1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki berbagai suku bangsa dan budaya. Pulau Bali sebagai salah satu pulau yang ada di Indonesia
memiliki daya tarik yang menjadikannya sebagai obyek wisata yang sangat diminati hingga ke mancanegara. Selain karena kesenian tradisional dan
keindahan panorama alamnya, Pulau Bali juga terkenal dengan kulinernya yang khas. Salah sau makanan khas Bali yang sangat diminati adalah ayam betutu.
Ayam betutu merupakan jenis lauk pauk yang dibuat dari daging ayam yang telah dibersihkan, ditambah bumbu base genep dengan cara dibalurkan ke
seluruh permukaan tubuh ayam dan sebagian lagi dimasukkan dalam rongga abdomennya yang kemudian direbus atau langsung dibakar. Dibalik rasanya
yang enak serta memberikan kontribusi energy, lemak, dan protein yang cukup besar bagi tubuh, ayam betutu ternyata menyimpan kekhawatiran tersendiri bagi
masyarakat yang ingin mengkonsumsi ayam betutu. Daging ayam yang biasa digunakan dalam pembuatan ayam betutu ternyata merupakan media tumbuh
yang baik bagi mikroorganisme bakteri. Berdasarkan hasil penelitian Santi 2016, ditemukan bahwa terdapat bakteri Staphylococcus sciuri dari isolat ayam
betutu yang ditumbuhkan di media LSA OXOID, CM0856 Staphylococcus sciuri merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
dengan diameter 0,5 – 1.5 � tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak
teratur seprti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora dan tidak
VeryPDF Demohttps:www.verypdf.com.
bergerak. Koloni yang tumbuh pada media agar biasanya berwarna putih keruh, cokelat dan bahkan kuning. Suhu pertumbuhan optimum bakteri ini adalah 30
– 37
C UK Standards for Microbiology Investigations, 2014. Makanan yang sering dicurigai dalam kasus keracunan makanan
staphylococcal antara lain daging dan produk daging, daging unggas, produk telur, ikan tuna, kentang, macaroni, produk roti, kue krim, cokelat, roti isi, susu
dan produk susu. Makanan yang memerlukan banyak penanganan selama penyiapannya dan yang disimpan dalam suhu yang sedikit lebih tinggi setelah
dimasak sering menjadi penyebab kasus keracunan makanan staphylococcal Food Info, 2014
Staphylococci ada di udara, debu, air buangan, air, susu, dan makanan atau pada peralatan makan, permukaan-permukaan di lingkungan, manusia, dan
hewan. Manusia dan hewan merupakan sumber utama infeksi. Staphylococci ada pada saluran hidung dan tenggorokan dan pada rambut dan kulit dari 50 atau
lebih individu yang sehat. Tingkat keberadaan bakteri ini bahkan lebih tinggi pada mereka yang berhubungan dengan individu yang sakit dan lingkungan
rumah sakit Food Info, 2014. Pada bulan Mei 2008, program pengendalian infeksi di Zou Collines
Rumah Sakit Pusat CHDZ C di Benin melaporkan seorang anak dirawat di unit pediatrik pengembangan bakteri nosokomial akibat Staphylococcus sciuri
diisolasi dalam kultur murni. Penyelidikan berikut mengidentifikasi wabah nosokomial pertama karena Staphylococcus sciuri di Benin Ahoyo et al., 2013.
Masalah keamanan pangan memang masih menjadi kendala utama dalam produk makanan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, definisi keamanan
VeryPDF Demohttps:www.verypdf.com.
pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah keamanan pangan, salah satunya adalah penambahan
berbagai macam rempah-rempah pada makanan sebagai bahan pengawet alami. Rempah-rempah telah dimanfaatkan sebagai bahan pengawet makanan di
berbagai negara terutama di Indonesia. Aktivitas rempah-rempah sebagai pengawet disebabkan fungsinya sebagai antioksidan dan antimikroba. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa antimikrobial alami memiliki efektivitas yang tinggi dalam melawan mikroba penyebab penyakit yang berasal
dari makanan. Tanaman rempah penghasil senyawa antimikrobial diantaranya adalah rimpang jahe, kunyit, lengkuas, dan kencur.
Nurina 2015 dalam penelitiannya menyatakan bahwa ekstrak kunyit memiliki diameter zona hambat tertinggi pada bakteri Escherichia coli
dibandingkan ekstrak kunyit putih, temulawak, dan temuireng yaitu 5.64 mm dengan kadar hambat minimum 50. Berdasarkan penelitian Renny 2010, gel
ekstrak etanol lengkuas memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa karena positif mengandung flavanoid dan minyak atsiri yang
merupakan senyawa antimikrobial. Jahe, kunyit, lengkuas dan kencur merupakan rempah-rempah yang
umum digunakan sebagai bumbu makanan, terutama dalam pembuatan bumbu khas Bali yang dikenal dengan base genep. Bumbu ini digunakan untuk berbagai
macam olahan makanan khas Bali, salah satunya adalah ayam betutu. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penelitian terkait ketahanan bakteri
Staphylococcus sciuri terhadap senyawa antimikrobial yang terkandung dalam
VeryPDF Demohttps:www.verypdf.com.
jahe, kunyit, lengkuas, dan kencur sebagai bahan dari bumbu untuk pembuatan ayam betutu.
1.2 Rumusan Masalah