BAB III METODE PENELITIAN
C. RANCANGAN PENELITIAN
Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan terdahulu, maka dalam penelitian ini menggunakan metode “Penelitian
Tindakan Kelas” class room action research. Istilah penelitian kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks
penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan dan teknik yang dimiliki guru untuk bisa menggali informasi untuk kepentingan
perbaikan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian
yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6. Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif
dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey yang dikutip oleh Wiriaatmadja 2005:12, mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman
pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyainan adanya alasan-
46
alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik.
Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka,
dan melihat pengaruh dari upaya itu. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian yang
terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari
empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama
peneliti, apabila penelitian dilakukan tidak dilakukan sendiri oleh guru menentukan rancangan siklus kedua
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau
untuk meyakinkanmenguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari
tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika
sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat
47
melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA