Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

13 Kesimpulan : a. Perbedaan grup pembanding menyebabkan munculnya perbedaan arah orientasi Self Presentational b. Arah kepribadian Self Presentational Otientations mempengaruhi kemauan untuk berprestasi c. Dengan menggunakan motivasi Self Presentational sebagai variabel moderating, arah orientasi Self Presentational tidak mempengaruhi kemauan untuk berprestasi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Belajar

2.2.1.1. Pengertian Belajar

Sumarsono 2004: 11 menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi. Menurut Slameto 2003: 2 mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku manusia adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, prestasi, persuasi dan atau genetika Anonim, 2010. 14 Iksan dan Ishak 2005: 29 mengatakan bahwa perilaku menekankan pada interaksi antara orang- orang dan bukan pada rangsangan fisik serta diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, dan ilmu dinamika sosial.

2.2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan belajar tergantung dari beberapa faktor. Slameto 2003: 54, menyatakan faktor- faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : 1. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti: a. Kesehatan b. Intelegence c. Minat d. Bakat e. Motif f. Kematangan g. Kelelahan 2. Faktor ekstern, merupakan faktor yang ada di luar individu, seperti: a. Keluarga b. Sekolah, yang meliputi: 1 Metode mengajar, 2 Kurikulum, 3 Alat pelajaran, dan sebagainya 15

2.2.1.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Belajar

Menurut Purwanto 2006 : 101 ada beberpa teori yang berkaitan dengan belajar, yaitu : 1. Teori Belajar Gesalt Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut :Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian insight merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan. 2. Teori Belajar Pavlon dan Watson Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang kontinue, yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.

2.2.2. Akuntansi

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi

Tidak ada definisi yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu banyak definisi yang diajukan oleh para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi. 16 American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut Ikhsan dan Ishak, 2005: 5. Menurut Melandy dan Aziza 2006: 9 pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi keahlian yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan laporan keuangan yang terjadi dari kejadian– kejadian, transaksi– transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu dan sesuai dengan prinsip akuntansi untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan, dengan satuan pengukuran rupiah. 17

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi

Menurut IAI 2009, 3, informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan di antaranya adalah: 1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

2.2.3. Pemahaman Akuntansi

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan 18 memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2,. Akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pengauditan 1, pengauditan 2 dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum. Melandy dan Aziza, 2006: 9

2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi

Akuntansi banyak disalahartikan, sebagai bidang studi yang banyak menggunakan angka-angka yang menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah penghitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berfikir Lusia, 2005 : 23. Tujuan Pemahaman akuntansi menurut Suwardjono 1999 dalam Lusia 2005 : 23 adalah : 1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan. 2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi. 19 3. Memotivasikan agar pengetahuan akuntansi di manfaatkan dalam praktek bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2.4. Akuntansi Keprilakuan

2.2.4.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keperilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keperilakuan dapat didefinisikan ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi Ikhsan dan Ishak, 2005 : 1.

2.2.4.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi perilaku memfokuskan pada hubungan antara manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi perilaku juga menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, moral, dan produktivitas. Akuntan perilaku percaya bahwa tujuan utama dari laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku agar dapat memotivasi tindakan yang diharapkan. Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengembalian keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4. 20

2.2.4.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Menurut Ikhsan dan Ishak 2005 : 12. Akuntansi keperilakuan mempertimbangan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi, ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi : 1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain. 2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi. 3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan. 4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data. 5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi

2.2.5. Kecerdasan Emosional

2.2.5.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal sekolah, dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar kecerdasan intelektual IQ seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, pengaruh sosial, kematangan emosional, dan lainnya yang juga harus dikembangkan Melandy dan Aziza, 2006: 5 21 Melandy, dkk, 2007: 4 memberikan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sementara itu, Anita E. Woolfolk dalam Melandy, dkk 2007: 4 mengemukan bahwa menurut teori lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu : 1 kemampuan untuk belajar; 2 keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan 3 kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal emosi maka sangat eratan kaitannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain- lain dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres Melandy, dkk., 2007: 5. Goleman dalam Melandy, dkk 2007: 4, merupakan salah seorang yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni Kecerdasan Emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient EQ Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam pengaruh dengan orang lain. 22 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari- hari.

