Panjang Gelombang Maksimum HASIL DAN PEMBAHASAN

Layani Pransiska Nainggolan : Pengaruh Variasi Berat Asam Gelugur Garcinia Atroviridis, Griff Terhadap Penurunan Kadar Logam Pb, Cr Dan Cd pada perebusan kerang bulu anadara antiquata dari perairan belawan, 2010. LOQ = Berdasarkan hasil penentuan panjang gelombang maksimum masing-masing lampu logam yang digunakan diperoleh untuk logam timbal 283,03 nm, logam kromium 10 x SD Slope WHO, 1992 Data hasil LOD dan LOQ dapat dilihat pada Lampiran 20, Lampiran 21 dan Lampiran 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Panjang Gelombang Maksimum

Layani Pransiska Nainggolan : Pengaruh Variasi Berat Asam Gelugur Garcinia Atroviridis, Griff Terhadap Penurunan Kadar Logam Pb, Cr Dan Cd pada perebusan kerang bulu anadara antiquata dari perairan belawan, 2010. 357,54 nm dan untuk logam kadmium 228,49 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan panjang gelombang yang terdapat dalam Intruksi Manual Alat AAS Shimadzu AA-6300 yaitu untuk timbal 283,3 nm, untuk kromium 357,9 nm, dan untuk kadmium 228 nm. Hal ini berarti panjang gelombang maksimum yang diperoleh masih dapat digunakan untuk penentuan masing-masing kadar logam karena pemakaian lampu katoda berongga masing-masing logam belum melebihi 5000 jam.

4. 2 Kurva Kalibrasi Logam Pb, Cr dan Cd

Kurva kalibrasi logam Pb, Cr dan Cd diperoleh dengan cara mengukur absorbansi larutan standar masing-masing logam pada berbagai konsentrasi. Hasil pengukuran untuk ketiga logam tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah : Abs=0.0051102Conc+0.0000 r=0.9997 0,0000 0,0010 0,0020 0,0030 0,0040 0,0050 0,0060 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 Conc ppm A B S O R B A N S I Gambar 1. Kurva Kalibrasi Logam Pb yang diukur pada panjang gelombang 283,03 nm secara Spektrofotometer Serapan Atom Layani Pransiska Nainggolan : Pengaruh Variasi Berat Asam Gelugur Garcinia Atroviridis, Griff Terhadap Penurunan Kadar Logam Pb, Cr Dan Cd pada perebusan kerang bulu anadara antiquata dari perairan belawan, 2010. Gambar 2. Kurva Kalibrasi Logam Cr Yang diukur pada panjang gelombang 357,49 nm secara Spektrofotometer Serapan Atom Gambar 3. Kurva Kalibrasi Logam Cd yang diukur pada panjang gelombang 228,49 nm secara Spektrofotometer Serapan Atom Berdasarkan hasil pengukuran kurva kalibrasi untuk logam Pb pada rentang konsentrasi 0,1 mcgml sampai 1,0 mcgml diperoleh persamaan regresi Y = 0,005104X - 0,000003 dengan faktor korelasi r sebesar 0,9997. Logam Cr pada rentang konsentrasi 0,1 mcgml sampai 1,0 mcgml diperoleh persamaan regresi Y = 0,007512X – 0,00016 dengan faktor korelasi r sebesar 0,9992. Logam Cd pada rentang Abs=0.007500Conc-0.0002 r=0.9984 0,0000 0,0020 0,0040 0,0060 0,0080 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 Conc ppm A B S O R B A N S I Abs=0.048085Conc - 0.000238 r=0.9994 0,0000 0,0050 0,0100 0,0150 0,0200 0,0250 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 Conc ppm A B S O R B A N S I Layani Pransiska Nainggolan : Pengaruh Variasi Berat Asam Gelugur Garcinia Atroviridis, Griff Terhadap Penurunan Kadar Logam Pb, Cr Dan Cd pada perebusan kerang bulu anadara antiquata dari perairan belawan, 2010. konsentrasi 0,1 mcgml sampai 0,5 mcgml, persamaan regresi adalah Y = 0,048085 – 0,000238 dengan faktor korelasi r sebesar 0,9997 Berdasarkan kurva tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi r yang menunjukkan adanya hubungan yang linear antara konsentrasi dengan serapan. Koefisien korelasi r yang diperoleh dari ketiga logam dapat diterima karena memenuhi persyaratan untuk koefisien korelasi yaitu tidak boleh lebih kecil dari 0,995 Badan POM, 2003

4.3 Analisa Kadar Logam Pb, Cr dan Cd Dalam Sampel