Kadar Air Kualitas Tahu

negative dari gugus fungsional protein dengan Ca ++ sebagai jembatan ikatan protein dan karagenan. Pendapat Indrasari 1991, menyatakan apabila bahan penggumpal masuk kedalam protein kedelai dan mendekati titik isoelektrik maka terjadi denaturasi protein dan akan berkurang kelarutannya maka protein akan menggumpal dan mengendap.

2. Kadar Air

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 4 maka perlakuan penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat terdapat interaksi secara nyata p ≤ 0,05 terhadap kadar air tahu yang dihasilkan. Demikian pula masing-masing perlakuan berpengaruh nyata. Nilai rata-rata kadar air tahu dengan perlakuan penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai rata-rata kadar air tahu dengan perlakuan penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat. Perlakuan Karagenangr Larutan Asam Sitrat Rerata Kadar air Notasi DMRT 5 1 2 0,10 0,15 0,20 0,10 0,15 0,20 0,10 0,15 0,20 81,252 80,905 79,721 83,731 82,525 81,703 84,308 83,079 81.901 a ab abc bcd cd d d d e - 1,1724 1,2316 1,2672 1,2908 1,3106 1,3264 1,3343 1,3422 Keterangan : Nilai rata-rata dengan notasi yang berbeda menyatakan adanya perbedaan yang nyata p ≤ 0,05 Berdasarkan Tabel 9 nilai rata-rata kadar air tahu yang didapat terbesar 84,308 terdapat pada perlakuan penambahan karagenan 2gr dan konsentrasi larutan asam sitrat 0,10, sedangkan nilai rata-rata kadar air terkecil 79,721 pada tanpa penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat 0,20. Hubungan antara perlakuan penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat pada kadar air dapat dilihat pada Gambar 8. 78,0000 80,0000 82,0000 84,0000 86,0000 1 2 Karagenan gr Ka d a r Ai r Larutan asam sitrat 0,10 Larutan asam sitrat 0,15 Larutan asam sitrat 0,20 Gambar 8. Hubungan antara penambahan karagenan dan konsentrasi larutan asam sitrat terhadap kadar air tahu. Gambar 8, menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan karagenan dan semakin rendah konsentrasi larutan asam sitrat maka kadar air tahu semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya karagenan yang larut dalam air dan bekerja mengikat air untuk membentuk gel. Pada saat proses pemanasan susu kedelai, karagenan berinteraksi dengan protein akibat adanya Ca ++ sebagai pengikat, maka dihasilkan pengentalan pada susu kedelai. Penambahan konsentrasi larutan asam sitrat terjadi proses penggumpalan protein pada titik isoelektrik. Dengan demikian air terikat didalam protein yang menggumpal akibat adanya karagenan sehingga kadar air yang dihasilkan tinggi. Hal ini didukung pendapat Gaunkar 1995, bahwa sifat karagenan adalah larut dalam air dan mengikat air sehingga gel lebih kuat dengan adanya ion kalsium dimana akan bebas dari syneresis. Pendapat Kuntz dalam Suhardi 1989 yang menyatakan bahwa muatan protein yang diatur oleh pH dapat mempengaruhi pengikatan molekul air oleh asam amino.

3. Kadar Protein