2.4 Kriteria Keluarga Penerima BLT
Kemiskinan merupakan refleksi dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar yang berlaku. Saat ini sudah cukup
banyak ukuran dan standar yang dikeluarkan oleh para pakar dan lembaga mengenai batas garis kemiskinan.
Kriteria mereka yang berhak menerima BLT meliputi masyarakat sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin near poor berdasarkan definisi konsumsi
kalori atau pengeluaran
37
1. Miskin sekali, jika konsumsi perkapita pertahun sebesar 75 dari nilai total
konsumsi sembilan bahan pokok yang ditetapkan; .
2.4.1 Klasifikasi kemiskinan
Klasifikasi kemiskinan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Agraria adalah sebagai berikut :
2. Miskin, jika konsumsi per kapita per tahun sebesar 75 - 125 dari nilai total
konsumsi sembilan bahan pokok yang ditetapkan 3.
Hampir miskin, jika konsumsi per kapita per tahun sebesar 125 - 200 dari nilai total konsumsi sembilan bahan pokok yang ditetapkan.
Standar kemiskinan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Agraria dalam Nawawi 1997, adalah berdasarkan konsumsi sembilan bahan pokok yang
dihitung berdasarkan harga setempat. Standar kebutuhan minimum perorang per bulan : 100 kg beras, 60 liter minyak tanah, 15 kg ikan asin, 6 kg gula pasir, 4
meter tekstil kasar, 6 kg minyak goreng, 2 meter batik kasar dan 4 kg garam.
37
Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran
Universitas Sumatera Utara
Jumlah mereka yang berhak mendapat BLT ini mencapai 62 juta orang 19,1 juta KK atau 28 persen dari total jumlah penduduk. Oleh BPS, kriteria
rumah tangga miskin ini dirinci lagi menjadi 14 variabel yang diperoleh dari hasil kajian selama bertahun-tahun.
2.4.2 Kriteria Rumah Tangga Miskin Menurut Biro Pusat Statistik
Tabel 2 Kriteria Rumah Tangga Miskin Menurut Biro Pusat Statistik Dalam penyaluran BLT, juga harus mempertimbangkan beberapa kriteria
yang berhak mendapatkan program tersebut, sehingga program yang dikucurkan benar-benar tepat sasaran. Kriteria ini dipergunakan sebagai standarisasi
masyarakat yang berhak menerima kompensasi BBM dan klasifikasi atau kriteria sebagai rumah tangga miskin ini dapat kita lihat dalam tabel berikut;
No. Variabel
Kriteria Rumah Tangga Miskin
1. Luas lantai bangunan tempat
tinggal Kurang dari 8 m² per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat
tinggal Tanahbambookayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal Bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa
diplester 4. Fasilitas tempat buang air besar
Tidak punyabersama-sama dengan rumah tangga lain
5. Sumber penerangan rumah
tangga Bukan listrik
6. Sumber air minum Sumurmata air tidak terlindungsungaiair hujan
7. Bahan bakar untuk memasak
sehari-hari Kayu bakararangminyak tanah
8. Konsumsi dagingsusuayam
per minggu Tidak pernah mengkonsumsihanya satu kali dalam
seminggu
Universitas Sumatera Utara
8. Konsumsi dagingsusuayam
per minggu Tidak pernah mengkonsumsihanya satu kali dalam
seminggu 9.
Pembelian pakaian baru untuk setiap art dalam setahun
Tidak pernah membelihanya membeli satu stel dalam setahun
10. Makanan dalam sehari untuk
setiap art Hanya satu kali makandua kali makan dalam sehari
11. Kemampuan membayar untuk
berobat ke PuskesmasPoliklinik
Tidak mampu membayar untuk berobat
12. Lapangan pekerjaan utama
kepala rumah tangga Petani dengan luas lahan 0,5 haburuh tani, nelayan,
buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000
perbulan 13.
