sentromernya, sekalipun kedua anggota dari setiap pasang homolog adalah identik dalam strukturnya. Ukuran besar kromosom dan sentromer dapat membantu untuk
membedakan satu kromosom dari yang lain Pai, 1987.
2.4 Radiasi Sinar Ultraviolet dan Mutasi 2.4.1 Radiasi Sinar Ultraviolet
Ultraviolet digunakan untuk penelitian genetika, keperluan medis dan juga untuk sterilisari karena dapat membunuh bakteri. Ultraviolet banyak dijumpai pada sinar
matahari, tetapi sinar ultraviolet ini dipancarkan keluar oleh ozon di atmosfer Snustad Gardner, 1984. Radiasi sinar ultraviolet tidak cukup energi untuk
menginduksi ionisasi seperti sinar X, walaupun demikian sinar ultraviolet dapat menyerap substansi tertentu seperti basa purin dengan deviratnya guanin dan sitosin,
dan pirimidin dengan deviratnya adenin dan timin. Karena energi ultraviolet rendah. Maka hanya dapat menembus bagian permukaan sel pada organisme multiselular.
Namun ultraviolet mempunyai kemampuan sebagai mutagen pada dosis yang tinggi dapat membunuh sel Lewis, 1997.
Kelainan DNA yang disebabkan oleh radiasi dapat menyebabkan kelainan somatik atau genetik, tergantung pada jenis sel yang bersangkutan Ackerman et al.,
1988. DNA juga dirusak oleh ultraviolet pada panjang gelombang 245-260 nm, sehingga ultraviolet dapat menginduksi secara langsung akibat penyerapan purin dan
pirimidin. Pirimidin pada umumnya sangat kuat menyerap ultraviolet 254 nm dan menjadi sangat aktif Lewis, 1997.
2.4.2 Mutasi
Mutasi adalah proses perubahan pasangan basa DNA atau perubahan kromosom. Mutasi dapat terjadi pada sel somatik dan sel gamet. Jika mutan hanya terjadi pada sel
somatik, maka mutan tersebut tidak menurunkan sifat-sifat yang dimilikinya pada
Universitas Sumatera Utara
generasi berikutnya. Mutasi demikian disebut sebagai mutasi somatik. Jika mutasi
pada sel gamet, maka mutan tersebut menurunkan sifat-sifat pada keturunannya.
Mutasi ini disebut mutasi gamet Russel, 1992.
Walaupun jumlah kromosom pada suatu jenis organisme biasanya tetap, tetapi telah diketahui adanya variasi dalam sejumlah dan jenis pola garis kromosomnya.
Perubahan jumlah dapat bertambah atau berkurang. Perubahan pola garisnya dapat menunjukkan adanya perulangan yaitu bila didapati pola yang sama dua kali atau
lebih, atau pemendekan segmen yaitu bila pola tertentu yang dalam keadaan normal ada menjadi tidak ada atau hilang. Perubahan yang terjadi pada kromosom ini disebut
mutasi kromosom atau aberasi kromosom. Berdasarkan keterangan atas mutasi kromosom dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mutasi jumlah kromosom perubahan
jumlah kromosom dan mutasi struktur kromosom Irawan, 2008.
Peristiwa ini dinamakan aberasi kromosom. Jika variasi pada gen-gen individual memungkinkan kita untuk mengetahui banyak tentang sifat gen, maka
aberasi kromosom mempunyai nilai tinggi pula guna memperkenalkan sifat kromosom beserta gen-gen yang dibawanya Suryo, 1995.
Menurut Irawan 2008, bahwa beberapa jenis aberasi atau mutasi yang disebabkan putusnya kromosom:
a. Delesi adalah hilangnya sebagian segmen kromosom. Bila hanya salah satu dari sepasang kromosom yang mengalami delesi yaitu heterozigot delesi, maka ketika
akan pembelahan meiosis pasang ini akan membentuk semacam loop atau ansa, yaitu suatu struktur lengkung.
a. Duplikasi, yaitu penyimpangan ini terjadi pengulangan segmen tertentu dari suatu
kromosom. Pengulangan ini dengan sendirinya berarti pengulanggan gen. Sebagaimana delesi, karana panjang kromosom juga tidak sama waktu meiosis
juga berbentuk loop. b.
Translokasi, terjadi karena sebagaian atau segmen kromosom terputus dan bersambung lagi tetapi bukan pada kromosom awal melainkan tersambung pada
kromosom lain. Dengan kata lain kromosom yang mengalami delesi, pada saat bersama kromosom tersebut mendapatkan tambahan segmen dari kromosom lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Inversi, pada aberasi jenis ini suatu segmen kromosom memliki susunan terbalik.
2.5 Metode pembuatan Sediaan