Pemasungan Perilaku kesehatan medis pada keluarga penderita skizofrenia yang dipasung.
42
bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi kesembuhan anak saya”
Hal tersebut menunjukan bahwa pasien skizofrenia bisa beraktivitas kembali, namun membutuhkan penanganan yang khusus. Namun tidak jarang beberapa
penderita skizofrenia tidak mendapatkan dukungan yang memadai. Salah satunya adalah pemasungan. Kasus pemasungan sangat banyak terjadi di Indonesia. Menurut
survei Kementerian Sosial pada 2008, dari sekitar 650 ribu penderita gangguan jiwa berat di Indonesia, sedikitnya 30 ribu dipasung. Lestari, Choiriyyah, dan Mathafi
2013 menjelaskan bahwa pemasungan berarti tanpa penanganan. Dalam kondisi tanpa penanganan dan dipasung jelas akan memperparah penderitaan pasien
skizofrenia. Penulis juga memperoleh informasi dari cerita singkat yang berkaitan dengan
permasalahan mengenai pemasungan di provinsi Bali. Permasalahan yang diceritakan oleh seorang pengurus Badan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit
Jiwa Bangli, pada tanggal 14 Agustus, 2015. Informasi ini didapatkan ketika ia melakukan kegiatan penanganan pasien skizofrenia yang dipasung:
”Saya dan teman-teman sudah menginformasikan bahwa anak mereka butuh perawatan dan pengobatan, kami juga
menjelaskan terdapat bantuan dana gratis untuk anaknya yang menderita gangguan jiwa, saya mengatakan bahwa anaknya
bisa dirawat dirumah sakit dengan gratis selama tiga bulan untuk penanganan awal, namun keluarga masih tetap
menolak dan membiarkan anaknya dipasung. Karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
penolakan yang mereka lakukan akhirnya membuat kami selalu turun kelapangan setiap dua bulan sekali untuk
pemerikasaan kesehatan pada anaknya” Kasus tersebut menjadikan perilaku kesehatan medis keluarga penting untuk
diteliti karena terdapat perilaku kesehatan yang berbeda pada keluarga yang memiliki gangguan skizofrenia yang mengalami pemasungan. Dua kasus tersebut menjelaskan
bahwa keluarga telah mengetahui bahwa penderita skizofrenia membutuhkan bantuan kesehatan dan pengobatan, namun beberapa keluarga memilih untuk
berhenti menggunakan pengobatan dan tetap memasung penderita skizofrenia. Padahal kita ketahui bahwa pada umumnya bila seseorang menderita penyakit
seharusnya mendapatkan pengobatan. World Health Organitation 2002, juga menegaskan bahwa perawatan kesehatan yang dapat diberikan keluarga pada pasien
yaitu mendampingi pasien melakukan pengobatan, memberikan dorongan yang positif, dan konsisten dalam merawat pasien. Namun berbeda dengan kasus
pemasungan yang terjadi. Keluarga telah mendapatkan informasi bahwa anaknya sakit dan membutuhkan pengobatan, namun keluarga tetap melakukan pemasungan.
Penulis berasumsi bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab keluarga tidak melanjutkan pengobatan medis dan memasung pasien. Notoatmojo
2013 menjelaskan bahwa perilaku seseorang dalam menangani penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap, sarana dan
prasarana, pengaruh yang diberikan oleh orang-orang dan budaya. Sehingga dengan mengetahui proses selama perilaku kesehatan medis
berlangsung pada keluarga pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI