1990 menyatakan bahwa sentromer disebut kinetokor atau tempat meleakatnya benang-benang gelendong, yang berfungsi untuk mengarahkan kromosom selama
mitosis . Dapat ditunjukkan dengan Gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 Kromosom Bombyx mori L. dengan teknik kroping Photoshop CS 2; a. Lengan Kromosom, b.Sentromer
Hasil pengkropan kromosom menggunakan program Photoshop Cs 2 dan dilakukan penghitungan jumlah kromosom. Dari rentangan kromosom Gambar 4.6
maka didapat jumlah kromosom ulat sutera Bombyx mori L. adalah sebanyak 56 n buah atau 28 pasang 2n. Kromosom tersebut akan diturunkandiwariskan tanpa
adanya modifikasi, baik dalam jumlah maupun bentuk yang diidentifikasikan dengan 2n Campbell et al., 1999; Roser, 1999; Sumner, 2003.
4.4 Hasil pengukuran Kromosom Ulat sutera Bombyx mori L.
Masing-masing kromosom yang tampak diukur panjang lengan dan sentromernya lalu ditentukan tipe-nya yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 di bawah.
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa Bombyx mori L. memiliki kromosom dengan jumlah 56 buah atau 28 pasang dan memiliki tiga tipe kromosom yaitu
metasentris M, submetasentris SM dan telosentris T. Menurut Suryo 1995, tidak semua tipe kromosom dimiliki oleh suatu spesies.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Tipe Kromosom Ulat sutera Bombyx mori L. Kromosom
haploid n Tipe
kromosom Lengan
panjang q µm
Lengan pendek p
µm Sentromer
µm Panjang
kromosom µm
1 M
0,56 0,56
0,02 1,14
2 SM
0,48 0,32
0,02 0,82
3 M
0,34 0,34
0,02 0,70
4 SM
0,37 0,28
0,02 0,67
5 SM
0,35 0,26
0,02 0,63
6 SM
0,37 0,26
0,02 0,62
7 M
0,29 0,29
0,02 0,60
8 SM
0,37 0,21
0,02 0,60
9 SM
0,31 0,19
0,02 0,52
10 SM
0,32 0,17
0,02 0,51
11 M
0,23 0,23
0,02 0,48
12 M
0,20 0,20
0,02 0,42
13 SM
0,19 0,19
0,02 0,40
14 SM
0,23 0,14
0,02 0,39
15 SM
0,22 0,15
0,02 0,39
16 SM
0,23 0,08
0,02 0,33
17 SM
0,17 0,14
0,02 0.33
18 SM
0,17 0,14
0,02 0,33
19 M
0,14 0,14
0,02 0,30
20 SM
0,23 0,05
0,02 0,30
21 SM
0,20 0,10
0,02 0,29
22 SM
0,13 0,09
0,02 0,24
23 M
0,10 0,10
0,02 0,22
24 SM
0,17 0,04
0,01 0,22
25 M
0,10 0,10
0,01 0,21
26 M
0,09 0,09
0,01 0,19
27 T
0,14 -
0,01 0,15
28 T
0,14 -
0,01 0,15
Keterangan: M : Metasentris, SM: Submetasentris, T: Telosentris - : Tidak memiliki lengan pendek
Irawan 2008, menyatakan bahwa pada umumnya kromosom yang berpasangan akan memiliki garis yang sama, tetapi jarang ditemukan pada hewan
yang kromosomnya berpasangan memiliki pola garis yang berbeda. Setiap kromosom terduplikasi terdiri atas dua kromatid saudara yang mengandung salinan molekul DNA
yang identik. Kromosom memiliki pinggang yang ramping atau arah khusus yang disebut dengan sentromer Campbell et al., 1999.
Kromosom yang terpanjang adalah kromosom nomor 1 dengan panjang kromosom 1,14 µ m dan kromosom yang terpendek adalah kromosom nomor 28
dengan panjang kromosom 0,15 µ m. Menurut Nath 1997 bahwa batasan kromosom
Universitas Sumatera Utara
metafase pada pembelahan mitosis pada hewan dan tumbuhan secara umum antara 0,5 µ m dan 32 µ m dan diameter 0,2 µm dan 3,0 µm. Kromosom metafase terpanjang
ditemukan pada Trillium dengan panjang kromosom 32 µ m sedangkan kromosom raksasa ditemukan pada Diptera, dengan panjang kromosom 300 µ m dengan diameter
10 µ m. Pengukuran panjang masing-masing lengan kromosom adalah untuk memperoleh data yang akurat dan dapat ditampilkan dalam bentuk ideogram Zhang,
1996.
Tabel 4.6 Persentase Panjang Relatif PR dan Persentase Indeks Sentromer IS
Kromosom Haploid n
Persentase Panjang relative PR
Persentase Indeks Sentromer IS
1 9,47
50 2
6,76 40
3 5,75
50 4
5,49 43,07
5 5,16
42,62 6
5,32 41,26
7 4,9
50 8
4,9 36,2
9 4,23
38 10
4,14 34,69
11 3,89
50 12
3,38 50
13 3,21
50 14
3,13 37,83
15 3,13
40,54 16
2,62 25,8
17 2,62
45,16 18
2,62 45,16
19 2,36
50 20
2,36 17,85
21 2,53
37,04 22
1,86 40,9
23 1,69
50 24
1,77 19,04
25 1,69
50 26
1,52 50
27 1,18
100 28
1,18 100
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.6 diatas diperoleh Nilai PR pada Bombyx mori L. yang paling besar adalah 9,47 yang terdapat pada kromosom no 1 dan yang paling kecil adalah
1,18 yang terdapat pada kromosom no 28. Sedangkan nilai IS yang paling besar adalah 100 yang terdapat pada kromosom no 27 dan 28 dan yang paling kecil adalah
17,85 yang terdapat pada kromosom no 20.
Berdasarkan panjang kromosom yang telah diketahui diatas maka selanjutnya akan dihitung persentase panjang relatif kromosom PR dan indeks sentromer
kromosom IS dengan menggunakan rumus Zhang 1996. Persentase panjang relatif kromosom PR diperoleh dari penjumlahan kromosom yang berlengan
panjang dan kromosom yang berlengan pendek dan dibagikan dengan panjang keseluruhan kromosom haploid. Dari PR digunakan untuk mengurutkan kromosom
menjadi karyotipe. Sedangkan persentase indeks sentromer IS diperoleh dengan membagikan panjang lengan pendek kromosom dengan kromosom lengan pendek
dijumlahkan dengan lengan yang panjang. IS ini digunakan untuk menentukan letak sentromer dan berfungsi untuk mengurutkan kromosom menjadi suatu kariotipe.
4.5 Kariotipe Bombyx mori L