2. Keputusan pembelanjaan Financing decision
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan dana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan.
3. Kebijakan deviden Deviden policy
4. Keputusan manajemen aktiva
Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan atau penggunaan aktiva dengan efisien biasanya lebih memperhatikan manajemen
aktiva lancar kas, piutang dan persediaan.
2.2.1.3. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno 2004:4 yaitu : 1.
Meningkatkan keuntungan para pemegang saham atau pemilik. Keuntungan para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud
semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan deviden.
Oleh karena itu keuntunganpara pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses
pembuatan keputusan. 2.
Laba didapatkan dengan mengurangkan penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan keuntungan bisa
dengan menarik modal baru membeli saham baru, dan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang
bebas resiko misalnya deposito atau obligasi pemerintah. Demikian pula halnya, memaksimumkan laba per lembar saham
bukan merupakan tujuan utama, karena tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak
memperhatikan faktor resiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta tidak mempertimbangkan kemampuan
perusahaan dalam membagi deviden.
2.2.1.4. Tujuan Perusahaan Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana
sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam
bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat
untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan
itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau
memaksimalisasikan harga saham.
Aspek penting lain dari tujuan perusahaan dan tujuan manajemen keuangan adalah pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial yang
dapat dilihat dari empat segi, yaitu :
1. Jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham,
maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan
permintaan konsumen.
2. Perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi
sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan
teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan.
3. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan
keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan
merupakan aspek penting dari lingkungan luar.
4. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk
menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan
sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut. Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai
perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada
memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti
mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko
terhadap arus pendapatan perusahaan.
3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan
datang mungkin beragam.
2.2.2. Laporan Keuangan 2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan
akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan
memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang
merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertangggungjawaban stewardship
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka IAI, 2002.
Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan
ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Financial Statement laporan keuangan merupakan suatu bentuk laporan
bagi pemakai yang berisi segala informasi pencatatan dan pengikhtisaran transaksi Warren, 2005:19. Menurut Harahap 2002:117 dalam Sandy
Teguh Ariansyah 2006:9, yang dimaksud laporan keuangan adalah suatu alat dimana informasi keuangan dikumpulkan dan diproses dalam
akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam bentuk laporan
dan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Lebih lanjut menurut Gill dan Chatton 2003:2 laporan keuangan adalah sarana
utama untuk membuat laporan informasi keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan manajemen dan para karyawan dan kepada
masyarakat diluar perusahaan bank, investor, pemasok dan sebagainya. Menurut Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis”
yang diterjemahkan oleh Munawir 2000:5, laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi
kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar laba yang tak dibagikan laba yang ditahan”.
Melalui laporan keuangan itu, secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa :
1. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal
perusahaan. 2.
Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto atau kekayaan bersih modal = aktiva dikurangi
kewajiban, yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
3. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban, yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi.
5. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan
keuangan, seperti kebijaksanaan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan SAK tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan mengemukakan pengertian sebagai berikut : 1.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
2. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu media untuk menyajikan
informasi yang telah dikumpulkan dan diolah dengan akuntansi keuangan yang kemudian disusun dalam bentuk laporan neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan serta laporan laba yang tidak dibagikan atau ditahan dimana nantinya akan dikomunikasikan secara
periodik kepada pemakainya.
2.2.2.2. Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK Prosedur Standar Akuntansi Keuangan paragraf 12 mengemukakan tujuan dari laporan
keuangan adalah sebagai berikut : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi Sandy Teguh Ariansyah, 2006:10.
Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi IAI, 2002.
Bab 4 APB Accounting Principle Board statement No.4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : Tujuan
umum, yaitu menyajikan laporan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.
1. Tujuan khusus, yaitu memberikan informasi tentang kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.
2. Tujuan kualitatif, sebagai berikut :
a. Relevance : Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu
pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
b. Understandbility : Informasi yang disajikan bukan saja informasi
yang penting tetapi mudah untuk dimengerti oleh pemakainya. c.
Variability : Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain.
d. Timeliness : Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. e.
Comparability : Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama untuk semua
perusahaan. f.
Completeness : Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan layak bagi pemakai.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang, investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman kreditur, pemasok supplier,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.
Menurut Harahap, 2002:166 dalam Sandy Teguh Ariansyah 2006:12 pemakai laporan keuangan terdiri dari :
1. Pemakai langsung, terdiri dari :
a. Pemilik perusahaan
b. Kreditur
c. Pemasok
d. Manajemen
e. Fiskus pajak
f. Pegawai atau karyawan perusahaan
g. Langganan
2. Pemakai tak langsung, terdiri dari :
a. Konsultan
b. Para pesaing
c. Masyarakat umum
2.2.2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan