Metode dalam Pelaksanaan Pengembangan Persepsi Bunyi

28 b. Perlengkapan Perlengkapan yang dimaksud dalam pelaksanaan latihan BKPBI yaitu media yang digunakan sebagai sumber bunyi. Nanang Hanifah dan Cucu Suhana 2012: 59 mengartikan: “Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah benar dan tidak terjadinya verbalisme”. Kedudukan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Maria Susilo Yuwati 2000: 28 menyebutkan perlengkapan BKPBI terdiri atas alat-alat sebagai sumber bunyi, antara lain perlengkapan elektronik dan perlengkapan non elektronik. a. Perlengkapan elektronik, alat elektronik yang digunakan dapat berupa tape recorder, sound system, organ, piano dan lain-lain. b. Perlengkapan non elektronik, alat non elektronik yang digunakan dapat berupa lonceng, drum, kentongan, gamelan, goong, terompet dan lain-lain. c. Alat-alat Penunjang Alat penunjang ini digunakan sebagai alat peraga ketika siswa merespon bunyi. Maria Susilo Yuwati 2000: 29 menyebutkan alat- alat penunjang latihan BKPBI terdiri dari beberapa macam permainan dan perlengkapan tari. 29 1 Beberapa macam permainan khususnya untuk tingkat persiapan: boneka, bola, kuda kepang, topeng-topeng binatang, tali dan lingkaran. 2 Beberapa macam perlengkapan tari, seperti slendang, kipas, dan lain-lain. Sarana di atas dapat digunakan juga dalam pelaksanaan pengembangan persepsi bunyi yang terdiri dari sarana tenaga dan sarana fisik. Sarana tersebut idealnya dimiliki oleh setiap SLB demi terlaksananya latihan persepsi bunyi yang baik dan sesuai dengan prosedur. Namun apabila belum tersedia, pelaksanaan pengembangan persepsi bunyi harus tetap berjalan dengan menggunakan peralatan yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, yang perlu diingat adalah tahap-tahap pelaksanaannya.

F. Evaluasi Hasil Belajar Pengembangan Persepsi Bunyi

1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Pengembangan Persepsi Bunyi

Setiap program pendidikan diperlukan suatu evaluasi untuk menentukan suatu keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan guna mengetahui sejauh mana tingkat kepahaman siswa. Oemar Hamalik 2005: 210 mendefinisikan evaluasi sebagai: “suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai asses keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran”. Pengertian ini mengarah pada kegiatan evaluasi hasil belajar 30 dilakukan untuk menentukan nilai siswa setelah proses belajar berlangsung. Menurut Anas Sudijono 2008: 30 evaluasi hasil belajar diartikan sebagai: “Evaluasi mengenai tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum maupun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran”. Harjanto 2005: 277 berpendapat bahwa: “evaluasi pengajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum”. Tujuan evaluasi pengajaran antara lain adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil belajar atau evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan persepsi bunyi adalah proses penilaian tingkat penguasaan atau kemampuan siswa tunarungu dalam menyadari, membedakan, mengidentifikasi, dan memahami bunyi melalui kegiatan penilaian hasil belajar. Dengan adanya evaluasi hasil belajar guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran.

2. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Pengembangan Persepsi Bunyi

Evaluasi pencapaian belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap mengajar. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan pada periode tertentu sesuai dengan maksud dan