Pendidikan tertinggi kepala keluarga
Tidak sekolahtidak tamat SDhanya tamat SD
14. Pemilikan assettabungan Tidak punya tabunganbarang yang mudah dijual
dengan nilai minimal Rp 500.000, seperti sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal motor,
atau barang modal lainnya Sumber : BPS 2005
38
1. Keluarga Sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum mereka tetapi belum memenuhi kbutuhan sosial
Selain itu, BKKBN mengambil keluarga batih nuclear family sebagai unit pengertian, namun tidak menggunakan konsep kemiskinan, melainkan konsep
kesejahteraan. Konsep kesejahteraan di sini jelas terkait dengan taraf hidup dan garis kemiskinan. Dengan sejumlah indikator yang dibuat oleh BKKBN,
klasifikasi keluarga terdiri dari:
38
Badan Pusat Statistik dalam Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima BLT.
Universitas Sumatera Utara
dan psikologis sepeti interaksi keluarga, intaraksi bertetangga dan pekerjaan-pekerjaan yang menentukan standar kehidupan yang baik.
2. Keluarga Sejahtera tahap II. Ditujukan dengan anggota keluarga melaksanakan ibadah agama secara teratur, sekali seminggu keluarga
makan daging, ikantelur. Setiap akhir tahun paling sedikit memperoleh satu stel pakaian baru, luas rumah paling kurang 8 m untuk setiap
penghuni. Kesehatan keluarga baik, memiliki penghasilan tetap, anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin. Anak umur 7-15 tahun
bersekolah dan yang telah memiliki 2 anak atau lebih memakai alat kontrasepsi.
3. Keluarga Sejahtera tahap III. Ditujukan dengan anggota keluarga berusaha meningkatkan pengetahuan agama, sebagian penghasilan keluarga
ditabung, makanan empat sehat lima sempurna dan keluarga makan bersama sehari dalam sekali serta dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Ikut
dalam kegiatan di masyarakat tempat tinggal, rekreasi minimal enam bulan sekali, mendapat informasi dari surat kabar, TV, radio, majalah dan
anggota keluarga mampu menggunakan transportasi setempat. 4. Kelurga Sejahtra IIII plus. Di samping ditujukan dengan keadaan keluarga
seperti keluarga sejahtera tahap III, juga ditambah dengan keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materi untuk kegiatan
sosial dan ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulanyayasaninstitusi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
SKEMA PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI BLT KEPADA RUMAH TANGGA SASARAN RTS
BRI Pencetakan
Kartu BLT oleh
Posindo Database RTS
20052006 BPS
19,1 juta Pengiriman
data ke Posindo
Penyediaan Dana BLT
oleh Depsos
Kantor Pos
Pengiriman Kartu BLT ke Kantor Pos
seluruh Indonesia Data Update
1000 Kec PKH
Pengecekan kelayakan daftar
RTS di tingkat desakelurahan
Pembagian Kartu BLT kepada RTS oleh Petugas
Pos dibantu aparat desakelurahan
Updating awal database RTS
oleh BPS – Hasil Verifikasi
pembagian kartu
Updating lapangan, verifikasi dan evaluasi RTS oleh Petugas
BPS dan mitra, serentak di seluruh Indonesia
Hasil akhir Database RTS –
Tahun 2008 Penajaman Sasaran :
1. Program BLT 2. Program Raskin
3. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Askeskin
4. Program Keluarga Harapan 5. Program BOS
6. Program PNPM
Ketentuan : 1.
Membatalkanmenahan kartu bagi RTS yang pindah, meninggal dunia
tanpa ahli waris, tidak berhak inclusion error.
2. Kartu yang dibatalkan boleh diberikan
kepada rumah tangga yang berhaklayak exclusion error, tidak
melebihi dari yang dibatalkan.
3. Rumah tangga pengganti harus sama
atau lebih miskin dari rumah tangga yang telah dinyatakan layak.
4. Jumlah kuota kartu per
desakelurahan harus tetapberkurang total Nasional
≤ 19,1 juta 5.
Daftar RTS yang dibatalkan dan penambahan kartu RTS baru
dimusyawarahkan dalam rembug desa dan harus dilegalisir oleh
KadesLurah.
Pencairan BLT oleh RTS
di Kantor Pos
Universitas Sumatera Utara
2.5 Proses Mekanisme dan Tahapan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai BLT untuk Rumah Tangga Sasaran RTS
Secara umum, tahapan yang dilaksanakan berkaitan dengan penyaluran dan BLT adalah:
1. Sosialisasi Program Bantuan Langsung Tunai, dilaksanakan oleh
Departemen Komunikasi dan Informatika Departemen Sosial, bersama dengan KementerianLembaga di Pusat bersama-sam pemerintah daerah
Provinsi dan KabupatenKota, Aparat Kecamatan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat Karang Taruna, Kader Taruna Siaga
Bencana TAGANA, pekerja sosial masyarakat PSM, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
2. Penyiapan data Rumah Tangga Sasaran dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik BPS Pusat. Daftar nama dan alamat yang telah tersedia disimpan dalam system database BPS, Departemen Sosial dan PT Pos
Indonesia. 3.
Pengiriman data berdasarkan nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran dari BPS Pusat ke PT Pos Indonesia.
4. Pencetakan kartu Kompensasi BBM KKB berdasarkan data yang
diterima oleh PT Pos Indonesia. 5.
Penandatangan KKB oleh Menteri Keuangan RI. 6.
Pengiriman KKB ke kantor Pos seluruh Indonesia. 7.
Pengecekan kelayakan daftar RTS di tingkat desakelurahan. 8.
Penerima Program Keluarga Harapan juga akan menerima BLT, sehingga dimasukan sebagai RTS yang masuk dalam daftar.
Universitas Sumatera Utara
9. Pembagian KKB kepada RTS oleh Petugas Pos dibantu aparat
desakelurahan, tenaga kesejahteraan masyarakat, serta aparat keamanan setempat jika diperlukan.
10. Pencairan BLT oleh RTS berdasarkan KKB di kantor Pos atau di lokasi-
lokasi pembayaran yang telah ditetapkan untuk daerah-daerah yang terpencilsulit menjangkau kantor pos. Terhadap Kartu Penerima
dilakukan pencocokan dengan daftar penerima dapem, yang kemudian dikenal sebagai Kartu Duplikat.
11. Pembayaran terhadap penerima KKB dilakukan untuk periode Juni s.d
Agustus sebesar Rp.300.000,- dan periode September s.d Desember sebesar Rp.400.000,-. Penjadwalan pembayaran pada setiap periode
menjadi kewenangan dari PT Pos Indonesia. 12.
Jika kondisi penerima KKB tidak memiliki identitas sebagai persyaratan kelengkapan verifikasi proses bayar, maka proses bayar dilakukan dengan
verifikasi bukti diri yang sah KTP,SIM,Kartu Keluarga, Surat Keterangan dari Kelurahan, dan lain-lain.
13. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyaluran BLT oleh tim terpadu.
Pelaporan bulanan oleh PT Pos Indonesia kepada Departemen Sosial
39
Adapun mekanisme dan tahapan administrasi diatur lebih lanjut dalam perjanjian kerjasama antar Depsos, PT Pos Indonesia dan PT BRI, serta Peraturan Dirjen
Perbendaharaan. .
Penerima BLT adalah orang per orang yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menerima Bantuan Langsung Tunai BLT. Penerima yang dalam hal ini
39
Petunjuk Teknis Penyaluran BLT untuk Rumah Tangga Sasaran dalam rangka Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM, Departemen Sosial Ri
Universitas Sumatera Utara
diwakili oleh kepala keluarga, menerima Kartu Kompensasi BBM dari Badan Pusat Statistik Kota atau Kabupaten. Kartu Kompensasi BBM yang selanjutnya
disebut dengan kartu asli, adalah kartu yang berisikan data penerima dan 2 dua buah carik kupon. Carik kupon, adalah lembar yang dapat dipertukarkan oleh
pembawa atau pengunjuk kartu dengan senilai uang yang tertulis didalamnya. Kartu asli dianggap sebagai barang berharga, sehingga penyalahgunaan,
kehilangan ataupun kerusakan Kartu asli menjadi tanggung jawab penerima dan oleh karena itu tidak dapat diganti.
Proses penguangan dilakukan di kantor pos yang telah ditunjuk, yang tertera pada kartu. Penguangan di kantor pos selain yang tertera pada kartu tidak
dapat dilayani, kecuali terdapat masalah dengan prosedur distribusi kartu, maka kepada pemegang kartu akan dibuatkan berita acara dan proses pembayaran akan
diselesaikan setelah proses berita acara dilakukan. Kartu yang sah adalah kartu yang memenuhi spesifikasi teknis dan
kelengkapan yang telah ditentukan. Secara umum spesifikasi teknis kartu adalah sebagai berikut:
•
Memiliki logo Garuda Pancasila
•
Ditandatangani oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati
•
Ukuran Bidang Kartu 8,50 cm x 7 cm
•
Ukuran Bidang carikkupon : 3,5 cm x 4,5 cm
•
Judul Kartu : Kartu Kompensasi BBM.
Universitas Sumatera Utara
KARTU KOMPENSASI BBM
Keterangan di belakang kartu : KARTU KOMPENSASI BBM
1. Diberikan sebagai kompensasi atas kenaikan BBM bagi rumah tangga
miskin. 2.
Satuan penerima subsidi adalah rumah tangga. 3.
Kompensasi pengurangan subsidi BBM sebesar Rp. 100.000,- per bulan. 4.
Pembayaran ke-I dilakukan untuk 3 bulan sebesar Rp. 300.000,-. Pembayaran ke-II dilakukan untuk 4 bulan sebesar Rp. 400.000,-.
5. Penentuan penerima kompensasi adalah berdasarkan pendataan BPS
Badan Pusat Statistik. 6.
Pemberian bantuan dilakukan di UPT Unit Pelaksana Teknis PT Pos Indonesia yang ditunjuk.
KETENTUAN
1. Kartu ini dianggap sah apabila memiliki ciri-ciri Kartu sesuai dengan
ketentuan Pemerintah. 2.
Kartu ini berharga uang, segala bentuk penyalahgunaan, kehilangan dan kerusakan Kartu menjadi tanggung jawab penerima Kartu.
Universitas Sumatera Utara
3. Kartu ini dilengkapi 2 dua kupon, dan setiap kupon merupakan bukti
pembayaran. 4.
Kartu hanya dapat dibayarkan sesuai masa bayar dan lokasi Kantor Bayar yang ditetapkan.
5. Waktu pembayaran diatur oleh Kantor Bayar setempat .
6. Petugas berhak menolak membayarkan apabila ketentuan diatas tidak
terpenuhi. Untuk proses penguangan kartu asli di kantor pos, maka pada saat
pembawa atau pengunjuk kartu asli harus menunjukkan kondisi kartu asli dalam keadaan baik tidak rusak dan carik kupon tidak terpisah-pisah. Hanya petugas
pembayar yang berhak memisahkan carik kupon yang dapat diuangkan. Petugas tidak berhak pula untuk memisahkan carik kupon yang belum dijadwalkan
pembayarannya. Carik kupon tidak dapat diuangkan sekaligus, hanya dapat diuangkan satu-persatu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Tetapi bilamana
carikkupon yang belum dibayarkan pada masa bayar sebelumnya, dapat dibayarkan bersamaan sekaligus. Pembayaran dilakukan satu-persatu, tidak
diperkenankan melakukan pembayaran secara kolektif 1 orang menguangkan lebih dari 1 kartu
40
Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai RTS adalah Departemen Sosial selaku Kuasa Pengguna Anggaran dibantu oleh pihak-pihak terkait yang
.
2.6 Organisasi Pelaksana Penyaluran Dana BLT-RTS