2.2.5.2. Komponen Kecerdasan Emosional

Melandy, dkk., 2007: 6 terdapat lima dimensi atau komponen kecerdasan emosional EQ yaitu: 1. Pengenalan diri Self awareness Pengenalan diri Self awareness, artinya mengetahui keadaan dalam diri, hal yang lebih disukai, dan intuisi. Melandy dan Aziza 2006, 10 menyatakan pengenalan diri adalah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri. 2. Pengendalian diri self regulation Pengendalian diri self regulation, artinya mengelola keadaan dalam diri dan sumber daya diri sendiri. Kompetensi dimensi kedua ini adalah menahan emosi dan dorongan negatif, menjaga norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, dan terbuka terhadap ide- ide serta informasi baru. Pengendalian diri merupakan sikap hati– hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijaksanaan 23 yang terkendali. Dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan menekan emosi, setiap perasaan mempunyai nilai dan makna Melandy, dkk., 2007: 7. 3. Motivasi motivation Motivasi motivation, artinya dorongan yang membimbing atau membantu peraihan sasaran atau tujuan. Kompetensi dimensi ketiga adalah dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, dan kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. Motivasi adalah merupakan pendorong atas suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak atau melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu Melandy, dkk, 2007: 7. 4. Keterampilan sosial social skills Keterampilan sosial social skills, artinya kemahiran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building. Aziza, 2007: 7. Ketrampilan sosial ini dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan, studi dikelas membuktikan bahwa semakin erat koordinasi gerak antara dosen dan mahasiswa, semakin besar 24 perasaan bersahabat, bahagia, antusias, minat dan adanya keterbukaan etika melakukan interaksi. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa dapat belajar dengan suasana yang baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal Trisniwati dan Suryaningsum, 2003, 6. 5. Empati Menurut Melandy, dkk 2007: 8.Empati adalah merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain, sedangkan menurut Trisniwati dan Suryaningsum, 2003 : 8. Kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain, ikut serta dalam pergaulan dikarenakan kehidupan.

2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Kecerdasan Emosional EQ

Teori tentang kecerdasan emosional dikemukakan oleh Robert K Cooper dan Anyam Sawaf, mereka menawarkan model kecerdasan emosional yang di sebut dengan model 4 batu penjuru kecerdasan emosional. Dalam model ini, mereka berupaya menerjemahkan dan memindahkan kecerdasan emosional dari dunia analisis psikologis dan teori filosofis ke dalam dunia yang nyata dan praktis. Model 4 batu penjuru kecerdasan emosional meliputi : 1 emosi, 2 kebugaran emosi, 3 kedalaman emosi, 4 alkimia emosi. Dari masing-masing batu penjuru tersebut terdapat bentuk-bentuk kecerdasan praktis dan kreatif tersebut sebagai faktor dalam diri individu yang mempengaruhi untuk mendapatkan pemahaman akuntansi. 25

2.2.6. Pengaruh Pengenalan Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi

Mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat bakat alamiah yang di milikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dari beberapa cara untuk mengembangkan pengenalan diri diatas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa mengenal dirinya Melandy dan Aziza 2006: 10. Adapun teori yang mendukung adalah teori kognitif. Teori ini menekankan pada proses daripada hasil, belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. llmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya Uno, 2006: 10. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan diri berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat pengenalan diri dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.7. Pengaruh Pengendalian Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi

Pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Emosi 26 dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Kepercayaan diri mahasiswa akan mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat maka akan cenderung lebih mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah Melandy dan Aziza, 2006: 11. Dalam hal ini, teori yang mendukung adalah teori freudianisme dan psikobiolagi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri setiap inividu. Jika ego lemah, maka emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal- hal yang melanggar batas Uno, 2006: 124. Maka dari itu mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan dapat mengontrol emosinya akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan dalam perkuliahan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat pengendalian diri dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.8. Pengaruh Motivasi Terhadap Pemahaman Akuntansi

Melandy dan Aziza 2006: 12, motivasi didefinisikan sebagai keinginan desire dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak. Aziza menggambarkan motivasi sebagai dorongan dan usaha untuk 27 memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau suatu tujuan. Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan semangat dalam meningkatkan kualitas mereka. Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi. Teori yang mendukung adalah teori behavioristik. Hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku dalam hubungannya dengan lingkungan. Pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respon yang dihasilkan. Sedangkan respon yang diberikan menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku mahasiswa Uno, 2006: 9. Teori motivasi konvensional menekankan pada keinginan untuk memenuhi kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja keras. Dengan teori ini seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat di dorong oleh ada atau tidaknya imbalan yang akan diperoleh bersangkutan. Sedangakn menurut teori hierarkhi kebutuhan manusia itu diklasifikasikan ke dalam 5 hierarkhi kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiolagis, rasa aman, hubungan sosial, pengakuan, dan kebutuhan Aktualisasi diri Sutrisno, 2009: 131. Dengan adanya kebutuhan tersebut manusia akan berusaha sebaik- baiknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Begitu pula, motivasi yang tinggi untuk mengikuti pelajaran dan mendapatkan nilai yang memuaskan tentunya tingkat pemahaman terhadap apa yang diajarkan akan lebih baik pula. 28 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat motivasi dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.9. Pengaruh Ketrampilan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi

Melandy dan Aziza 2006: 12, kemampuan membina pengaruh dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berpengaruh dengan anda atau orang lain yang ingin anda hubungi. Dalam pengaruhnya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di bidang akuntansi. Teori yang mendukung adalah teori kognitif , teori ini menekankan pada ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya Uno, 2006: 10. Dengan adanya lingkungan sosial yang baik akan semakin meningkatkan perkembangan mental individu sehingga dapat menunjang dalam proses pembelajaran dan pemahaman terhadap apa yang diajarkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan sosial berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat ketrampilan sosial dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi. 29

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 87

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 2 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 93

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 27

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16