3. Ketepatwaktuan : Tersedianya informasi bagi para pembuat keputusan
pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
dikutip dari Nina Sulastri 2006
2.2.7.2. Keterandalan
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi kayakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Keterandalan bertumpu pada ketepatan
penyimbolan representational faithfulness yakni kecocokan antara pengukur dan fenomena yang diukur. Selain itu keterandalan dapat dilihat dari nilai keterujian
dari suatu informasi. Yang dimaksud keterujian adalah kemampuan informasi untuk diuji secara independen. Kenetralan juga menjadi unsur sekunder
keterandalan. Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu dalam perlakuan akuntansi.
2.2.7.3. Keterbandingan
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para
pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik.
2.2.8. Pengukuran dan Pengakuan
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur jumlah rupiah yang akan dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi,
kejadian atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribut objek tersebut. Sedangkan pengakuan secara konseptual berarti penyajian suatu informasi melalui
statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi penjurnalan suatu kuantitas hasil
pengukuran ke dalam sistem akuntansi.
2.2.9. Standar Akuntansi Pemerintah
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan SAP. SAP disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan. Komite ini dibentuk berdasarkan Keppres RI Nomor 84 Tahun 2004, kemudian diubah dengan Keppres RI Nomor 2 Tahun 2005.
KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan Komite Konsultatif dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan Komite
Kerja. Komite Konsultatif bertugas memberi konsultasi danatau pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja bertugas mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. KSAP menyampaikan konsep Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan kepada Menteri Keuangan untuk proses
penetapan menjadi Peraturan Pemerintah. Sampai saat ini KSAP telah mengeluarkan sebelas Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
1. PSAP No. 01: Penyajian Laporan Keuangan
Standar ini mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Tujuan umum di sini berarti laporan keuangan tersebut memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan. Bila dalam PSAK No. 1 basis akuntansi yang digunakan seluruhnya adalah basis akrual maka basis
akuntansi yang disyaratkan oleh PSAP No.1 adalah basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan serta basis
akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Menurut PSAK No.1 sebuah perusahaan dianjurkan untuk menyajikan
laporan keuangan yang lengkap. Laporan keuangan yang lengkap bagi entitas perusahaan meliputi neraca; laporan laba-rugi; laporan perubahan ekuitas;
laporan arus kas; dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan bagi entitas pemerintahan komponen-komponen yang harus terdapat dalam suatu set
laporan keuangan pokok yaitu: a
Laporan Realisasi Anggaran, b
Neraca, c
Laporan Arus Kas, dan d
Catatan atas Laporan Keuangan. Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap
entitas pelaporan kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
2. PSAP No. 02: Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran merupakan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplusdefisit, dan pembiayaan yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode yang disajikan dengan basis kas. Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya
mencakup pos-pos sebagai berikut. a
Pendapatan Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
NegaraDaerah dan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. b
Belanja Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
NegaraDaerah. Contoh belanja di sektor pemerintah antara lain belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, dan lain-lain.
c Transfer
Terdiri dari transfer masuk dan transfer ke luar. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain. Sedangkan transfer ke luar
adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana
bagi hasil oleh pemerintah daerah. d
Surplus atau deficit Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan sedangkan defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu priode pelaporan.
e Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahan negaradaerah,
dan lain-lain. f
Pengeluaran pembiayaan Contoh pengeluaran pembiayaan antara lain pemberian pinjaman kepada
pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, dan lain-lain. g
Pembiayaan neto Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah
dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. h
Sisa lebihkurang pembiayaan anggaran SILPASIKPA Adalah selisih lebihkurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
selama satu periode pelaporan. 3.
PSAP No. 03: Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran
kas selama periode tertentu. Menurut PSAK No.2 arus kas diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Sedangkan dalam laporan
arus kas dalam PSAP no. 03 diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi asset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Yang dimaksud
aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
pemerintah. Dalam menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan dua cara.
1. Metode Langsung
Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto.
2. Metode tidak Langsung
Dalam metode ini surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksitransaksi operasional nonkas, penangguhan deferral atau
pengakuan accrual penerimaan kas atau pembayaran yang lalu atau yang akan datang, serta unsur pendapatan dan belanja dalam bentuk kas
yang berkaitan dengan aktivitas investasi aset nonkeuangan dan pembiayaan.
4. PSAP No. 04: Catatan atas Laporan Keuangan
Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan
umum. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi disebabkan tidak semua informasi dapat dipahami oleh semua kalangan. Catatan
atas laporan keuangan juga harus mengungkapkan informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.
5. PSAP No. 05: Akuntansi Persediaan
Persediaan merupakan aset yang berwujud: a
barang atau perlengkapan supplies yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah;
b bahan atau perlengkapan supplies yang digunakan dalam proses
produksi;
c barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat; dan d
barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. PSAK No. 14 menyatakan bahwa persediaan
harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah the lower of cost and net realizable value. Sedangkan PSAP No. 05
menyatakan bahwa persediaan disajikan sebesar: a.
biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; b.
biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c.
nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi atau rampasan.
6. PSAP No. 06: Akuntansi Investasi
Pernyataan standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran, dan metode penilaian investasi serta pengungkapannya pada laporan keuangan.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai biaya dalam
laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh
investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Hal ini tidak berbeda dengan PSAK No. 13 tentang akuntansi untuk investasi, di
mana investasi lancer disajikan sebagai aktiva lancar dan investasi jangka panjang disajikan sebagai aktiva tak lancar.
Penilaian investasi pemerintah menggunakan empat metode, yaitu. 1.
Kepemilikan kurang dari 20 menggunakan metode biaya. 2.
Kepemilikan 20 - 50 atau kurang dari 20 tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas.
3. Kepemilikan lebih dari 50 menggunakan metode ekuitas.
4. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan. 7.
PSAP No.07: Akuntansi Aset Tetap Dalam entitas perusahaan suatu benda berwujud harus diakui sebagai
suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila besar kemungkinan probable bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang, yang berkaitan dengan aktiva tersebut, akan mengalir ke dalam perusahaan dan biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal
sebagaimana yang termaktub dalam PSAK No. 16. Dalam entitas pemerintahan untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus
berwujud dan memenuhi kriteria: a
memiliki masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan; b
biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
d diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Aset tetap diakui pada saat aset tetap diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Aset tetap
dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak dimungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar saat perolehan. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan
penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. 8.
PSAP No. 08: Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam
pengerjaan jika: 1.
besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan dating berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
2. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
3. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Dan diungkapkan pada akhir periode akuntansi.
9. PSAP No. 09: Akuntansi Kewajiban
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 dua belas bulan setelah tanggal
pelaporan. Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata
uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Apabila terdapat tunggakan maka jumlah tunggakan atas pinjaman
pemerintah harus disajikan dalam bentuk Daftar Umur aging schedule Kreditur pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian pengungkapan
kewajiban. Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada
pemakainya. 10.
PSAP No. 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode
berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian. Dalam standar ini
dinyatakan bahwa terhadap segala kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah diketahui. Karena dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai
pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode
sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
11. PSAP No. 11: Laporan keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan
konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan
periode sebelumnya. Dalam standar ini proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-
akun timbal balik reciprocal accounts. Namun demikian apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal tersebut diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
2.3. Kerangka Pikir
Laporan Keuangan Pemerintah merupakan Laporan pertanggung jawaban secara financial dalam Pemerintahan. Seperti halnya pada Laporan keuangan
sektor swasta, Laporan Keuangan Pemerintah merupakan salah satu keahlian yang