER AXIS VERSI RABU RAWIT PADA MASYARAKAT SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektivitas Iklan Provider Axis Versi Rabu Rawit di Televisi Trans7 Pada Masyarakat Surabaya)

0 1 11